1 :: Criminality

142 32 13
                                    


"Kejadian terjadi pada kemarin malam, korban ditemukan dengan luka tusukan di bagian dada, perut, dan paha sebelah kanan. Pelaku melarikan diri setelah membuat korban tidak bernyawa. Sampai detik ini tidak di temukan saksi mata juga barang bukti yang kuat untuk mengungkap pelak---"

Pria itu dengan cepat mematikan siaran televisi yang sedang menyiarkan berita pembunuhan sadis yang terjadi kemarin malam.

"Sialan!" Wajah yang dipenuhi keringat itu menampilkan raut wajah kesal. Seharusnya ia membuang tubuh gadis yang dibunuhnya semalam di tempat yang aman, bukan  hanya dibiarkan di jalanan dan membuat dirinya hampir ketahuan.

Pria itu mengambil handphone di saku celananya dan mencari nama kontak yang tertera di sana. Menekan ikon panggilan dan menunggu sang penjawab mengangkat telepon.

Beberapa detik berlalu hingga sebuah suara dari seberang terdengar.

"Halo? Ada apa pagi-pagi kau meneleponku? Bukankah uang dari tugasmu semalam sudah aku transfer?"

Park Chanyeol mendengus kasar, "kau tidak melihat berita pagi ini? Kasus tadi malam yang aku lakukan hampir saja ketahuan."

Suara kekehan pelan terdengar dari seberang, "Kau tenang saja Tuan Chanyeol, tidak ada barang bukti serta saksi mata dalam kejadian tersebut. Berita itu hanya akan viral pada hari ini. Dan akan dilupakan orang-orang nantinya. Dan ingat, hari ini kau akan melaksanakan tugas membunuh lagi. Bayaran untuk tugas yang satu ini tinggi. Aku harap kau melakukannya dengan benar."

Park Chanyeol mengangguk, ia menekan tombol merah untuk mengakhiri panggilan. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Sudah 3 tahun lamanya Park Chanyeol melalukan aksinya. Mendapat panggilan untuk melakukan tugas. Chanyeol hanya perlu membunuh sasarannya dan mendapatkan uang dari apa yang dilakukannya.

Park Chanyeol adalah pembunuh bayaran. Membunuh adalah kesenangan tersendiri bagi dirinya. Melihat korbannya menderita dan berteriak meminta tolong. Sungguh merupakan hiburan yang memuaskan baginya.

Tidak terhitung berapa orang yang dibunuhnya. Pria, wanita, anak-anak, lansia? Entahlah, Chanyeol hanya disuruh untuk melakukanya dan yang penting Chanyeol senang dengan apa yang ia lakukan.

Chanyeol berdiri dan menuju kamarnya. Ia mengambil kunci mobil dan dompetnya. Lalu segera keluar dari apartemennya. Chanyeol tinggal sendiri, lagipula siapa yang akan tinggal dengan pembunuh seperti dirinya?

Chanyeol melangkah masuk ke lift. Ia akan ke supermarket, sekaligus melaksanakna tugas yang baru saja diberikan.

Sebuah pesan masuk, Chanyeol melihat layar di ponselnya dan segera membuka dan membaca pesan tersebut.

Supermarket dua puluh empat jam dekat apartemenmu, terget berada disana. Memakai kaos hitam serta topi berwarna senada. Cepatlah pergi sebelum kehilangan jejak target.

Chanyeol tersenyum tipis, "Secepatnya. Aku akan pergi secepatnya..."

🔪🔪🔪

Supermarket dua puluh empat jam dekat apartemen Chanyeol terkesan sepi. Mungkin masih pagi, dan ini juga hari bekerja, jadi orang-orang belum terlalu menyibukkan diri pergi ke supermarket untuk berbelanja.

Dengan langkah pasti Chanyeol masuk ke dalam supermarket. Matanya menyapu setiap sudut supermarket. Dan, ia melihat tergetnya. Sedang berada di lorong tempat bahan-bahan daging.

Chanyeol tersenyum, "kena kau!"

Chanyeol berjalan ke arah targetnya. Memastikan situasi sepi. Lalu segera menjalankan aksinya.

Pria itu berbalik dan memandang Chanyeol aneh. "Kau baik-baik saja? Mengapa kau menatapku seperti itu?"

Chanyeol menggeleng dan menunjuk daging di tangan sang Pria. "Kau mau makan daging sebanyak itu? Kau tidak takut badanmu jadi gemuk?"

Pria itu menatap Chanyeol tidak suka. "Apa pedulimu? Bukankah badanku yang akan gemuk bukan badanmu? Lagipula aku terlalu sibuk untuk menanggapi orang sepertimu. Jadi bolehkah kau pergi dari hadapanku?"

Chanyeol mendengus kasar, "kau terlalu bodoh! Bukankah kau mengindap penyakit kolestrol tinggi. Lalu mengapa membeli daging yang begitu banyak?"

Pria itu mendorong bahu Chanyeol, "keluargaku tak menginginkan aku! Sejak mengetahui aku mengidap penyakit yang berbahaya itu. Jadi, sebaiknya kau menjadi seperti mereka. Berhenti memperdulikan  diriku."

"Lalu, apa kau tahu bahwa keluargamu sedang berusaha untuk menyuruh orang untuk membunuhmu?"

Pria itu tertawa, "aku sudah tidak peduli lagi. Lagipula jika hari ini aku mati keluargaku juga pasti akan tertawa senang melihat kematianku."

Chanyeol mengangguk dan menunjukkan pisau lipat di tangannya. Chanyeol tersenyum lebar. Mata cokelat pekatnya kini berubah menjadi merah menyala.

"Mulai permainannya sekarang, heh?"

🔪🔪🔪

Wajah itu, begitu berseri. Tersenyum ke arah orang-orang yang dilewatinya. Mengucapkan salam hangat yang dibalas ramah.

Begitu cerah dan menawan. Tampan dan indah dipandang. Namun, siapa yang tahu bahwa orang itu baru saja membunuh? Tidak ada yang tahu bukan?

Chanyeol berhenti di depan rak makanan-makanan ringan. Chanyeol masih berada di supermarket. Selesai melakukan tugas membunuhnya ia masih akan berbelanja lagi. Untuk memenuhi kebutuhannya di apartemen.

"Snack, coke, lalu apa lagi ya?" Chanyeol bergumam, memastikan dan mengingat bahan-bahan apa yang akan dibelinya lagi.

Masih fokus dengan pikirannya. Sebungkus ramen dilempar dengan keras ke dalam keranjang belanjaannya.

Chanyeol mendongak, menatap siapa orang yang berani-beraninya melempar ramen di keranjang belanjaannya.

"Aku yang melemparnya, bukankah kau menyukai ramen?"

Chanyeol menatap orang yang bertanya kepadanya. Ia mengangkat bahunya. "Aku tidak terlalu menyukai ramen, tapi. Aku akan mengambilnya. Terima-kasih."

Yeoja itu mengangguk dan tersenyum.

Chanyeol sedikit risih, ia menatap tidak suka. "Bisa kau pergi dari hadapanku? Aku sedikit risih kau menatapku seperti itu."

Yeoja itu  terkekeh pelan, "kau terlalu hebat menyembunyikan identitasmu. Tersenyum dan berterima-kasih bukanlah hal yang bagus untuk menutupi apa yang kau perbuat 'kan?"

Chanyeol tercengang, apa yeoja ini tahu apa yang diperbuat Chanyeol?

"Aku akan pergi. Tapi ingat, kau tidak bisa menyembunyikan perbuatanmu karena mataku selalu mengawasimu."

Chanyeol terdiam, masih belum bergerak. Tetap di posisinya dan menatap Yeoja itu sampai menghilang.

"Gadis aneh." Chanyeol bergumam pelan.

🔪🔪🔪

-TBC-

Jangan lupa vote dan komen ya kamu, kamu... iya kamuuuu. Hihi

Sampai jumpa next chapter. Gomawo^^

Red Eye • PCY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang