Ini sudah 2 hari Jungkook tidak dapat menghubungi Tzu-yu. Tentu saja dia kecewa dia butuh penjelasan bukan di diamkan tak ada kabar seperti ini.Suasana kantor Jungkook juga semakin parah. Tidak ada sektretaris Yoona lagi. Jadwal Jungkook berantakan
Akhirnya sang kakek memerintahkan pak Choi untuk menggantikan posisi sektretaris Yoona sementara sampai mendapat penggantinya
"Tuan muda Jungkook. Jangan seperti ini. Kau juga membuat cemas tuan besar" ujar pak Choi
Jungkook mendengarnya tapi dia hanya fokus pada dokumen yang tidak ada niat sedikit pun dia sentuh.
"Ini sudah ku pelajari semua. Ada beberapa yang harus di perbaiki. Dan yang sudah ku ACC segara di tindaklanjuti" ujar Jungkook
Pak Choi menganggukkan kepalanya. Lalu membawa dokumen itu keluar untuk disampaikan ke bawahan Jungkook lainnya
"Ah...." Keluh Jungkook dia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi besar itu. Sedikit melonggarkan dasinya yang seakan mencekik lehernya.
"Kau dimana Tzu-yu??" Gumamnya matanya terpejam dan tangan kanannya memijat pelan dahinya.. kepalanya terasa sakit sekali.
---
"Kau mendengarku kan Yeri??"
Yeri menyadarkan dirinya. Saat ini dia berada di ruang bos nya mingyu
"Apa yang kau katakan? Kau gila??" Yeri menggelengkan kepalanya tidak percaya yang baru saja dia dengar
Yeri ayo kita menikah ... Aku tidak bisa bertunangan dengan orang yang tidak aku cintai. Aku mencintaimu Yeri..
"Ayolah Yeri... Apa yang tidak ku lakukan untuk mu"
"Maksudmu??"
"Apa yang sudah ku lakukan selama ini untuk mu... Apa kau lupa??"
"Mingyu... Ternyata kau??" Yeri menggelengkan tidak percaya "Aku bersyukur karena kau memperkerjakan ku saat aku bukan lah lulusan universitas. Aku pikir kau tulus menolong ku. Ternyata..... Kau anggap aku berhutang Budi padamu gitu??" Sambung Yeri
"Aish... Jinjja..."mingyu mengerang frustasi. Yeri yakin teriakkan akan terdengar sampai di luar ruangan
"Maaf mingyu... Aku tidak merasa berhutang Budi padamu. Karena memang aku bekerja padamu. Aku bekerja pada perusahaan ini. Jadi tolong jangan katakan jika aku berhutang Budi padamu. Ternyata aku salah mengartikan kebaikkan mu. Ku pikir kau bos yang baik, teman yang tulus. Ternyata salah.. " Yeri kecewa tentu saja dia lantas berdiri dan menatap mingyu kecewa
"Terima kasih atas kebaikkanmu. Maaf aku tidak bisa membalasnya jika kau mengharapkan hal yang lebih. Aku memundurkan diri dari perusahaan ini" ucap Yeri sambil membungkukkkan tubuhnya memberikan hormat kepada bosnya untuk yang terakhir.
---
Yeri mengacuhkan tatapan para karyawan yang menatapnya penasaran. Pandangan mereka tidak bisa lepas dari Yeri yang sedang merapikan meja kerjanya.
"Yeri... Kau benar pergi??" Ucap Sera
"Iyah... Terima kasih sudah menjadi rekan kerja ku yang baik" ucap Yeri menyunggingkan senyumnya
"Kenapa??"
"Maaf Sera.. aku tidak bisa memberitahumu.. ku harap kita tetap berteman jika nanti kita bertemu ya" ucap Yeri dia membawa kotak yang berisikan barang-barangnya
"Aku pergi.. sampai jumpa..." Sambung Yeri sebelum dia benar-benar pergi.
Yah... Yeri tidak lagi bekerja di kantor mingyu mulai hari ini dan seterusnya
---
Ini hari pertama Yeri tidak masuk kerja. Dia harus segera mencari kerja agar tetap bertahan hidup.
Dia pun bertekad untuk mengelilingi Seoul hari ini dengan CV di tangannya dan beberapa tempat yang sudah dia ketahui sedang mencari karyawan atau pekerja.
"Maaf kantor kami baru saja merekrut pegawai"
"Nde.. kamsahamida.."
Yeri sudah mendatangi berapa tempat entah itu di perusahaan, di cafe bahkan dia juga sudah mencoba melamar kerja di supermarket dan toserba.
"Ya Tuhan... Semakin susah saja mencari kerja apalagi dengan aku yang hanya lulusan SMA" keluh Yeri dia menyeka beberapa butir keringat yang berada di dahi nya
Tin..tin...
Yeri menoleh saat sebuah mobil berhenti didepanya. Tidak ada siapa-siapa di halte itu hanya dia.
Pemilik mobil itupun membuka kacanya.
"Yeri...."
"Oh... Kakek??" Yeri kemudian menghampiri kakek yang duduk di kursi belakang
"Apa yang kau lakukan??" Tanya sang kakek
"Em.. menunggu bus" ucap Yeri tentu saja dia di halte dan pastinya sedang nunggu bus
"Ayo ikut kakek"
"Kemana kek??"
"Kerumah kakek..."
Untuk apa?? Batin Yeri
"Ayolah yeri... Kakek hanya ingin berterima kasih karena kau telah menolong kakek"
"Kakek... Saya benar-benar tulus menolong kakek waktu itu. Lagian... Saya hanya mengantar dan tidak melakukan apapun. Jadi kakek tidak perlu merasa berhutang Budi" ucap Yeri sopan
"Tapi kalau kakek ingin mangajakmu makan siang kau maukan? Ayolah... Jangan membuat kakek merasa tidak berterima kasih kepadamu"
Yeri pun menurut dia pun masuk dan duduk di samping supir kakek itu.
"Apa yang kau bawa itu??" Tanya sang kakek di perjalanan
"Oh... Ini... Ini CV ku kek" balas Yeri menunjukkan amplop coklat besar itu
"Kau tadi habis melamar kerja??"
Yeri mengangguk "iya kek.. aku baru saja resign dari tempat kerja ku yang lama" sambung Yeri
"Memangnya apa perkejaan mu yang lama??"
"Aku bekerja di salah satu perusahaan properti dan menjadi sekretaris disana"
"Jadi kau sekarang sudah mendapat pekerjaan baru??"
"Belum kek. Lagian tidak ada yang mau mempekerjakan ku karena aku cuman lulusan SMA. Aku bisa bekerja di perusahaan sebelumnya karena bosnya adalah teman SMA ku" jelas Yeri
"Bukan berarti kau lulusan SMA kau tidak bisa bekerja menjadi sekretaris. Jangan merendahkan dirimu Yeri..."
"Terima kasih kakek..."
"Yeri.. perusahaan kakek juga sedang membutuhkan sektretaris... Kakek bisa langsung menerima mu jika kau setuju.."
-
To be continue...
See you....
💜
KAMU SEDANG MEMBACA
[01] DON'T HATE ME JUNG [JUNGRI]
FanfictionYeri bisa saja menolak ajakan kakek Jungkook untuk menjodohkannya pada Jungkook tapi... Yeri tidak bisa.. egonya terlalu keras sehingga menerima perjodohan itu namun ternyata hal ini malah membuatnya di benci oleh Jungkook Jungkook tidak mencint...