Part 8

204 26 9
                                    

BAEKHYUN'S POV

Aku mengamati satu persatu berpuluh-puluh baju pengantin yang berderet di hadapanku.

Siang ini aku sedang mencari baju pengantin yang akan aku pakai nanti, ditemani oleh... ehm, calon ibu mertuaku.

Demi Tuhan, dia baik sekali! Aku bahkan boleh memanggilnya eomma.
"Kau mau gaun pengantin yang bagaimana, Baek?"

"Bagaimana kalau eomma saja yang memilihkan?" usulku sambil menggandeng tangannya lalu menariknya ke bagian sudut toko, tempat berbagai gaun pengantin yang paling baru berjejer rapi.

Dia tersenyum senang lalu mulai sibuk memilihkan gaun yang cocok untukku. Aku menatapnya, membayangkan betapa senangnya jika aku punya eomma.

Chanyeol beruntung sekali....

Dan saat aku memikirkannya itulah dia tiba-tiba saja muncul di hadapanku. Dia berjalan ke arah kami, membuat pikiranku mulai melantur kesana kemari.

Dia tampan sekali siang ini. Kemeja putih itu membalut pas tubuhnya yang atletis dan kacamata hitam itu... sebenarnya dia bisa terlihat setampan apa?

"Sudah selesai belum?" tanyanya setelah berhadap-hadapan dengan kami.

"Kau ini! Dasar!" gerutu eommanya.

"Aku harus membawanya sekarang, eomma!" protesnya.

"Memangnya mau kemana?" tanyaku heran.

"Kau pikir apa pendapat wartawan jika tahu aku tiba-tiba menikah? Mereka bisa berpikir bahwa aku menghamilimu. Kita akan membuat konferensi pers sekarang."

Wajahku memerah mendengar ucapannya barusan. Namja ini benar-benar tidak tahu basa-basi sepertinya.

"Channie, sopan sedikit kalau bicara!" tegur eommanya.

"Gaunnya belum dapat juga?" tanyanya tanpa mengacuhkan perkataan eommanya sedikitpun.

Aku menggeleng.

"Dasar yeoja!" gerutunya. Dan tiba-tiba saja dia sudah menarik sehelai gaun pengantin lalu menyodorkannya ke arahku.

"Suka tidak?"

"Terlalu mewah," ujarku dengan wajah semerah kepiting rebus. Apa-apaan dia?

"Tapi kau kan tahu bahwa ini bagus! Kau pikir aku tidak bisa membaca isi kepalamu?!" sergahnya lalu memberikan gaun itu ke pelayan toko.

Bagaimana dia tahu bahwa aku naksir sekali dengan gaun itu? Masa dia benar-benar bisa membaca pikiran?

"Tidak perlu dicoba dulu? tanya pelayan toko itu sambil menatap Chanyeol kagum.

Berani sekali dia!

"Aku tahu ukurannya. Bungkus saja!"

"Kau!" geramku.

"Hmmfh... kalian ini ada-ada saja!" gerutu eomma Chanyeol sambil melangkah keluar toko meninggalkan kami berdua.

"Eomma pulang dulu, Baek. Semoga konferensin persnya sukses!" serunya.

***

Aku menatap kaca dengan muram, memasrahkan wajahku dipreteli oleh tukang salon. Huh, mau konferensi pers saja harus dandan segala! Menyebalkan!

Aku melirik pakaian yang sekarang aku kenakan. Gaun terusan selutut berwarna hijau lembut. Sebenarnya menurutku sia-sia saja dia berusaha mendandaniku seperti ini, toh wajahku memang sudah tidak memadai.

Lagipula kalau dia malu dengan penampilanku mengapa tidak cari yeoja lain saja?

"Sudah selesai, agasshi!" Suara itu membuyarkan lamunanku dan seketika saja aku menatap bayangan seorang perempuan cantik yang terpantul di kaca.

Death Kiss (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang