Milk, Cookies and Sunday Morning 2

1.1K 169 8
                                    

Oke. Mungkin ini bukan kali pertamanya Jihoon berada di kamar seungcheol sendirian.

Hell. Tidak!

Dia bahkan sangat mengenal kamar ini, warna catnya, letak buku-buku ekonomi Seungcheol, meja belajarnya, stereonya, bahkan dia hafal betul berapa kali Seungcheol mengganti seprainya dalam sebulan.

Dia sudah mengunjungi rumahnya berkali-kali.

Tapi kenapa dia tetap tidak bisa merasa seperti ‘ini kamar sahabat sehidup sematimu yang kamar mandi pribadinya bisa kau gunakan kapanpun, yang kasurnya bisa kau tiduri kapanpun’. Meh!  Tidak.

Jihoon tidak bisa begitu. Sekalipun dia ingin mengobrak-ngabrik isi lemari pakaian Seungcheol. Ralat, tapi ingin sekali. hanya ingin mengetahui apa Seungcheol menyimpan sweater merah muda miliknya  karena Ya Tuhan, sweater itu menghilang sejak terakhir kali mereka menonton film bersama dua minggu yang lalu di rumah Jihoon.

Tapi apasih yang Jihoon pikirkan. Untuk apa Seungcheol menyimpan sweater yang bahkan tidak muat di badannya dan merah muda pula.

Memang lebih baik sweater itu menghilang saja.

Tidak penting seberapa hangatnya itu, atau seberapa lembutnya itu di badan Jihoon dan-

“Ji?”

“huh?”
Jihoon mengangkat kepalanya hanya untuk mendapati setoples penuh cookies coklat kismis tersodor di depan mukanya dan semug jumbo susu vanilla. apa ini waktunya acara Bernafas Seharian di Atas Tempat Tidur dimulai?

Oh tentu tidak begitu karena yang membawa makanan super favorit yang membuat ludah Jihoon memenuhi mulutnya adalah Choi Seungcheol dan sekarang dia berada di kamar Seungcheol. Tak peduli seberapa besar hasratnya untuk berbaring di kasur jumbo berseprai manchaster united dan merasakan empuknya tumpukan bantal dan guling disana.

for princess” Seungcheol berkata sambil tersenyum super menyebalkan yang pernah Jihoon kenal sambil meletakan kedua makanan pembangun hasrat tidurnya itu tepat di depan pangkuannya.

“jangan pikir aku bisa kamu suap dengan ini ya Cheol,” katanya “mana bisa Minggu pagiku kamu bayar dengan kue coklat,” yang sangat enak ini  “dan susu.” yang belum sempat kuminum pagi tadi.

“JiJi astaga aku tau aku nggak bisa membalas kebaikanmu yang sudah sudi meluangkan waktu berharga mu demi aku,”

Ugh memang tidak.

Seungcheol melanjutkan, “tapi kudengar eomma punya dua tiket Lotteworld yang eum… kamu tahu kan kalau mereka punya wahana baru,”

Tidak Ji, jangan dengarkan apapun yang dia katakan.

“mungkin kamu melewatkan iklannya di TV, atau mungkin tidak? Kuyakin itu benar-benar seru apalagi-“

“apasih maumu?” Jihoon bertanya dengan nada sedatar yang dia bisa persis seperti saat dia mendamprat mantan pacar Seungcheol di kelas 11 yang ya Tuhan ganjen sekali padanya jadi Jihoon tidak bisa menahan hasratnya untuk men turn on kan channel SarkasJi miliknya.

Dan dia berharap itu berdampak sama dengan Seungcheol.

“hanya lima soal dan kita akan ke lotte world besok sepulang sekolah bagaimana?”

Mission Failed Jihoon!

Oh tidak! Minggu paginya masih ditingkat teratas hal yang paling Jihoon tunggu-tunggu setiap minggunya.

“hey.. kamu kira aku nggak tahu jadwal latihan basketmu?” itu tidak kedengaran seperti Jihoon selalu mengikuti seungcheol di sekolah –walaupun memang kenyataannya begitu.

“selasa?”

“dan bagaimana dengan club musikku?”

“rabu?”

“dan sekali lagi kamu mau nggak mengikuti rapat OSIS? Kemarin itu sudah yang kedua kali, Cheol”

“kamis?”

“les piano”

Itu kenapa Minggu sangat berharga bagi Jihoon. Dan dia punya lebih dari 1000 cara untuk menolak ajakan Seungcheol walaupun dia sudah menonton iklan itu beberapa kali dan merengek  pada ibunya agar dia bisa tidak mengikuti les piano di hari kamis agar bisa kesana tanpa mengganggu acara Bernafas Seharian di Atas Tempat Tidur di hari Minggunya tapi tetap saja Seungcheol tidak boleh tau tentang itu.

Seuncheol membuang nafas dengan keras sambil menjatuhkan badanya agar punggungnya bisa bersandar di kaki kaki ranjangnya.

Sambil mengusap perut koko dia mamandangi langit-langit kamarnya yang putih. Otaknya membuka lagi lembaran kamus ‘Cara Jitu Membuat Lee Jihoon menjadi Jihoonie Yang Manis’ yang dia tahu kadang tidak berguna.

Dia memandangi Jihoon dari sudut matanya diam-diam. Pipinya terisi penuh susu sebelum dia menelannya dan mencomot kue coklat kismis yang tadinya akan Seungcheol simpan untuk snack selama seminggu ini tapi itu tidak penting lagi karena pemandangan di depannya ini, Jihoon yang sedang menikmati makanan seperti hidupnya lebih menyenangkan.

Melihat Jihoon membuka mulutnya untuk meggigit kue itu rasanya cukup membuat Seungcheol merasakan betapa lezatnya kue itu.

Seungcheol harus memikirkan cara bagaimana kamus itu bisa berubah menjadi ‘Cara Jitu Membuat Jihoonie jadi Milik Seungcheol’.

The Way To Get You (JiCheol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang