((Author pov))
Meski hujan sudah mulai reda, tapi masih saja rintik-rintiknya yang cukup untuk membasahi sekujur badan. Mereka memutuskan untuk segera bergegas dan mengenakan jas hujan. Sebelum pemberangkatan pendakian, semuanya melakukan doa bersama.
Perjalanan menuju pos-1 memang lumayan jauh. Sesempat mungkin mereka beristirahat sejenak, karna kebanyakan dari mereka adalah pemula. Setiba di pos, mereka beristirahat disebuah gubuk kecil dan ada pendaki lainnya. Sesekali Rini menatap langit yang masih mendung dan sangat menikmati dinginnya suasana perbukitan ditemani burung camar yang berterbangan bebas kesana-kemari. Juga semilir angin menyapa lembut membawa potongan daun kering dari atas pepohonan. Juga daun-daun kecil yang jatuh dikepala Rini. Rini hendak mengambil botol minum disamping tas ransel yang masih digendongnya itu. Dengan kesusahan tiba-tiba ada yang meraih tangannya hingga membuat Rini terkejut.
"Biar aku ambilkan!" Ucap Jo sambil meraih tangan Rini dan mengambilkan botol air minum itu.
"Oh iya! Terimakasih" Ucap Rini dan meraih botol air minum dari tangan Jo tanpa melihat wajah johan sekalipun.
Johan hanya melihat Rini yang sedang asyik meminum air yang hampir habis setengah botol itu.
"Capek ya?" Tanya Jo menatap tajam kearah Rini.
Rini hanya menggelengkan kepala sambil menutup tutup botol air minumnya."Lepas saja dulu ranselmu, kita masih lama beristirahat disini" Ucap Jo sambil meraih ransel Rini yang masih digendongnya.
"Harusnya kita nggak usah berlama-lama disini, biar kita bisa mengejar waktu" jawab Rini dengan wajah ketus sambil melepaskan ranselnya.
Rini membuang pandangannya ke arah jalur pendakian dan melihat pendaki lain yang melintas.
"Kasihan yang lain.. mereka masih kelelahan. Kamu juga jangan terlalu memaksakan untuk cepat sampai puncak". ucap Jo seolah menasehati Rini sambil mengacak-acak rambut Rini yang setengah basah karena rintikan hujan.
Setelah 30 menit beristirahat, mereka melanjutkan perjalanan. Rintik-rintik gerimis masih mengiringi sepanjang perjalanan. Menyambut sore dengan gelapnya belantara dengan harum bau pohon pinus yang basah karena hujan. Keringat pun bercucuran , tapi tidak mengurangi semangat Rini untuk menempuh perjalanan. Ditengah perjalanan, semuanya istirahat sejenak sambil meminum air bekal yang dibawa.
Karena gerah Rini melepaskan jas hujan yang dikenakannya.
"Gerah ya?? Yaa lepas aja jasnya" ucap Jo dengan lagak sok perhatian sambil membantu melepaskan jas hujan Rini.
"Hoh, Emang mau aku lepas!" Jawab Rini singkat.Dengan segala bentuk perhatian-perhatian kecil yang diberikan jo, meambuat Rini sejenak memikirkan sesuatu.
"kenapa Jo begitu perhatian padaku.. ahh!! Mingkin ini perasaanku saja" Gumam Rini dalam hati.
Dan hanya memikirkan betapa indahnya berada dipuncak nanti.Rini memang sudah biasa mendapat perhatian-perhatian seperti seorang kekasih dari teman-temannya. Namun Rini hanya perhatian balik kepada teman organisasi disekolah nya saja.
((Jo pov))
"Entah kenapa, aku slalu merasakan kenyamanan didekat Rini
sifatnya yang dewasa dan terkadang lucu
Dia begitu bersemangat dan tak pernah menyerah menghadapi apapunIya apapun.
Walaupun belum lama aku mengenalnya, tapi aku sudah paham dengan karakternya.
Dia juga selalu memberiku semangat, bahkan disaat dia sendiri sedang kesusahan, tapi dia tidak pernah menolak untuk membantu siapapun.
Termasuk aku.
Ketika kenyamanan itu muncul..
Seakan
Kau tak seperti orang lain
Begitu dekat
Dan sangat dekat
Bukan hanya aku ,
Hati kecilku pun berkata sama.. "

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatas Cerita Pendakian
Novela JuvenilSebuah cerita yang tak pernah dipahami isinya. Kisah cinta yang tak pernah dipahami maknanya. Perpisahan yang tak pernah dimengerti alasannya.... Perjuangan dan kelelahan akan terbayar oleh puncaknya Perbedaan dan perselisihan akan terbayar oleh keb...