4 :: The Book Has The Open

74 15 4
                                    

■ do not delay, do not spend half your life waiting for the right time. Often, when you realize, the exact time is over. if it were so, you can only regret.■

•••

Kalian tahu?

Menjaga dan membesarkan kalian adalah sebuah anugerah yang indah. Melihat kalian tumbuh dan menjadi wanita yang kuat serta hebat adalah kebahagiaan yang tak terkira.

Dara dan Jisoo, anakku...
Bila boleh ibu minta, ibu ingin meminta sebuah jiwa, yang selalu akan setia hidup, dan bersama kalian sepanjang masa.

Selalu,

ibu selalu menyanyangi kalian berdua, ibu selalu bersama kalian. Dalam perjalanan hidup ini banyak pencobaan yang akan dilalui serta dihadapi. Namun, ibu selalu tahu bahwa kedua anak ibu bisa melaluinya. Iyakan?

Saat menulis ini, ibu terlalu gelisah dan khawatir. Bila saatnya nanti, ibu tidak bisa bersama kalian lagi. Apa kalian bisa bersinar sendiri? Ibu yakin bisa. Karena ibu tahu kalian berdua adalah wanita yang kuat...

--Park Ha, pada buku catatan milik Dara.

Setiap senyum, tawa, dan elusan lembut dari Park Ha, Dara selalu mengingatnya, tidak akan pernah melupakannya rasanya. Lembut dan menenangkan jiwa.

Dara bersandar di dekat jendela kamarnya. Angin yang sesekali menerbangkan anak rambutnya membuat dia merasa tenang. Buku catatan di tangannya dia dekap kuat, seperti tidak ingin kehilangan benda tersebut.

Buku dengan setiap kenangan di masa lalu. Buku dengan tulisan tangan sang Ibu, merobek bahkan menghilangkan satu lembar saja sudah pasti membuat Dara sedih bahkan frustasi. Dara selalu ingin menjaga buku itu, buku itu merupakan salah satu hal yang ibunya tinggalkan ketika pergi tanpa pamit.

Dara memejamkan matanya. Emosi, marah, dendam, dan rasa kecewa seketika menyeruak ke dalam dirinya.

Apa takdir akan sejahat itu? Merenggut orang yang sangat disayangi oleh Dara?

Dara membuka matanya perlahan, menutup jendela dan berbalik. Menaruh buku catatannya di atas nakas dan berjalan gontai ke arah lemari kaca.

Dara seketika diam, menatap pantulan wujudnya di kaca. Satu yang Dara sadari ketika melihat pantulan dirinya.

"Aku tidak seperti dulu lagi..."

Dara membelai pipi kirinya yang memar. Dara meringis pelan dan menahan perihnya luka memar tersebut. "Maaf Ibu. Dara bukan wanita kuat seperti yang Ibu kira..."

🔪🔪🔪

Belum sempat memasuki pintu apartemennya. Langkah malas Chanyeol terhenti dengan sosok aneh yang ada di depannya. Wajahnya dibuat se-cute mungkin. Kenapa orang ini bisa berdiri seperti patung selamat datang begini?

Orang di depan Chanyeol ini tetangga sebelah apartemennya. Agak aneh memang, tidak biasanya dia menghadang jalan Chanyeol. Di hari-hari biasa dia hanya menatap Chanyeol tidak suka dan bersikap sombong.

Yang benar saja...

"Mannaseo bangapseumnida." Dia menarik nafas pelan, "namaku Kim Min- seok, kau bisa memanggilku Xiumin."

Red Eye • PCY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang