Who Are You?

572 56 32
                                    

Warning!!! Typo!!!



"Jung, masih belum move on juga," tegur Yeri khawatir tiap Yoojung memasang wajah sedih dan tak bersemangat.

"Gimana mau move on kalau tiap hari ketemu dia," sungut Yoojung membuat Yeri terkekeh.

Mereka tetangga kelas, tak heran kalau Yoojung akan lebih sering bertemu dengan mantan pacarnya---Jeon Jungkook.

"Udahlah, Jung. Move on, dia aja udah punya yang baru," Yeri menepuk-nepuk punggung Yoojung agar temannya itu merasa lebih baik.

Mana bisa Yoojung move on. Jeon Jungkook adalah cowok tersempurna yang pernah ditemuinya. No!!! Yoojung akan susah untuk move on. Yoojung sudah siap-siap akan menangis saat melihat Jungkook melewati kelasnya bersama pacar terbarunya. Hati Yoojung bagai ditusuk-tusuk melihatnya.

"Kalau sampai kamu nangis maka kamu kalah Jung!"

Ya! Dan Yoojung benci kalah. Maka Yoojung tak akan menangis kali ini walau hatinya sangat sakit.

...

....

....

Yoojung pulang dari les sedikit lebih malam karena banyaknya soal yang harus ia kerjakan. Dia lebih senang berlama-lama di tempat les mengerjakan banyak soal daripada di rumah. Mendekam dalam kamar hanya membuatnya teringat Jungkook.

Jam segini biasanya dia mengobrol panjang lebar dengan Jungkook lewat telpon.

Lagi-lagi teringat Jungkook.

Yoojung memukul kepalanya yang dengan bodohnya selalu teringat Jungkook apapun yang dilakukannya.

Begitu tinggi pengaruh Jeon Jungkook bagi kehidupannya.

Brukkk!!!!

Yoojung terhuyung ke belakang saat seseorang tiba-tiba menubruknya dari arah depan saat Yoojung hendak melewati gang pintas menuju rumahnya.

Eeee

Yoojung hampir jatuh kalau saja orang yang yang menabraknya tidak menahan tubuhnya. Yoojung bisa merasakan sebuah tangan berada di pinggangnya, menahannya agar tak jatuh ke belakang.

"Hat---"

Lelaki itu tiba-tiba membungkam bibir Yoojung dengan tangan lebarnya lalu menarik Yoojung ke gang satunya. Gang gelap yang bahkan tak ingin Yoojung lihat karena aura seram dari gang itu.

Yoojung meronta, ingin melepaskan diri, namun lelaki itu mengurungnya di dinding.

"Diam," desis lelaki itu memperhatikan sekitar.

Yoojung diliputi ketakutan yang luar biasa. Dia khawatir lelaki di depannya itu adalah orang jahat yang ingin melukainya.

"Diam, aku nggak akan ngelukain kamu. Aku hanya sembunyi,"

Yoojung menggeleng, mana mungkin dia percaya begitu saja. Dikurung dalam gang gelap begini bagaimana mungkin Yoojung bisa berpikiran positif.

"Dimana dia?"

Yoojung menoleh dan melihat beberapa lelaki melewati gang tempat mereka bersembunyi. Mereka terlihat seperti preman.

"Selama kamu diam kita akan selamat."

Tenggorokan Yoojung terasa tercekat saat beberapa lelaki itu mulai mengecek di dekat mereka.

"Nggak mungkin dia jauh-jauh. Perutnya terluka."

Hah? Lelaki ini?

Yoojung menunduk, memandang perut lelaki di depannya itu. Benar saja, perut bagian kanan lelaki itu berdarah. Darahnya menetes.

A WORLD LIKE A SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang