Malam ini, Jakarta diguyur hujan. Walaupun hanya sebentar, tetapi hawa dingin terasa menusuk kulit.
Tidak peduli bagaimana hawa yang dingin dan jalanan yang licin. Lelaki ini terus melajukan motornya membelah kota Jakarta.
Kini, lelaki itu telah sampai ditempat yang Ia tuju. Ruangan yang dicat putih serta aroma obat-obatan adalah ciri khas dari tempat ini. Ya, lelaki ini sekarang berada di rumah sakit.
Ia mengunjugi salah satu ruangan yang disana terbaring seorang wanita yang paling Ia sayangi. Tubuhnya terbaring kaku. Matanya terpejam seakan tidak ingin terbuka. Tubuhnya dipenuhi alat-alat medis.
“Halo, Ma.” Sapa lelaki itu setelah Ia duduk di bangku samping ranjang tersebut.
“Setiap hari aku ke sini Mama kenapa gak pernah buka mata.” Ucapnya lirih dengan tangan wanita yang merupakan ibunya digenggam olehnya.
“Aku kangen sama mama. Aku tahu mama dengar setiap pembicaraan aku. Tapi, kenapa mama gak pernah bangun.”
Hening sesaat, hanya terdengar bunyi dari monitor yang mengatur jantung wanita itu.
“Oh iya, ma. Hari ini dimana tepat dua tahun aku pisah sama dia. Dan tepat di dua tahun ini aku dipertemukan kembali dengan dia. Aku gak yakin kalo dia masih ingat sama aku. Dan aku juga gak yakin aku bisa seakrab dulu sama dia.”
Lelaki itu menceritakan bagaimana kejadian hari ini yang dialaminya. Memang, semenjak satu tahun yang lalu, berkunjung ke rumah sakit merupakan hal yang rutin Ia lakukan.
Karena dengan mencurahkan semua yang Ia rasakan terasa lebih ringan kepada mamanya. Walaupun, mungkin orang lain akan berpikir Ia orang gila berbicara sendiri dengan seseorang yang tidak merespon percakapan kita.
Tapi, dirinya yakin bahwa hanya mata mamanya saja yang terpejam. Tapi sebenarnya mamanya mendengar semua cerita lelaki itu.
“Semua dunia aku udah berubah semenjak dua tahun lalu. Dan susah untuk kembali semua. Seandainya mama gak terbaring disini. Dan papa gak melakukan hal itu sama mama. Mungkin sekarang hidup aku akan penuh dengan warna seperti dulu. Tapi, semuanya terasa hitam putih sekarang.”
“Semoga mama cepat sadar. Biar aku gak sendirian lagi. Aku pamit ya, ma.” Pamit lelaki itu kemudian berjalan keluar dari ruangan tersebut.
********
“Dari mana saja kamu?” Tanya seorang pria yang sedang duduk di sofa bersama seorang perempuan yang umurnya cukup jauh dengan pria tersebut.
“Bukan urusan papa.” Jawab lelaki itu kepada pria tadi yang merupakan papanya.
Tanpa menghiraukan tatapan tajam dari papanya. Lelaki itu terus berjalan melewati kedua orang tersebut.
“Vanno.” Panggil papanya kepada anaknya.
Tetapi anaknya tersebut tetap tidak menghiraukannya. Yang terpenting bagi lelaki itu sekarang adalah Ia mengistirahatkan tubuhnya untuk menghilangkan segala penatnya hari ini.
“Vanno.” Panggil pria itu sekali lagi.
Dan lagi-lagi anaknya itu tidak menoleh.
“Sampai kapan kamu seperti ini dengan papa?” Tanya pria itu dengan nada yang sedikit tinggi.
Mendengar pertanyaan dari papanya. Ia pun akhirnya mau menoleh. Dan mengarahkan tatapan yang cukup tajam kepada papanya.
“Sampai papa bisa mengembalikan semuanya seperti dulu.” Jawab lelaki itu.
Jawaban tersebut membuat papanya diam membisu. Dan juga merasa menyesal dengan semua yang ada. Karena baginya semua ini karena ulah dirinya. Dan percuma juga jika papanya itu ingin kembali seperti semula. Waktu tidak bisa kembali mengulang kejadian yang telah terjadi.
Kini lelaki itu berada dikamarnya. Setelah berganti pakaian, Ia merebahkan dirinya di kasur. Sambil memandangi langit-langit kamarnya. Ia pun memikirkan perempuan yang sejak dulu selalu memenuhi hati dan pikirannya.
Kini perempuan itu kembali ke dalam hidupnya. Di hidupnya yang baru. Tidak lagi berwarna. Melainkan hitam dan putih.
Bahkan karena perubahannya itulah dirinya merasa tidak bisa lagi untuk berdekatan dengan perempuan itu. Menurutnya, rasa yang dulu ada masih tetap ada hingga saat ini. Ada kemungkinan juga dirinya akan kembali berdekatan dengan perempuan itu disaat yang tempat.Tetapi, semuanya Ia serahkan kepada takdir. Takdir yang akan menjawab semua pikiran yang berkecamuk dalam dirinya sekarang. Tidak ada yang lain. Dan memang hanya takdir.
-LYORA-
°°°°°°°°°°°°°°°°°
Kalau ada salah kata atau kalimat, mohon dimaafkan ya. Karena diriku yang masih penulis baru dan masih harus banyak belajar.
Simak terus kelanjutan ceritanya sampai akhir
Selamat membaca😀
Jangan lupa vote and comment
😊Terima kasih😊Jakarta, 09 Desember 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding You're Love
Teen Fiction"Mengapa kamu terlalu dingin? Rasanya aku sangat sulit untuk menghangatkan hatimu. Padahal aku ingin sekali 'kembali' mengenal duniamu." -Lyora Moza Alsava "Tanpa sadar kamu sudah menghangatkan hatiku. Kamu sudah masuk 'kembali' kedalam duniaku. Ke...