Jihoon tidak tahu apa yang Seungcheol pikirkan saat meminta Jihoon menemuinya di taman yang sebenarnya tidak jauh dari rumah mereka.
Tapi dengan keadaan Jihoon sekarang dia rasanya ingin uring-uringan saat Seungcheol menelpon kakaknya untuk berbicara dengannya tapi dia urungkan saat mendengar nada kekhawatiran Seungcheol yang 100% Jihoon yakini tidak dibuat-buat.
Jadi setelah perdebatan kecil antara kakaknya dan dia yang sialnya menguras banyak sekali tenaga akhirnya dengan berat hati Jihoon harus menemui Seungcheol. Bersama kakaknya.
"Bagaimana jika kamu pingsan di lift atau di tengah jalan dan tidak ada yang membawa kamu pulang, Ji?" Begitu kata kakaknya.
Jadi dengan berat hati dan berat langkah dia berjalan menemui Seungcheol tanpa mematikan sambungan telpon mereka (karena dengan suatu alasan yang aneh Seungcheol tidak mau menutup telponnya) ditemani Yoongi.
"Kenapa kau tidak pakai jaket?" Tanya Yoongi yang membuat Jihoon memutar matanya.
"Eh kenapa kamu tidak pakai jaket, ji?" Dan asal tahu saja, Seungcheol akan selalu mengulang pertanyaan yang Yoongi berikan dari ujung sana.
Sialnya kakak satu-satunya itu benar-benar menjadikan kegiatan Menggoda Jihoon sebagai hobinya.
"Harus ya kamu mengulangi semua pertanyaan Yoongi Hyung?"
Bahkan tanpa menengok Jihoon tahu kalau Yoongi diam-diam menahan tawa dengan ekspresi konyol.
"Sumpah jika kamu melakukannya lagi aku pulang dan tidak akan menemui kamu lagi."
"Jangan!"
"Jangan!"
Jihoon mengerjab sebelum menatap kakaknya. "Kenapa Hyung ini?"
"Hei apa menurutmu setelah berjalan sejauh ini akhirnya aku akan kembali ke rumah tanpa apapun? Karena aku benar-benar penasaran dengan apa yang kalian berdua lakukan jika bersama."
Jihoon kembali mengerjab.
Dia yakin Seungcheol mendengarnya, karena Yoongi tidak pernah bicara dengan halus dan perlahan. Tapi Seungcheol juga terdiam di ujung sana.
"... Kurasa ... Lebih baik jika kita ... Pulang?"
"Jangan!"
"Jangan!"
"Apa salahnya jika kamu sesekali menuruti kemauan Yoongi Hyung, Ji?"
Tentu saja salah karena Yoongi tidak masuk akal. Memang apa yang dia pikir bisa mereka lakukan?
Mereka hanya .... Teman.
###
"Cheol, aku serius kamu dimana?" Jihoon clingukan saat tidak mendapati Seungcheol dimanapun Disekitar taman.
Apalagi Seungcheol hanya menjawabnya dengan kekehan di ujung sana.
"Seung-" sebelum Jihoon sempat menyelesaikan seribu satu umpatan untuk Seungcheol, Yoongi merebut telpon yang notabene miliknya.
"Berhentilah bermain-main kalau tidak berhentilah mendekati adikku, Choi!" Katanya dengan nada seserius mungkin, bahkan dia mengabaikan pukulan Jihoon -yang tidak bisa dibilang main-main, di lengannya.
".... Ugh... Oke Hyung. Maaf. Bisakah kau .
.. berikan ... telponnya kembali ke Jihoon?""Ak-" sekarang sebelum Yoongi menyelesaikan seribu satu ancaman mematikan untuk Seungcheol, Jihoon sudah merebutnya.
"Sudah, cepat beritahu!"
"Di depanmu Ji, sungguh."
Jihoon memandangi sekitarnya. Hanya ada pohon rindang di depannya. Apa Seungcheol benar-benar ingin bermain-main dengannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way To Get You (JiCheol)
FanfictionSeungcheol dengan cara apapun harus memikirkan cara bagaimana kamus 'Cara Jitu Membuat Lee Jihoon Menjadi Jihoonie yang Manis' berubah menjadi 'Cara Jitu Membuat Jihoonie Menjadi Milik Seungcheol' dalam otaknya.