part II

12 2 0
                                    

---

Azanie end pov.

Karena wajah azanie yang pucat sekali, jadi ia di bebaskan oleh pak beni dari hukumannya sedangkan ka idola yang ada di sampingnya masih terus di hukum.
"Pak beni tadi manggil kita nie katanya lo sakit" ucap mazaya yang datang dari kelas ke UKS bersama azzura.
"Hm"

Sampai pulang sekolah azanie istirahat di UKS untung saja wajahnya pucat heheh, kalo tidak ia akan terus panas-panasan di lapangan sekolah yang panas itu.

"Pulang yuk" ajak azzura setelah tadi pergi mengambil tasnya dan tas temannya. Azanie dan mazaya mengangguk, mazaya menuntun azanie untuk turun dari ranjang.

Walaupun badannya agak kurang enak, tetapi dia memutuskan untuk naik angkutan umum. Mazaya sudah menawarkan untuk pulang bareng tapi azanie menolaknya.

Kota jakarta adalah kota yang indah bagi azanie, dulu ia dan keluarga bermain ke kota tua. Itu dulu tetapi sekarang orang yang selalu membuatnya tersenyum sudah di ambil yang maha kuasa. Mobil dan motor berlalu lalang di jalanan, biasanya jika dia pulang jalan kaki sering sekali pejabat lewat di kawal oleh polisi.
Dari dulu impian satu satunya adalah kemonas tapi sampai sekarang belum terwujud karena keadaan ekonomi yang membuatnya enggan untuk jalan-jalan di kota jakarta.

Setiap hari sepulang sekolah yang ia lihat pertama kali masuk ke rumahnya adalah ayahnya, tetapi sekarang ayahnya tak ada karena ia sedang bekerja di rumah pak. Brata. Mungkin...

Ia berjalan ke kamarnya dengan wajah yang di tekuk. Sungguh hari yang melelahkan. Pagi sarapannya adalah hukuman, siang makanannya adalah obat.
Dering ponsel azanie berbunyi, azanie yang sedang membaca novel kesayangannya segera membuka ponselnya.

Halo iya? Ucapnya pada penelpon.

Azanie ini ayah, tadi ayah sudah membeli makan. Jadi kamu engga usah masak ya. Masaknya nanti aja kalau makan malam azanie !! jawab  suara dari sebrang sana

Iya ayah

Azanie mematikan sambungan telponnya dan bergegas dapur. Kebiasaannya saat pulang sekolah adalah masak memasak untuk ayahnya tapi karena sekarang ayahnya beli makan jadi azanie tak repot-repot masak.

"Ayah, tau aja kesukaan anie"gumam azanie.

AZANIE THE POV

***

Seperti biasa sebelum berangkat aku mencium punggung tangan ayah dan pamit untuk ke sekolah. Hari ini azzura mengajakku untuk berangkat bareng ber tiga jadi daritadi dia sudah menungguku di teras rumah.

"Udah nie" ucap mazaya, aku mengangguk.

Sesampainya di sekolah, semua siswi ramai dengan kedatangan ka idola setiap hari memang kaya gitu tapi kali ini beda. Kak idola berjalan dengan kawannya dan satu cewe yang aku juga engga tau dia siapa.
"Udah engga usah ngeliat gue takut ayo ah" ajak azzura untuk ke kelas aku pun menurutinya. Ntah mengapa belum melihat ka idolanya saja azzura dan mazaya sudah mengajak pergi.

Kelas sunyi,hanya terdengar suara hentakan kaki ku yang jalan menuju bangku dudukku.

"Nie mendingan lo jangan pernah deh berurusan sama kaka kelas itu " azzura menunjuk ke arah luar. Aku mengerutkan kening. "Karena dia kaka kelas teregois, jahat plus lebay" lanjutnya aku pun tertawa.
"Why azanie?" Tanya mazaya ia sedikit memajukan wajahnya ke diriku.

"Eh engga kenapa harus takut gitu kan sama-sama makan nasi"

"Gue jamin kalo lo udah di labrak engga akan bisa lolos dari hinaan dia"ucap mazaya kali ini wajahnya menandakan ke seriusan. Aku hanya ber'o' ria. Bagaimana bisa kaka kelas bisa sekejam itu?

Bell masuk berbunyi. Sekarang adalah pelajaran bu dewi guru bahasa indonesia.

Kringgg....🔔

"Kantin yuk" ajak mazaya, aku menggeleng lalu mengambil novel kesayangan di tasku.

"Ah azanie mah kalo di ajak engga mau mulu" ucap azzura kesal, aku hanya bisa menggeleng kepala karena sikap manjanya itu. "Engga ada uang ra".

Aku duduk di kelas sendirian, semua siswa dan siswi pergi ke kantin untuk makan. Aku membaca novelnya dengan tenang hingga tiba-tiba suara orang bertengkar pun terdengar di depan kelasku, aku beranjak dari kursi lalu keluar untuk menghampiri orang itu. Aku melihat bobby yang sedang di tonjoki ka idola, nampak bobby sudah sangat lemas dan mukanya penuh dengan luka tonjokan. "Stopp" teriakku membuat ka idola menoleh ke diriku dan menatapku tajam. Tatapan itu yang selalu membuatku takut untuk dekat dengan dia.
"Why?" Tanya ka idola dan mendekat ke diriku hingga jarak kita hanya tersisa 1 petak ubin.
"Because, kamu berantem di sekolah dan itu sudah melanggar" ucapku tegas. Ia menatapku dingin dan merasa jijk akan ucapan ku.
"Ck, lo tau apa tentang sekolah ini?"

"Engga, gue engga tau apa-apa, tapi kelakuan lo ka udah keterlaluan", aku menyenggol bahunya dan menghampiri bobby yang terjatuh di lantai dengan darah yang menetes terus. Aku membantu bobby berdiri dan membawanya ke UKS sedangkan si ka idola itu, dia pergi begitu saja tanpa bertanggung jawab.

Di UKS ada dua petugas yang menjaga, bobby di tangani dengan petugas itu. Aku memilih kembali ke kelas dan melanjutkan kegiatanku, pertengkaran tadi tidak terdengar siswa dan siswi karena memang jarak kantin dari kelas ku cukup jauh.

Aku duduk di bangku dan membuka kembali novel. Mazaya dan azzura kembali dengan membawa air minum, dia menyodorkannya kepada ku. Aku menatapnya heran "ini buat lo nie" ucap mazaya.
"Hm,makasih ya"

---

Sampai di rumah, azanie langsung masuk ke kamarnya karena ayahnya belum pulang ke rumah biasanya ayahnya akan pulang jika mau magrib.

Azanie membuka ponselnya banyak sekali chat dari grup cecannya kita

Mazaya: hai semua lagi apa?

Azzura: lagi nyalon nih.

Mazaya: weww nyalon yups, engga ngajak ngajak

Azanie: hai

Mazaya: uhh azanie baru muncul, kemarin kemana aja?

Azanie: biasaa, sekarang lagi boring za.

Azzura : azanie mah, boring buka HP banyak yang ngechat gitu. Lah guee😆

Mazaya: itu si nasib lo ya

Azzura: heleh lo jugakan!😒

Azanie: udah ini juga cuma chat dari grub doank😅

Mazaya: hahaha

Azzura: tawa @Maza_ya

Mazaya: keselek @azzura_

Azanie: udah lah berantem terus kalian mah deh...

Karena sudah terlalu lama memainkan ponsel, azanie mengakhiri nya.

***










AZANIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang