03. Perkenalan

5.1K 501 3
                                    

Akhirnya Wendy melangkah maju. Ia berdiri di depan para pegawai yang pasti sudah lebih berpengalaman dibandingkan dirinya. Ia juga yakin beberapa dari mereka memiliki pemikiran yang buruk seperti menganggapnya sepele karena dirinya adalah seorang mahasiswi magang. Namun Wendy berusaha untuk tidak menghiraukan itu dan ia mulai berbicara.

"Annyeong hasimnikka. Nama saya Son Seung Wan, lebih mudah lagi dengan Wendy. Saya seorang mahasiswi magang dari Universitas Negeri Seoul dan pada kesempatan kali ini saya akan mengerahkan kemampuan dan semangat saya untuk bekerja sebagai sekretaris CEO. Terima kasih." Kata Wendy lalu mengakhirinya dengan membungkuk.

Terlihat beberapa pegawai mulai berbicara pelan-pelan terhadap pegawai lainnya. Itu membuat Wendy tidak nyaman, tapi sekali lagi, ia akan berusaha tidak memedulikan pandangan orang yang tidak mengenalnya terhadap dirinya. Bagi Wendy, itu hanya akan menghambat langkahnya untuk maju.

Kemudian Wendy kembali ke tempat duduknya, sedangkan Pak Kim kembali berdiri di depan para pegawai dan menutup acara singkat ini. Semuanya kembali ke tempat bekerja mereka masing-masing. Namun tidak dengan Wendy. Pak Kim dan Wendy sudah berada di dalam lift menuju lantai 40. 

"Wendy-ssi, kamu pasti mengerti kalau terdapat beberapa pegawai yang mungkin meremehkanmu, kan?" Tanya Pak Kim ketika dua pegawai lainnya keluar dari lift dan hanya tersisa Wendy bersama dengan Pak Kim. 

Wendy pun mengangguk. "Iya, Pak. Tapi saya tidak mengambil pusing dengan itu. Yang saya yakini adalah saya akan bekerja sesuai dengan kemampuan saya dan juga belajar untuk menjadi lebih baik lagi." Ucap Wendy.

"Bagus, Wendy-ssi. Semoga saja kamu bisa bertahan lama di perusahaan ini dan tetap berpegang teguh dengan pendirian kamu." Kata Pak Kim dengan anggukan. Ia merapihkan dasinya saat pintu lift terbuka di lantai 40, kemudian keluar dari lift dengan senyuman yang tidak Wendy mengerti. 

"Wendy-ssi, tolong tunggu di luar sementara, eoh?" Kata Pak Kim dan Wendy mengangguk sedangkan Pak Kim langsung memasuki ruangan berpintu cokelat itu. 

Mata Wendy menatap sekeliling. Saat keluar dari lift, tidak terdapat ruangan apapun selain ruangan yang Pak Kim masuki. 

///

Pak Kim memasuki ruangan dengan santai dan menutup pintu. Ia menghela nafasnya ketika melihat seorang laki-laki dengan headphone di telinganya.

"Yoon Gi-ya, neo wae geurae? Sekretarismu sudah mengenalkan dirinya di depan para pegawai, harusnya kau juga ada disana." Kata Pak Kim. Ia mendekati meja kerja seorang CEO perusahaan besar tersebut.

"Aku tidak mau kesana."

"Sebentar lagi aku harus berangkat ke China jadi tidak bisa lagi menghubungkanmu dengan sekretarismu seperti yang dulu-dulu." Jelas Pak Kim. "Sebagai seorang CEO, kau harus peduli dan mengenal pegawai-pegawaimu agar kau tahu, yang mana yang bisa kau percaya, dengan begitu mereka juga bisa mengenalmu."

"Aku tidak meminta agar aku menjadi seorang CEO seperti ini kan?"

Pak Kim kehabisan kata-kata untuk berdebat dengan Yoon Gi lagi. Hanya dengan satu kalimat yang Yoon Gi lontarkan dan tatapan matanya, ia menarik nafas dan menghembuskannya lagi.

"Kali ini kau harus bertemu." 

Yoon Gi masih diam. Ia menatap Pak Kim datar.

"Jangan lagi menyebalkan. Awas kau, ya!" Kata Pak Kim.

"Okey."

Jawaban Yoon Gi membuat Pak Kim menghela nafasnya lega. Pak Kim pun keluar dari ruangan tersebut, tapi memasuki ruangan itu lagi. Membuat Yoon Gi maupun Wendy bingung.

CEO's RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang