Part 2 - Awal dari perpisahan

127 8 1
                                    

Motor Dewa sudah terparkir didepan rumah Silvi. Ia ingin menepati janji nya untuk mengajak Silvi bertemu Mama nya untuk pertama kali.

"Ayo Naik. Hari ini aku akan ajak kamu kerumah untuk ketemu mama." Ucap Dewa sambil memberikan Helm pada Silvi.

Silvi pun meraih Helm itu dan memakainya. Mereka berdua pun melaju menuju rumah Dewa.

Jantung Silvi seketika berdetak kencang ketika sampai didepan rumah Dewa. Ia bingung harus seperti apa ketika bertemu dengan Mamanya-Dewa-.

“Santai aja Sil. Mama baik kok nggak gigit.” Ucap Dewa sambil menepuk pundak Silvi.

Silvi hanya tersenyum tidak sedikitpun mengeluarkan kata-kata. Detak jantungnya semakin kencang tidak bisa dikondisikan karena ia baru pertama kali berkunjung ke rumah seseorang yang ia cintai.

Dewa segera mempersilahkan Silvi masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Dewa mengacak-ngacak rambut Silvi karna ngemas melihat ekspresi cewek yang ia cintai begitu tegang bagi Dewa itu hal yang sangat lucu.

“Kamu tunggu sini ya. Aku ambilin minum, mau minum apa?”

“Air Dingin aja.” Jawab Silvi dengan datar.

“Oke tunggu bentar ya.”

Dewa pun melangkahkan kakinya ke dapur untuk mengambilkan Silvi segelas air dingin. Tetapi Mama nya –Tina-- menahan Dewa untuk menggambil gelas.

“Ada apa ma.” Ucap Dewa dengan kening berkerut kebingungan.

“Itu cewek didepan siapa kamu?” tanya Tina dengan tatapan tajam.

“itu pacar aku ma. Aku kan sudah pernah bilang aku tidak mau dijodohkan! Aku mencintai dia ma!” ucap Dewa dengan penuh tekanan.

“Kamu jangan ngelawan. Mama sudah janji dengan sahabat mama ingin menjodohkan kamu dengan anaknya!” Bentak Tina.

“Aku nggak mau ma.”

“Mama nggak mau tau. Kamu harus putusin dia atau kamu akan mama pindahkan ke Malaysia!” Ucap Tina dengan emosi yang meluap-luap.

Dewa memilih bungkam. Tidak ada guna nya ia menolak perkataan Mamanya yang keras kepala dan egois. Yang Dewa pikirkan sekarang adalah bagaimana cara nya melepaskan Silvi, cewek yang sangat ia cintai ?.

Mamanya begitu tega menyuruhnya memutuskan hubungan yang sudah ia rajut selama 1 tahun. Dan bagaimana bisa Dewa membuka Hatinya untuk cewek lain?.

Dewa pun melanjutkan niatnya untuk mengambilkan Silvi segelas air dingin. Ia berusaha untuk tidak memperlihatkan wajah sedih dan cemas didepan Silvi.

Dewa pun mengantarkan minuman itu dengan senyuman yang dibuat-buat agar ia tetap terlihat bahagia.

Dari kejauhan ia melihat Silvi bersama Tina sedang duduk bersama di sofa ruang tamu dengan keadaan TV menyala. Wajah Tina terlihat begitu dingin dan ucapan yang ketus ketika Silvi mengajaknya untuk berbincang.

Dewa hanya melihat pemandangan itu dari jauh. Ia belum berani mendekat karena takut memperkeruh keadaan dan takut Tina akan memberitahu Silvi tentang perjodohan dirinya dengan cewek yang belum ia kenal.

“Hai tante. Kenalin aku Silvi “ ucapnya sambil menyodorkan tangannya.

“Jangan sok akrab!” Ucap Tina dengan ketus dan menepis tangan Silvi.

Seketika membuat Silvi merasa terasingkan dan memilih untuk bungkam. Silvi sangat bingung dengan pertemuan pertamanya dengan Tina yang tidak bersahabat. Mereka berdua saling diam di posisinya masing-masing yang terdengar hanya suara TV.

Beberapa saat keheningan itu hilang Dewa datang dengan membawakan segelas air dingin.

“Nih minum dulu.” Ucap Dewa sambil menyerahkan gelas itu ke Silvi dengan senyuman yang dibuat-buat.

“Makasih.” Balas Silvi dan meneguk isi gelas itu sampai habis.

“Dewa. Kok kamu mau sih pacaran sama cewek kayak dia!” celetuk Tina dengan tatapan tajam yang mengarah ke arah Silvi.

Silvi tidak menyangka kalau Mama nya Dewa sangat dingin kepadanya dan ucapan nya yang pedas membuat Silvi sakit hati.
Silvi segera bangkit dari tempat duduknya dan berlari pergi tanpa pamit. Dewa pun mengejarnya tetapi tidak berhasil karena Silvi segera naik taksi. Dewa menghela nafas berat.

“Mama keterlaluan!” ucap Dewa dengan emosi yang meluap-luap. “ Mama tega ngomong gitu didepan Silvi. Dia itu cewek baik-baik dan sedangkan cewek yang mau mama jodohkan ke aku belum tentu baik! Aku aja belum mengenal dia.”

“Tutup mulut kamu Dewa!” balas Tina tidak terima. “Cewek yang mau mama jodohkan ke kamu itu cewek baik-baik. Orang tua dia itu sahabat mama waktu SMA dulu. Jadi mama yakin dia yang terbaik buat kamu.”

“Yang terbaik buat aku tuh Cuma Silvi ma!” ucap Dewa dengan suara berat.

“Kamu nggak tau apa-apa soal itu. Pokoknya kamu harus ikutin apa kata mama! Putusin cewek nggak jelas itu.” Ucap Tina kekeh dengan pendiriannya.

“Argg..” teriak Dewa dicampuri dengan air yang terus mengalir dari mata nya.

Dewa pun memilih untuk berdiam diri dikamar meluapkan semua kesedihannya dan memikirkan apa yang akan ia lakukan untuk hubungannya dengan Silvi.

Pikiran nya pun terlintas untuk pergi dari rumah tetapi ia tidak bisa hidup mandiri dan ia segera mengurungkan pikiran itu.

Dewa memutar pikirannya untuk menemukan pintu keluar dari permasalahan ini.

Am I still in your heart? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang