Aku lelah untuk terus berpura-pura seakan semuanya baik-baik saja.
Tiap malam aku ingin berteriak sekencang-kencangnya hingga tenggorokan lepas dari sendi-sendinya, tapi apa guna?
Mereka yang mendengar tak lebih hanya sekadar ingin tahu, bukan untuk membantu.
Aku mencoba menutupi dengan senyum,
Namun yang kurasa nyata hanya genangan air mata.
Aku mencoba menutupi dengan tawa,Namun yang kurasa hanya luka yang kian nyata.
Jika boleh jujur aku bosan mendengarkan.Sesekali aku ingin didengarkan.
Sesekali aku ingin dimengerti.
Apakah salah?
Jika aku berdoa ada yang mencintai aku sebesar cintaku pada orang-orang yang pernah pergi dulu?Aku lelah seperti ini.
Terkadang mereka-mereka tidak pernah tahu, bahwa orang yang paling ceria; biasanya adalah orang-orang yang paling merasakan luka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Broken Heart
PoetrySemua tulisan ini dibuat ketika pikiran sedang tenang dan memang benar-benar merasakan dari hati, walaupun bukan berasal dari pengalaman pribadi.