12-Ruang ICU

33 7 2
                                    

Hari ini adalah hari rabu, hari yang paling memilukan dalam sejarah hidupku.

Aku masuk ruang ICU karena keaadaanku benar benar parah...

Sebelumnya aku belum pernah masuk ruang ICU...

Kata mama aku tertidur selama empat hari, entah kenapa aku pingsan waktu itu aku sudah lupa...

Inilah yang paling tidak aku senangi untuk ku tulis dalam sejarah buku harian ku...

Sebenarnya aku takut, aku takut aku buat orang lain kecewa. Padahal sebenarnya aku lebih memilih untuk mengakhiri hidupku di banding harus hidup dengan obat.

Aku lelah, tapi mama yang selalu mengingatkanku

"Katanya mau bikin mama nangis waktu chaca wisuda? Ayo dong pasti bisa" kata mama.

Itulah dorongan yang sangat kuat yang membuatku untuk terus bertahan hidup...

Mama adalah penyemangatku...

Terimakasih mama...

Dokter bilang kalau umurku tidak lama lagi, hanya tinggal beberapa bulan saja...

"Din" kataku pada Dina yang ada di ruang ICU menemaniku sejak jam dua belas tadi

"Iya cha?" Katanya sambil memegang tanganku dan matanya sudah berlinangan air mata

"Chaca minta maaf kalau chaca punya salah sama Dina. Maaf kalau chaca udah sering ngrepotin Dina selama ini. Maafin chaca ya Din" kataku.

Kelopak mataku pun sudah tak sanggup untuk menahan linangan air mata yang sedari tadi sudah menggenang di pelupuk mataku...

"Chaca gak pernah sama sekali ngrepotin Dina kok, gak pernah malah. Dina seneng ketemu chaca, Dina seneng punya sahabat kayak chaca. Chaca harus sembuh ya Dina yakin chaca pasti bisa" katanya sambil menangis dan mengusap rambutku.

Dan beberapa helai rambut sudah rontok di tangan Dina

"Chaca juga seneng bisa ketemu Dina. Chaca bersyukur banget sama Tuhan karena chaca punya sahabat kayak Dina" kataku tersenyum sambil menghapus air mata Dina

"Chaca gak boleh nangis dong. Inget gak? Waktu kita masih TK bu guru pernah bilang 'jangan nangis nanti air matanya habis' terus Dina jawab, di ganti pakai air kran bu, terus ibunya jawab 'ya gak bisa Dina' inget gak?" Kata Dina membahas masa kecil kami.

Aku dan Dina memang sudah berteman sejak kecil.

Sejak aku duduk di bangku TK...

Dia satu sekolah sama aku sampai sekarang...

Cuma sekarang beda kelas aja...

Dari tk, sd, smp selalu sekelas, sekarang kepisah waktu smk...

Gapapalah yang penting sama Dina hahaha..

"Masih Din, hahahaha waktu itu bu Ida bilang gitu kan? Iya aku masih ingat hahahaha" kataku sambil tertawa
mengingat kejadian beberapa Tahun yang lalu.

"Hahahaha makanya jangan nangis dong" kata Dina sambil mengusap air mataku

"Iya Dina" kataku tersenyum

"Dave kesini?" Tanyanya

"Gak tau"

"Belum hubungi kamu?"

"Gimana mau hubungi? Handphone aku lagi di mama"

"Oh iya"

"Din"

"Iya?"

"Sakit"

"Sabar ya cha. Pasti Tuhan sembuhkan kok" katanya

My Diary [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang