Two

47 6 0
                                    

Pict: Riko Maulana Iqbal                            🌼🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pict: Riko Maulana Iqbal
                            🌼🌼🌼

    Dikamar mandi, Arve sedang memikirkan bagaimana caranya dia bisa pergi dari sini. Jika dia pamit kepada Ataya pasti dia tidak akan mengizinkan Arve pergi. Apa Arve pergi secara diam-diam saja? Itu lebih baik dari pada pamit dengan Ataya dan gebetannya-Riko-.
    Kalau Ataya besok marah? Itu urusan nanti lah, yang penting dia bisa pergi hari ini juga. Sebetulnya dia ingin ke fans meet Seventeen hari ini, tapi dia tidak bilang pada Ataya, dan hanya mengatakan ingin ke Gramedia. Dia pasti akan ngomel karena Arve lebih mementingkan biasnya dari pada sahabatnya. Mau bagaimana lagi, dia tidak bisa selalu bertemu dengan Seventeen, jika ada kesempatan bertemu, kenapa dia harus menyia-nyiakannya? Bertemu Ataya kan bisa setiap hari, mereka satu sekolah. 

'Oke lupakan dulu itu, sekarang aku harus keluar dari sini. Wonwoo dan Vernon oppa pasti sedang menungguku.'

Arve menggerai rambut dan melepas jaketnya. Ini adalah penyamaran yang paling mudah untuk kabur dari Ataya. Sekarang pasti Ataya sedang sibuk dengan gebetannya, jadi dia juga pasti lupa dengan Arve. Setelah penyamaran dadakannya siap, dia segera keluar dari kamar mandi.

'Benar kan aku bilang, dia pasti sedang sibuk dengan gebetannya itu. Pasti dia juga lupa dengan ku. Lihatlah cara dia tertawa, tanpa rasa canggung, seolah mereka sudah lama kenal padahal mereka baru bertemu hari ini. Mungkin nanti dia juga tidak sadar jika aku sudah pergi dari kafe ini. Biarlah. Terlambat kau menyadarinya Ataya, aku sudah bertemu dengan Wonwoo dan Vernon oppa saat kau mencariku, hehehe' , batin Arve saat melihat Ataya dan gebetannya itu bersendau gurau dan terlihat mereka sangat bahagia. Kebahagian itu terpancar dari wajah Ataya, mungkin Ataya akan segera jadian dengan gebetannya itu, dan Arve akan menjadi yang pertama meminta pajak jadian mereka.

Arve keluar kafe dengan selamat, sekarang dia harus segera ke plaza tempat dimana diadakannya fans meet itu. Taksi online yang di pesan Arve sudah sampai dan tadi supir bilang mobilnya menunggu di bawah pohon, sekarang Arve sedang menuju mobil di bawah pohon.

"Yuk pak, maaf buat nunggu ya pak, ada sedikit masalah tadi" kata Arve begitu dia duduk di kursi belakang.

"Eh?"

"Ayo pak, cepet!  Saya nggak mau membuat pacar-pacar saya menunggu lama. Jalan sekarang pak" Arve kembali berkata karena mobil yang ditumpanginya tidak bergerak sama sekali.

"Ah, ke- kemana ya mbak?" tanya sang supir kepada Arve yang sibuk bermain handphone.

"Duh pak, masa nggak lihat di hpnya sih?  Disitu kan ada tujuannya. Saya mau ke Plaza Baru. Masa saya harus bilang lagi?  Jalan sekarang pak, sudah telat ini saya"

"Iya mbak"

Mobil yang di tumpangi Arve dan "supir" berjalan membelah padat nya lalu lintas siang ini. Untung saja sekarang tidak terlalu macet, jadi Arve bisa datang ke fans meet lebih cepat. Saat, mobil yang ditumpangi Arve sampai di Palaza Baru dengan cepat Arve turun dari mobil.
"Ini ya pak, bayarannya. Kembaliannya bapak ambil aja, makasih ya pak udah nganter saya. Walau agak terlambat, saya pasti kasih bintang 5 ke bapak. Saya keluar dulu ya pak" setelah membayar uang taksi dengan melebihkan uang sedikit, Arve langsung berlari ke lantai 4 dimana fans meet diadakan.
Saat Arve didalam lift, handphonenya berbunyi, dan Arve segera mengangkatnya dan melihat nomor yang tidak dia kenal.

Oppa! When we meetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang