Morning

213 34 5
                                    

Udara pagi ini benar-benar menyegarkan. Aku membuka semua jendela agar udara pengap terurai. Aku membawa buku-buku milikku, sambil memilih tempat untuk belajar. Aku tiba dibelakang rumah. Disana ada sebuah ruangan setengah lingkaran berjendela besar-besar yg menghadap ke taman. Ruang perpustakaan.

"Whoa it's damn cool!"Aku meneliti koleksi buku-buku didalamnya. "Buku-buku kuno!"

Beberapa pigura tersusun rapih di dalam lemari kaca. Foto-foto itu telah buram. Aku mengambil beberapa pigura yg telah berkarat.

"Jadi mereka tinggal bertiga.."Aku mengamati foto itu. "Ini tentu aunt Anne semasa muda. Ini pasti suaminya dan.."Aku berhenti pada wajah seorang pemuda yg rupawan. Usianya sekitar 20 tahun. "Ini pasti Hazz..."

Plukk..

Sebuah album foto jatuh dari lemari. Aku langsung mengambilnya dan mengamati album foto yg telah usang itu, terlihat seperti Scrapbook.

"Dear-est... Har-ry. Harry." Aku membaca lagi, "Ken-dall."

Aku jadi ingat mimpiku semalam. Sepasang kekasih yg sedang bercengkrama di ruang bawah. Apakah mereka Harry dan Kendall? Aku makin penasaran. Jangan salahkan sifatku yg selalu penasaran. Aku membuka Scrapbook. Foto didalamnya sudah sedikit menguning, tapi aku masih bisa melihat wajah mereka. Harry sangat tampan dan Kendall sangat cantik. Mereka serasi.

Aku mengamati wajah Harry. Aku mengelus pelan fotonya. Ada rasa nyeri dihati, yg entah mengapa terasa tiba-tiba.

Srek..

Tiba-tiba angin membuka lembaran terakhir dari scrapbook. Ada bunga-bunga kecil yg telah dikeringkan dan menjadi isi halaman terakhir. Tertera tgl pembuatan album--"Tahun 1995".

"Kata mama, anak Aunt Anne meninggal pada umur 19 tahun. Artinya... dia lahir pada tahun 1976..." Mataku membulat.

"Jadi... berapa umur Aunt Anne? Kira-kira46 tahun.. Dia masih muda ternyata haha"

Harp terlihat mondar-mandir tak tenang.

"Harp, diamlah. Aku sedang menghitung." Aku memasukkan kembali scrapbook ke dalam laci.

"Aku akan simpan disini saja. Sayang kalau rusak. Suatu hari nanti kalau fotoku dan Dale sudah banyak, aku juga akan membuatkannya satu, hahaha"

Aku membuka sebuah laci yg ternyata berisi klipingan koran. Tiba-tiba bayangan Harp menerjang klipingan itu.

"Harp!"Teriakku. Aku memejamkan mata ketika Harp tiba-tiba menembus tubuhku, aku pun oleng. Aku jatuh terduduk. Aku merasakan sesak didadaku, sekelilingku terasa gelap dan aku hampir pingsan. Namun aku berusaha menahannya.

"Harp!"Teriakku kedua kalinya. "Jangan lakukan lagi"Ucapku sambil terbatuk. "Ada apa dengan mu? Kamu tidak pernah seperti ini!"

Bayang-ayang Harp memudar. Tubuhku terasa gelap saat Harp menerjangku tadi.

"Harp, apa... kau cemburu?"Aku terdiam sejenak. "Kita kan teman."

Aku meraih salah satu kliping yang masih bisa terbaca. Kliping itu berisi berita dukacita kematian Harry dan Kendall. Aku tercekat.

"Mereka berdua meninggal pada hari yang sama? Tanggal 18 Juli 1995?"Aku terdiam. Apa yang terjadi dengan mereka?

Drtt.. Drrt..

"Ya? Kamu sudah sampai? Oke, aku akan segera keluar."Jantungku berdegup kencang. Aku mematut diriku sebentar di depan cermin, Bayangan Harp telihat mengintip. Aku tersenyum dan segera melesat ke pintu depan.

*******

Dale. Aku tercengang menemukan Dale ada didepan rumah. Sosok yang selama ini aku rindukan.

"Ha-ii.."Sapaku tergagap

Dale tersenyum hangat. Aku tertegun.

"Ayo masuk"Ajakku

Dale memandangku lekat-lekat dan tiba-tiba memelukku.

"Hampir 2 tahun.. 2 ahun yang menyiksa"Bisik Dale tepat di telingaku

Aku kaget dan refleks memberontak, tapi pelukan Dale membuatku merasa melayang. Terdengar seperti orang munafik. Aku melihat bayangan Harp berkelebat, tapi aku tidak punya waktu untuk memikirkannya sebab pelukan itu terasa begitu nyaman.

"Apakah kalian tidak dapat menahan diri sedikit saja?!"Terdengar suara ketus di pintu

Aku segera melepaskan pelukan. Auntie memandang kami berdua dengan tatapan penuh kemarahan.

"Aunt-"belum selesai aku berbicara, Auntie melangkah mendekati kami.

"Auntie, jangan salah sangka"Dale mencoba menetralisasi keadaan.

"Don't you dare to have a fuckin' sex in my house!" Dan.. blak!!! Auntie Anne memukul Dale dengan vas bunga porselen di atas meja yang sangat cepat diraihnya.

Aku terkesiap. Aku sangat kaget melihat Dale roboh bersimbah darah.

"AUNTIE! DALE! Auntie, apa-apaan ini?"Teriakku

Auntie seolah menjelma menjadi seorang yang dingin dan sadis, sangat berbeda dengan Auntie Anne yang sejak dulu aku kenal.

"Jadilah perempuan yang setia!"Tangan Auntie melayang menampar keras wajahku.

*******

WOHOOOO, AKHIRNYA POST JUGA:') MAKASIH BUAT YANG SELAMA INI BACA CERITA FREAK INI<3 MAKASIH JUGA BUAT YG SELAMA INI MASIH SETIA BACA CERITA FREAK INI<3 MAKASIH JUGA YANG UDAH MASUKKIN CERITA INI KE READING LIST KALIAN<3 MAKASIH JUGA BUAT YG SELAMA INI NINGGALIN JEJAK BERUPA VOMMENT<3 I OWE YOU GUYS!

GILA YA INI CERITA UDAH HOLD ON DARI SETAHUN YG LALU. MAAF GAK PERNAH NYEMPETIN NULIS CERITA INI LAGI:')MAAF BANGET<3 INTINYA I LOVE YOU GUYS!

TERIMAKASIH<3 -bear

Reincarnation //h.s. {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang