The Truth 0.I

91 15 3
                                    

Aku terbangun dengan wajah sembap. Kepalaku pusing sekali. Pandanganku menyapu ruangan disekitar ku, sambil menahan sakit yang amat teramat sakit karna kedua tanganku diikat kebelakang oleh Auntie Anne. Mendengar langkah yang berat aku pun menengok dan mendapati Auntie Anne yg tengah menyeret Dale ke arah teras.

"D-daale.."

"Jangan berpikir untuk menolongnya." Auntie berusaha menaikan tubuh Dale ke teras serambi lantai 2.

"Aku akan membuatnya terlihat seperti kecelakaan!" Ucapnya seraya menggelindingkan tubuh Dale ke bawah.

"Don't you dare.. AAAARGH!" Jeritku kala aku mendengar dentuman keras dibawah. Aku menangis.

"Kau jahat! Kenapa Anne? Kenapa?! Apa salah kami?" Teriakku

"Pelankan sedikit volume suaramu, anak kecil. Kau bertanya apa salahmu?" Auntie Anne mendekat ke arah ku, dan meraih daguku.

"Kau sama sekali tidak ingat, huh?" Auntie Anne beralih mengambil beberapa barang. Dia mengambil sepasang bingkai foto yang waktu itu kulihat.

"Kamu sama sekali tidak ingat dengan Harry?" Tanyanya.

Anne mengacungkan bingkai foto Harry, "DIA ANAKKU! KAMU TELAH MEMBUNUHNYA!"

"What?! No! Aku saja tidak mengenalnya.. Ini tidak mungkin!"

"KAMU JUGA MENINGGALKANNYA.... dengan bereinkarnasi terlebih dahulu sebelum dia! Meninggalkannya di dua alam, karena dia masih menunggumu.. mencarimu!" Aku berusaha memberontak ketika Anne mendekatkan dirinya padaku.

"Sekarang aku akan menggenapi kematianmu agar kalian bisa bersatu." Anne mengelus foto Harry dengan sendu

"Dia masih terlalu muda untuk mati... Dia seharusnya tidak boleh mati karena kecelakaan itu.." Tangis Anne pecah.

"Auntie, a-aku sungguh menyesal dengan nasib putramu. Tapi aku tidak tahu apa-apa.. Lepaskan aku.. Auntie, tolonglah.." Aku terisak

"Percuma kamu beralasan. Kamu tidak dapat mengubah masa lalu. Kamu tidak dapat membuat Harry hidup lagi!!" Anne berteriak

Aku melihat sekelebat bayangan disekitarku. Harp, tolong aku. Tolong aku..
Seperti dugaanku, Harp tidak menghiraukanku sama sekali dan hanya berkelebat di antara aku dan Anne.

"Mereka masih sangat muda dan baru akan tunanan. Mereka saling mencintai.." Anne terisak kembali sembari memeluk foto anak semata wayangnya itu.

Harp, tolong aku! Lakukan sesuatu..

"Aku telah menghitung semua tanggal kelahiran. Kalian mati bersama, tapi mengapa kamu harus reinkarnasi lebih dulu tanpa menunggu anakku? KALIAN SEHARUSNYA BERSATU DALAM SEGALA BENTUK KEHIDUPAN!" Anne berteriak. "Dan aku tidak mau melihat Harry mati penasaran dan masih terjebak di alam manusia!"

"Anne.. Mungkin kau salah orang. Kumohon lepaskan aku.."Ucapku lirih

"Aku tidak mungkin salah. Apa kamu lupa dengan rumah ini? Apa kamu lupa dengan kamar Harry yang sekarang kamu tinggali?!"

Aku tertegun. Seketika aku tersadar, mengapa aku merasa begitu dengan dengan rumah dan kamar itu.


**********

HOLAAA! It's been 2 years since i posted last chapter hehehe.. Sebenernya aku lagi nganggur karna belum dapet Universitas nih jadi disempetin nulis lagi haha. Doain ya gaes!

Thank you so much for everyone yang masih baca cerita ini, masih sering ngevomment, masukin cerita kalian ke library maupun reading list:) Aku harap kalian gak lupa ya sama ceritanya hehe......

Much love, bear x

Reincarnation //h.s. {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang