Chanyeol menutup kertas terakhir yang dibacanya. Tak tanggung-tanggung dia begadang larut malam hanya untuk membaca beberapa surat kabar lama yang diambilnya dari ruang kerja Kai kemarin sore.
Tumpukan surat kabar di depannya sudah lumayan tua. Sudah lama sekali di simpan, beberapa tahun lamanya. Bagi banyak orang mungkin surat kabar yang tersimpan lama hanya akan dianggap sampah, layak dibuang ataupun dibakar.
Namun, bagi Chanyeol. Tumpukan surat kabar di depannya merupakan kenangan terbaiknya. Sewaktu Chanyeol melakukan tugas pertamanya, sekitar dua tahun yang lalu. Di saat itu Chanyeol ditugaskan untuk membunuh seseorang. Chanyeol hampir tertangkap waktu itu tetapi Chanyeol dapat melarikan diri dengan cepat. Pada esok harinya kasus pembunuhan itu dimuat pada surat kabar. Yaa, kasus pembunuhan itu viral. Disurat kabar, radio, bahkan media informasi lainnya.
"Huhh," Chanyeol menghembuskan napas berat, "sampai sekarang aku tidak bisa melupakan kasus itu."
Chanyeol berdiri, berjalan ke arah kasur dan merebahkan tubuhnya.
Sementara waktu suasana terasa sepi, tenang, dan nyaman.
Namun, seperkian menit kemudian suara deringan panggilan terdengar.
Dahi Chanyeol berkerut, "siapa yang meneleponku pagi-pagi buta begini?"
Chanyeol berdiri dari kasurnya. Tangannya terulur mengambil benda pipih berwarna hitam yang berada tepat di atas nakas.
Chanyeol melihat nama kontak yang meneleponnya.
"Nomor asing..." Chanyeol bergumam pelan.
Chanyeol menekan tombol hijau, mengarahkan ponselnya di telinga.
"Halo?"
"..."
"Halo?"
"..."
Chanyeol memegang erat ponselnya. Kesal setengah mati dengan orang jail yang meneleponnya saat ini.
"Mungkin kau salah sambung, aku akan mematikanny--"
"Masih belum mengakui bahwa kau adalah pembunuh, heh? Jangan terlalu lama menyembunyikan identitasmu Tuan Chanyeol. Kau ingat, mataku selalu mengawasimu. Dimana pun kau pergi, dan berada..."
"Sebenarnya kau siapa? Berani-beraninya memerintahku?! Tunjukanlah dirimu, pengecut."
Suara kekehan geli terdengar dari sang penelepon, "siapa aku? Apa itu penting bagimu?"
Chanyeol geram, ponsel di tangannya ia banting ke lantai. Tidak peduli apakah ponselnya akan rusak atau apapun itu.
Raut wajah kesal Chanyeol tercetak jelas, hembusan napasnya tak teratur, bahunya naik turun menahan emosi. "Siapapun kau. Kau akan segera aku cari dan kubunuh secepatnya..."
🔪🔪🔪
Mata merah menyala itu terkesan mengerikan. Raut wajah dingin dan kaku tercetak jelas. Pisau lipat ditangannya telah dipenuhi oleh darah manusia yang baru saja dibunuh olehnya.
Chanyeol berjalan ke arah mayat seorang pria yang sudah tidak sadarkan diri, Chanyeol tersenyum, "sepertinya aku telah menyelesaikan tugasku dengan baik."
Chanyeol berjongkok. Memandangi mayat seseorang yang sudah kaku tak bernyawa. Dipenuhi oleh cairan kental berwarna merah yang berceceran dimana-mana.
Chanyeol memegang ujung pisau lipatnya. Mengambil tangan sang mayat kemudian mulai mengoreskan ujung pisau lipat itu di permukaan kulit sang mayat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Eye • PCY✔
Fanfiction"Akan ada begitu banyak teka-teki yang bermunculan, hanya untuk membongkar rahasia hidup yang sengaja disembunyikan. Dengan batas waktu yang sudah ditetapkan..." 🔪🔪🔪 Apa kalian percaya pada kematian? Bagaimana bila kematian kalian sudah direncana...