~Selamat membaca~.
.Selalu cantik setiap saat
🔪🔪🔪
Langkah berat itu membawanya pada pintu berwarna cokelat dengan ukiran bunga Luly putih. Ukiran indah membuat matanya terus menatap ukiran tersebut tanpa kedip.
Namja itu menatap pintu itu lama. Lalu tersenyum lebar. Sebenarnya apa yang membawanya ke ruangan ini? Kenangan? Entahlah.
Dengan ragu tangan kanannya terangkat, memegang gagang pintu berukuran dua meter di depannya.
Krek.
Pintu terbuka. Senyum lebar tadi perlahan hilang. Ruangan di depannya ini tidak seperti dulu.
Meja, tempat tidur, lemari, sofa, serta benda-benda lainnya sudah tertutupi oleh kain putih.
Jangan lupakan piano putih di ujung ruangan. Hanya piano itu yang belum di tutupi oleh kain putih. Piano yang menjadi tempat favorit gadisnya.
Namja itu tersenyum getir lalu mendengus kasar. Rasanya baru kemarin dia melihat gadisnya di ruangan ini. Tersenyum dan tertawa dengan riang. Menekan tuts tuts piano dengan jari-jari lentiknya.
"Sehun?"
Namja itu berbalik, mendengar namanya dipanggil.
Do Kyungsoo tersenyum menyambut Sehun. "Sudah puas bernonstalgia?"
Sehun mengangguk pelan. Dia mengantupkan bibirnya seperti lipatan garis tipis.
"Dia tidak akan kembali. Bukannya kau sudah merelakannya?" D.O bertanya. Mencoba membuat Sehun berhenti bersedih.
Sehun mengusap belakang rambutnya. Dan mencoba tersenyum setipis mungkin. "Aku sudah merelakannya. Namun, aku masih belum bisa melupakan kenangan yang dia berikan. Kenangan-kenangan yang begitu indah."
D.O sadar, Sehun tidak akan pernah bisa melupakan kenangan-kenangan di masa lalunya termasuk sang pembuat kenangan. Sang gadis cantik yang selalu membuat Oh Sehun bersyukur akan hari-hari di hidupnya.
Melihat sang gadis tertawa membuat harinya berwarna. Rasanya Sehun tidak bisa kembali bangkit dalam masa lalunya. Sehun tidak bisa bersinar dan bangkit tanpa sang gadis.
Sudah lama gadisnya meninggalkan Sehun. 2 tahun pergi? Bersama kenangan serta luka yang masih membekas. Bagaimana bisa Sehun berpaling ke hati yang lain bila gadisnya masih memenuhi relung hatinya?
Sehun berjalan pelan ke arah piano beethoven di sudut ruangan itu. Diikuti oleh D.O di belakangnya.
Sehun duduk di kursi depan piano "Tempat ini. Dia selalu disini. Tersenyum ke arahku dan mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Senyumnya. Aku selalu ingin melihatnya. Setiap waktu, setiap aku ingin..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Eye • PCY✔
Fanfiction"Akan ada begitu banyak teka-teki yang bermunculan, hanya untuk membongkar rahasia hidup yang sengaja disembunyikan. Dengan batas waktu yang sudah ditetapkan..." 🔪🔪🔪 Apa kalian percaya pada kematian? Bagaimana bila kematian kalian sudah direncana...