Five

33 6 0
                                    

Matahari tampaknya sangat senang hari ini, sinar nya terasa hangat menerpa kulit. Diiringi dengan kicauan burung di pagi hari, serta suasana yang masih sejuk, membuat siapa saja merasa senang.

Seperti yang dirasakan oleh pria bernama Ki Young Jae. Pria dengan sifat murah senyum ini sangat menikmati pagi harinya. Berangkat sekolah tepat pukul 06.00 WIB itu adalah kebiasaan paginya, dan sesampainya ia disekolah dia akan membaca buku pelajaran sambil menunggu teman-teman nya berangkat.

"Oy..Kebiasaan masuk pagi, rajin banget pak. Tadi bantuin Pak Yono bersih-bersih lapangan ya? Hahaha" suara kebrakan meja disusul suara Junwoo mengembalikan fokus Young Jae dari buku ke dunia nyata.

"Apaan sih lo. Ini ngapain berangkat pagi? Nggak biasanya lo bisa bangun pagi. Pasti ada sesuatu kan lo? "

"Si bapak, tahu aja. Iya nih, semalem gue belum buat pr matematika, gue nyontek dong. Biasa lah" sambil menaik-turunkan alisnya Junwoo merayu Young Jae untuk memberikan contekan padanya.

"Kebiasaan... Nih. Besok-besok buat dulu dirumah, nanti kalo lo nggak paham tanya ke gue, gue pasti bantu lo kok" setelah mengambil buku matematika dari dalam tas, segera ia berikan pada Junwoo.

"Ada lo kan yang bisa gue conteki, kenapa gue harus belajar? " katanya sambil menyalin jawaban.

"Ya kalo gitu terus lo nggak akan belajar-belajar. Besok kalo ada pr lo kerjain dulu baru setelah itu gue contekin lo"

"Iya iya.. Udah jangan berisik, gue butuh konsentrasi buat nyalin nih tugas." setelah Junwoo mengatakan itu, suasana menjadi sunyi, Young Jae memutuskan kembali membaca buku paket IPA nya.

                           🌼🌼🌼
  
Pagi ini Arve berangkat sekolah seperti biasa. Naik ojek online. Sebelum berangkat ia sempatkan memanggang roti serta menggoreng telur.
  Sampai di sekolah Arve berjalan tanang. Seperti biasa dengan perasaan mengantuk yang mendominasi. 
"Arve!! " teriak seorang yang Arve kenal dari arah gerbang. Dan benar saja, suara itu berasal dari Ataya yang berjalan cepat menuju arah Arve yang ada di koridor. 
"Apaan sih Ta, teriak-teriak?"
"Tahu nggak--"
Arve langsung memotong suara Ataya, "Nggak. "
"Ih kan aku belum ngomong."
"Ya makanya buruan, mau ngomong aja pake intro dulu. Sambil jalan ya? Ngantuk nih"
"Iya," sesampainya di kelas Ataya langsung melanjutkan pembicaraan "Kemarin aku seneng banget. Riko nyambung aku ajak ngomong ngalor-ngidul. Jadi waktu aku tahu kamu nggak kembali ya kamu tak lupain"

"Tahu kok. Waktu aku kabur diem-diem aja kamu nggak nyariin sibuk sama gebetan."

"Heheh, habis kamu sih ninggalin gitu aja. Ya aku asik sama Riko aja. Kemana aja sih kemarin? "

Arve bingung mau jawab apa, jika dia menjawab jujur, ia takut jika Ataya marah. Bukan karena takut pada Atayanya, tapi takut dengan hal memalukan yang akan terjadi. Seperti pernah kejadian saat Arve menyembunyikan sesuatu pada Ataya dan dia tahu, Ataya langsung membuat drama dengan menangis lebay sambil adegan receh lainnya.  Misalnya teriak bahwa Arve tidak sayang padanya. Hell siapa yang tidak sayang pada sahabatnya sendiri?. Tapi ya itu adalah pelajaran buat Arve agar dia tidak menyimpan rahasia juga membuka rahasia pada Ataya. "Kemarin papa telfon aku di suruh jaga rumah." jawab Arve dengan tergagap.

Dan untungnya Ataya tidak mencurigainya berbohong. Dia masih terbanyang dengan uropianya dengan Riko kemarin. 
___

Saat jam pelajaran berakhir ditandai dengan berbunyinya jam istirahat, Ataya langsung menyeret Arve ke kantin. Dia masih ingin melanjutkan ceritanya kemarin tentang kebersamaan nya dengan Riko, dan Arve sangat tidak ingin mendengar cerita itu. Bukan karena dia cemburu dengan kebahagiaan Ataya juga bukan karena dia menyukai Riko. Hanya saja dia sedang malas mendengar cerita drama yang dilebih-lebihkan oleh Ataya

  Setelah memesan dua mangkuk soto serta es teh untuk Ataya dan segelas air putih dingin untuk Arve, mereka segera mencari meka kosong dan menduduki nya. Suasana kantin cukup ramai maklum istirahat pertama namun beberapa bangku masih kosong untuk diduduki.

  Dari arah pintu kantin terlihat dua pria yang asik mengobrol sambil berjalan bersisian. Junwoo asik mengobrol dengan Young Jae sehingga tidak menyadari bahwa Arve akan berdiri. Dan terjadilah kecelakaan. Arve yang akan berdiri untuk meminta irisan jeruk menyundul Junwoo di belakangnya.
"Hati-hati dong kalo berdiri, " Junwoo merasa kesal lantaran kakinya terinjak kaki Arve.
"Maaf, nggak sengaja" setelah berkata demikian Arve langsung menuju kedai soto untuk meminta irisan jeruk nipis.
"Maafin temen gue ya, dia nggak sengaja" Ataya menyampaikan maaf karena tak enak hati dengan Junwoo. Memang Arve telah meminta maaf tetapi sikap nya itu lo, kelihatan nggak ikhlasnya.
"Iya udah nggak papa kok kaki gue. " jawab Junwoo sudah mulai tenang.

Arve kembali ke meja itu-dan Junwoo serta Young Jae masih setia disana- sambil membawa makuk kecil berisi potongan jeruk nipis. Tanpa basa-basi Arve segera duduk dan menyantap soto sebelum memberi pandangan kepada Junwoo seolah berkata 'minggir'.

"Kita boleh duduk disini nggak? " Junwoo mulai kembali dengan sikap seperti biasanya.
"Boleh. Anggap aja sebagai permintaan maaf kami" setelah Ataya mengijinkan mereka duduk segera Junwoo serta Young Jae menduduki kursi yang kosong dengan Young Jae di samping Arve dan Junwoo di samping Ataya. Junwoo dan Ataya sudah mengobrol melupakan Young Jae yang terdiam dengan pikirannya serta Arve yang sibuk menyantap soto. "Kita pernah ketemu kan? " tanya Young Jae kepada Arve.

Arve yang merasa pertanyaan itu untuknya segera menengok ke arah Young Jae. "Nggak" jawab nya pendek.

"Masa sih? Kayaknya kita pernah ketemu deh. Coba diinget-inget lagi " entah itu bujukan, rayuan atau paksaan yang Young Jae katakan pada Arve, yang pasti ia merasa tak nyaman dengan sikap dan nada bicara pria di sebelahnya itu.

"Dibilang nggak ya berarti nggak. Kita nggak pernah ketemu dan saya nggak kenal Anda, bagaimana bisa kita bertemu? "

"Masa udah lupa?  Kemarin kita baru aja ketemu. Taksi. Masa lupa sih? "

"Apaan sih. Kita nggak pernah ketemu, berapa kali lagi harus saya katakan agar Anda mengerti? Nggak bisa bahasa Indonesia ya? Dari tadi nggak paham-paham. Apanya yang taksi? Nggak jelas. Ta, udah yuk ke kelas. Nggak nyaman aku disini. " Arve segera menarik tangan Ataya dan membawanya menuju kelas.

Setelah kepergian mereka berdua, Junwoo mulai bertanya pada Young Jae. "Lo kenal cewek tadi? "

"Nggak. Cuma pernah ketemu aja. "

"Dimana? Kasih tahu dong! "

"Nggak di mana-mana, udah yuk masuk kelas, bentar lagi bel. " Young Jae segera meninggalkan Junwoo.

"Lho kok masuk? Gue belum kenyang, belum makan apa apa malah. Tunggu Ki, gue beli ciki dulu".

                             🌼🌼🌼

To be continued

Publish in 13 March 2018

Publish in 13 March 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kantin sekolah.

Oppa! When we meetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang