ANGEL.

364 32 11
                                    

(Bukan bagian dari event yaa)

Tap tap tap tap
Suara ketukan dari langkah kaki bersepatu boot itu terdengar nyaring di lorong yang temaran itu.

Kaki jenjang itu melangkah dengan santainya di antara tubuh tubuh yang bergelimpangan di lantai lorong yang sedikit basah oleh hujan gerimis malam itu.

Sebuah belati  dengan darah yang masih menetes di ujungnya di tangan kiri dan pistol di tangan kanan. Celana panjang ketat berbahan latex, kaos hitam tanpa lengan dengan ujung bagian bawahnya, menggantung memperlihatkan pahatan indah di bagian perut berkulit putih mulus itu dan sweater yang terikat manis di panggul, semakin memperlihatkan bentuk sempurna sang pemilik.

Satu kata "Sexy"!!

Langkah kaki itu terus berjalan memasuki sebuah club di ujung lorong itu, begitu pintu dibuka, wajah wajah pias takut nampak disana, satu persatu keluar dari tempat itu. namun yang di takuti hanya tersenyum demikian manisnya, seolah dirinya adalah malaikat tanpa dosa.

Kemudian sang "malaikat" itu pun menaiki tangga di lantai atas, berjalan menuju sebuah kamar di ujung sebelah kiri tangga, wajahnya menyeringai, dan

DORR!!
Sebuah tembakan sukses membuka pintu yang tadinya terkunci itu.

Sang "malaikat" pun masuk, tertawa kecil melihat pemandangan di depannya. Seorang pria paruh baya bersama dua orang wanita ( yang bisa ditebaknya adalah para Jalang pengejar uang dan pemuas nafsu para bajingan seperti yang ada didepannya sekarang) dalam keadaan nyariss telanjang, meringkuk ketakutan di sudut ranjang.

Si " malaikat" mempout imut, memiringkan kepalanya menatap satu persatu mereka yang ada di depannya itu. Lalu mendekati salah satu wanita itu, jari telunjuknya menyusuri wajah cantik salah satu wanita itu.

" sayang sekali, padahal cantik" gumamnya lirih.

" larilah , jika kau bisa , cantik" katanya lagi.

Wanita itu mengambil pakaiannya dan melangkah cepat menuju pintu.

Si Malaikat menyeringai.

DORR!!

Tepat di depan pintu, sebuah peluru menembus kepala wanita itu. Menyisakan jeritan dari yang lain yang tersisa disana.

Masih dengan tersenyum manis dan memandangi ujung pistolnya. " Bagaimana Ahjussi? Tanyanya dengan suara lembut.

"Ampuni aku, ku mohon...aku akan melakukan apapun yang kau inginkan" kata pria itu, memohon sambil menangkup kedua tangannya.

Sang malaikat terkekeh " harusnya kau seperti ini dari awal, bukannya malah menyuruh orang orangmu untuk menjegalku" ucapnya sambil memainkan kukunya.

"Jadi bagaimana??" tanya nya lagi.

"I-itu di tas di atas meja , semua informasi yang kau inginkan" tunjuk pria itu. Sementara wanita di sebelahnya terus menangis ketakutan.

Membuat sang malaikat yang berjalan menuju benda yang dimaksud itu jadi mengernyitkan kening, terdiam dan

DORR!!

satu lagi peluru terlepas dan menembus dada wanita itu.

" mengganggu sekali, padahal aku sudah berniat melepaskan nya" gumamnya terdengar sedih walau jelas hanya pura pura.

Di bukanya tas yang tadi di sebut pria itu. Tak lama matanya pun berbinar seperti anak kecil yang baru di belikan mainan baru.

"Terima kasih Ahjussi" ucapnya dengan senyum manis. Kemudian berjalan menuju pintu.

A WORLD LIKE A SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang