Dear Louis,
Saat makan malam tadi, aku sempat bertanya pada Ayah, apakah dia tau kau pergi kemana. Tapi Ayah malah terlihat murung mendengar pertanyaanku. Dia menatapku dengan tatapan sendu, persis seperti saat kau menatapku tiga hari yang lalu. Ayah tidak menjawab pertanyaanku, membuatku semakin bingung dengan apa yang terjadi denganmu dan Ayah malam itu, Lou.
Sebenarnya apa yang terjadi?
Pagi ini, aku berusaha membuat Ayah memberikankan sebuah jawaban. Memang, dia akhirnya menjawab pertanyaanku. Tapi jawabannya sama sekali tak membuatku puas, tak membuatku rasa penasaranku hilang. Jawabannya membuat rasa penasaranku semakin tinggi, semakin menggebu-gebu dan cepat atau lambat, rasa penasaran ini harus terobati.
"Ini demi kebaikanmu dan Louis, Delilah."
Demi kebaikanku dan kau,Lou? Maksud Ayah apa? Apakah Ayah tidak tau kalau aku begitu menyayangimu? Aku mulai berfikir kalau Ayah mengusirmu dari rumah. Namun, aku tidak tau alasan pasti kenapa dia mengusirmu.
Apa yang terjadi,Lou? Aku tau ini baru tiga hari semenjak kepergianmu.
Tapi, aku merindukanmu. Sangat merindukanmu.
Delilah.
Delilah menaruh surat keduanya diatas surat pertama yang tiga hari lalu dia taruh di depan kamar Louis. Dia berharap, malam ini, ketika dia sedang terlelap, Louis akan pulang dan membaca dua surat darinya.
Namun esok paginya, dua surat itu masih rapih terlihat seperti tak tersentuh sama sekali.
a.n
cuma mau bilang, kalau setiap habis selesai nulis surat, Delilah bakal menaruh surat yang dia tulis di depan kamar Louis. jadi walaupun gak aku tulis, kalian udah tau kalau dia selalu taro suratnya di depan kamar Louis(:
KAMU SEDANG MEMBACA
letters to lou → louis
FanfictionHanyalah surat-surat yang Delilah taruh di depan kamar Louis. Copyright © 2014 by popcacorus