part III

11 2 0
                                    

---

muzaky melajukan mobilnya dengan cepat, ia sudah sangat terlambat ke sekolah. Untung saja para sahabatnya itu selalu menunggunya. Sampai di parkiran sekolah, ia melihat fanza dan ardy sedang menunggunya. Ia turun dari mobil dan segera menghampiri dua sahabatnya itu.

"Woy bro lama amat sih" ucap fanza sesekali melirik jam.
"Sorry" balas muzaky dingin.
"Masuk nyokk" ajak ardy, mereka bertiga pun masuk. Setiap hari jumat karena free class jadi semua siswa di perintahkan untuk berbaris dan bersih-bersih kelas.
Muzaky dkk ketauan oleh pak beni kalau mereka telat, pak beni menyeretnya ke depan seluruh siswa muzaky, fanza dan ardy hanya menunduk. Pak beni mengumumkan di pengeras suara.

"Buat anak anak semua, kita ke sekolah untuk menuntut ilmu ya, bukan untuk mencari urusan."

Semua siswa berbisik-bisik, muzaky sesekali menatap gadis yang ada di barisan depan. Yang mukanya pucat ia terlihat sangat lemas. Azanie yang merasa di perhatikan langsung melengos ke samping. Senyum muzaky terbentuk walau tidak lama karena hanya sudut bibir yang terangkat sedikit.
"Cie... bosqu senyum" bisik fanza. Sedang di hukum masih saja ngomong.

---
Setelah baris, semua siswa berberes kelasnya masing-masing. Muzaky dkk mendapat hukuman untuk membersikan toilet yang ada di dekat kelas.

Mereka berjalan ke arah toilet, sepanjang koridor suara teriakan para siswi yang ngefans akan kegantengan muzaky sangat banyak, sampai hampir menutupi jalan mereka bertiga. Muzaky masih tetap cuek, sudah biasa namanya di panggili para siswi lebay menurut dia.

Sesampainya di toilet.
"Alat-alatnya udah ada di dalem" ucap ardy setelah masuk ke dalam toilet, muzaky mengangguk lalu berjalan ke dalam toilet. Fanza yang baru pertama kali membersihkan toilet langsung menutup hidungnya dengan tangannya.

"Bauuu" ucap fanza. Sedangkan ardy dan muzay sudah melaksanakan pekerjaannya dari tadi.

Di sisi lain, semua temen kelas azanie pada keluar. Katanya ada ka idola di samping kelasnya. Azanie tidak kesana karena buang-buang waktu ngapain melihat manusia yang engga ada sopannya. Azanie terpaksa membersihkan kelasnya sendiri sambil di temani alunan musik yang sengaja ia setel dari ponselnya.

                                                  ***

Pulang sekolah, muzaky tidak pernah langsung pulang ia selalu main di sebuah basecamp biasanya dia di temani oleh pacarnya yaitu serlytha, sampai di basecamp muzaky di sambut oleh para temannya dan pacarnya itu. Bukan janjian tapi memang setiap hari mereka semua selalu disini.

"hai" sapa serly penuh ceria ia menghampiri muzaky lalu memeluknya, muzaky tidak merasa keberatan.
"Baru pulang, lama banget sih daritadi aku nungguin kamu zak" ucap serly sambil menuntun muzaky ke dalam basecamp. satu persatu para temannya ia salami. "Kemana aja lo bro, lama amat" ucap salah satu dari mereka.

"Biasaa" jawab muzaky sambil tersenyum senang. Di tempat ini ia bisa meluangkan waktunya untuk tertawa tidak dengan di rumah. Ia selalu ribut dengan papanya itu.

"Ky, hampir aja ya basecamp kita mau di obrak-abrik sama anak sekolah laen" ucap ferdy salah satu dari mereka semua.

"Iya"

"Si fanza mana?" Tanya ferdy.

"Pergi sama nyokapnya" jawab muzaky dingin. Ferdy hanya ber'o'ria.

"Beli minum sama cemilan dong, masa ngobrolnya cuma kaya gini" ucap serly seraya mengelurkan dompetnya dari tas. "Nih beli sana lang", serly memyodorkan beberapa lembar uang ke gilang. Gilang mengambilnya dan pergi meninggalkan basecamp untuk beli makanan ringan.

"Yang, kamu engga tanya gitu aku udah makan apa belum" ucap serly yang sedang menyender di lengan kekar muzaky. Muzaky hanya diam dan fokus dengan ponselnya.

"Tau'ah, selalu kaya gitu" serly pergi menjauh dari muzaky dan duduk di samping ferdy.

"Males gue sama zaky" ucap serly sambil melirik ke arah muzaky.

"Tapi jangan ke gue juga kali ser, nanti kalo kita ketauan gimana?" Bisik ferdy.

"Biarin" jawab serly santai. Kini ia malah bersangga di lengan ferdy, ferdy merasa risih tapi ia tak bisa menggubris kemauan serly.

"Gue pulang" pamit muzaky dan bergegas keluar basecamp lalu masuk ke dalam mobilnya.

Sesampainya di rumah. Muzaky langsung masuk ke dalam dan menyusuri anak tangga untuk ke kamarnya. Suara bentakan membuat muzaky berhenti dan membalikan badannya. "Turun" suruh papanya.
Muzaky menurutinya, ia turun dari tangga yang baru setengah ia naiki. Berhadapan di depan papanya adalah hal yang biasa bagi muzaky tapi kali ini wajah papanya begitu menyeramkan seakan ingin menerkam muzaky.

"Iya"

"Kamu ngapain lagi di sekolah? Buat ulah?jangan bikin malu papa muzaky" bentak papanya.

"Hm"

"Kamu ini maunya apa sih?"

"Papa mau tau apa yang zaky mau? Zaky mau kasih sayang, apa papa pernah ngasih itu ke zaky. Zaky mau waktu papa tidak selalu dengan pekerjaan apa papa pernah luangin waktu buat zaky?" Ucap zaky tak kalah dengan papanya.

Tarrr

Satu tamparan lolos di pipi kanan zaky, ia menatap papanya tajam dan pergi ke kemarnya dengan perasaan marah. Sampai di kamar, muzaky langsung duduk di pinggir kasur mengacak ngacak rambutnya frustasi.

Tok...tok...tok...

"Masuk" ucap muzaky masih pada posisinya. Pak agus menghampiri muzaky yang sedang mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

"Den, jangan kaya gitu ya sama papa aden" ucap agus lembut seraya duduk di samping muzaky. Muzaky yang merasa adanya pak agus di samping langsung bersandar di dada pak agus.

"Papa, selalu kaya gitu", muzaky menangis...

Masalah seperti ini yang membuatnya selalu menangis.

"Tidak den, papamu baik sekali. Dia hanya tidak ingin kamu terjerumus ke pergaulan yang bebas. Sudah ya jangan menangis. Masa anak laki nangis", muzaky melepas pelukannya dan menatap pak agus dengan penuh arti.

"Aden, mau berjanji" ucap pak agus. Muzaky mengangguk.

"Jika bapak sudah tidak ada, tolong jaga anak bapak di rumah ya. Kasian dia tinggal sendiri", muzaky berpikir sejenak sebelum mengiyakannya.

Pak agus keluar dari kamar muzaky dan kembali bekerja. Hati muzaky sekarang cukup tenang karena dapat pelukan hangat yang ia tidak pernah rasakan dengan papanya. Muzaky membuka ponselnya, banyak sekali chat dari para fansnya dan grub anakJalan. Muzaky memilih untuk membuka chat dari grub.

Fanza:dy, besok anterin gue ya.

Ardy : kemana?

Ferdy: jonggol.

Muzaky: garing!

Ferdy: eh bos keluar.

Fanza: hadroh woyy hadroh bos-kan lagi muncul

Ardy: dun tang tang dun tang dun tang tang dun tang tenonet nonet. Tola'al badru alaika mintsani yasil wadaa

Fanza: hobah.

Muzaky: BACOT.

Fanza: udah dah bos marah.

Ferdy: whahaha.

Ardy: tawa?

Ferdy: iyaa dong. Masa kentut

Ardy: garing.!

Fanza: hahaha

Muzaky: Berisik tau engga.

Ferdy: bos ngetik panjang woyyy.

Fanza: hobahhh

Ardy: asoy di geboyy.

Muzaky menutup ponselnya, ia sudah malas melayani bocah yang sudah mulai seperti itu. Ia memilih untuk bermain game yang biasa ia mainkan.

***

AZANIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang