"Terlontar dengan kata-kata yang abadi, terbius karena lemahnya hati, dan akan sadar ketika kenyataan menghampiri. Aku hanya perlu memilih atau dipilih..."
🔪🔪🔪
"Hidup bukan hanya tentang kegagalan, tetapi hidup adalah sebuah kesempatan untuk mencoba dan terus berusaha meskipun terus jatuh dan gagal. Mungkin, kita gagal hari ini. Tapi, terus percaya bahwa dari kegagalan kita hari ini, pasti kita akan mendapatkan pelajaran berharga untuk terus menjadikan diri kita lebih baik dari sebelumnya..."
Chanyeol tersenyum, matanya ia fokuskan hanya pada satu objek. Gadis di sampingnya sekarang.
"Jadi, nama-mu Kim Ji Soo?" Chanyeol bertanya masih belum mengalihkan perhatiannya dari Jisoo.
"Iya, namaku Kim Ji Soo." jeda sedikit kemudian Jisoo menghadap sang lawan bicara. "Sedaritadi aku mencoba untuk mengingat suaramu. Aku sepertinya tidak asing denganmu."
Chanyeol hampir tertawa, namun. Hampir saja dia melupakan fakta bahwa Jisoo tidak bisa melihat, wajar saja Jisoo tidak mengenalnya.
"Aku Park Chanyeol." jawab Park Chanyeol pelan.
Jisoo memejamkan matanya, mencoba mengingat orang yang bernama Park Chanyeol.
"Park Chanyeol," gumam Jisoo, "Tunggu dulu... Kau Park Chanyeol? Kau yang menolongku waktu itu kan? Yaa, aku mengenalmu."
Chanyeol mengangguk, "jadi. Mengapa tadi kau dikejar suster? Apa kau berbuat kesalahan?"
Jisoo menggeleng, dengan mata coklat terangnya ia menatap langit meskipun hanya kegelapan yang dia lihat. "Bagaimana rasanya ketika dirimu berada di satu ruang lingkup. Tanpa kehangatan, tanpa perhatian, dan tanpa kasih sayang. Apa yang akan kau rasa?"
"Sendirian? kesunyian? Dan, perbedaan? Aku bisa merasakan itu semua. Aku tinggal sendiri, melakukan semuanya sendiri. Melakukan yang aku suka sendiri. Aku juga sering merasakan perbedaan, terlebih juga tentang kemampuanku yang tidak biasa."
Chanyeol berhenti berbicara. Tersadar dengan apa yang baru saja dia ucapkan.
Jisoo mengangguk mengerti, "apa kemampuanmu itu? Sampai membuatmu merasa bahwa kau berbeda dengan orang lain?"
Chanyeol terdiam. Lalu, seperkian detik kemudian menggeleng cepat. "lupakan saja. Tidak penting untuk dibahas."
"Aku rasa, semua orang mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Tetapi, kekurangan dan kelebihan tersebut bukan untuk dijadikan sebuah perbedaan ataupun jarak pemisah bagi semua orang. Sebaliknya, perbedaan dan kekurangan merupakan suatu jalan untuk saling melengkapi dengan kelebihan maupun kekurangan diri masing-masing." Ucap Jisoo dengan senyuman manis diakhir ucapannya.
"Pidato yang hebat. Aku terkesan." Chanyeol terkekeh pelan.
"Aku sedang tidak berpidato!" kesal Jisoo, "hemmm, aku berpikir sedaritadi. Ada urusan apa kau tadi di rumah sakit?"
"Aku mencari dirimu." jawab Chanyeol singkat.
"Mencari diriku?" Jisoo tertawa pelan, "aku cukup berbangga diri ada yang mau mencari gadis buta seperti diriku. Apa aku merepotkanmu hari itu sehingga kau ingin meminta ganti rugi?"
Chanyeol terkekeh geli, "humor yang bagus. Tapi, kau salah. Aku mencarimu karna ingin mengenalmu lebih dekat. Maksudku, aku ingin berteman denganmu."
"Ingin berteman? Apa pantas? kau tau kan maksudku. Kakakku saja malu mempunyai adik seperti diriku, apa kau tidak akan malu mempunyai teman yang..." kalimat Jisoo terhenti, lidah Jisoo terasa keluh untuk melanjutkan perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Eye • PCY✔
Fanfiction"Akan ada begitu banyak teka-teki yang bermunculan, hanya untuk membongkar rahasia hidup yang sengaja disembunyikan. Dengan batas waktu yang sudah ditetapkan..." 🔪🔪🔪 Apa kalian percaya pada kematian? Bagaimana bila kematian kalian sudah direncana...