SANG SINGA berderap maju dan mundur di daratan kosong itu sambil menyanyikan lagu barunya. Kali ini lebih halus dan bernada daripada lagu yang dia gunakan untuk memanggil bintang dan matahari. Musiknya lembut dan mengalir. Dan saat dia berjalan sambil bernyanyi, lembah menghijau karena rumput. Rumput mengalir dari si singa seperti mata air. Rumput menyapu sisi-sisi bukit seperti ombak.
Dalam beberapa menit rumput merayapi lereng-lereng rendah pegunungan yang jauh, membuat dunia baru itu lebih lembut setiap saat. Angin sepoi bisa didengar menggemeresikkan rerumputan. Tak lama kemudian ada benda lain selain rumput. Lereng-lereng tinggi menggelap karena sesemakan heather. Bongkahan tumbuhan yang lebih kasar dan berperdu muncul di lembah.
Digory tidak tahu apa tumbuhan itu sampai salah satunya mulai tumbuh di dekatnya. Tumbuhan itu kecil dan berpaku-paku, lusinan batangnya mencuat keluar, ditutupi daun, dan tumbuh semakin besar sekitar satu inci setiap dua detik. Ada lusinan tumbuhan ini di sekelilingnya sekarang. Ketika tumbuhan-tumbuhan itu nyaris setinggi tubuhnya, Digory melihat apa sebenarnya benda-benda tersebut.
"Pohon" dia berseru.
Yang menyebalkan, seperti yang Polly katakan setelah itu, adalah kau tidak dibiarkan dalam ketenangan untuk memerhatikan kejadian ini. Tepat setelah Digory berkata, "Pohon" dia harus melompat karena Paman Andrew telah menyelinap ke dekatnya lagi dan berniat mencopet isi sakunya. Tindakan ini sebenarnya tidak akan membantu
__________________(90)__________________
Paman Andrew kalaupun dia berhasil, karena pria itu mengincar saku tangan kanan. Dia masih mengira cincin hijau adalah cincin "pulang". Tapi tentu saja Digory tidak mau kehilangan cincin itu juga.
"Stop" teriak sang penyihir. "Mundur. Tidak lebih jauh lagi. Kalau ada yang bahkan berdiri sejauh sepuluh langkah dari satu pun anak itu, aku akan memecahkan kepalanya."
Dia mengacungkan batang besi yang telah dipatahkan dari lampu tiang di tangannya, siap melempar. Entah bagaimana tidak ada yang ragu dia bakal melempar tepat sasaran.
"Jadi" katanya lagi. "Kau berniat kabur ke duniamu sendiri dengan anak itu dan meninggalkanku di sini."
Emosi Paman Andrew akhirnya menguasai rasa takutnya. "Ya, Ma'am, aku memang berniat begitu," katanya. "Tentu saja aku berniat begitu. Lagi pula ini hakku. Aku telah dipermalukan dan diperlakukan dengan kejam. Aku telah sebisanya berusaha menunjukkan sopan santun. Dan apa balasanku? Kau telah merampok—aku harus mengulang kata ini—merampok toko perhiasan yang sangat terkenal. Kau telah bersikeras supaya aku menghiburmu dengan makan siang yang amat sangat mahal, belum lagi mewah, walaupun aku jadi terpaksa menggadaikan jam dan rantaiku untuk melakukan itu (dan biar kuberitahu saja ya, Ma'am, tidak seorang pun dari keluarga kami yang punya kebiasaan mengunjungi toko pegadaian, kecuali sepupuku Edward, dan dia berada di Yeonmary). Selama santapan yang tak bisa dicerna itu—aku merasakan pengaruhnya yang terburuk tepat pada saat ini—perilaku dan percakapanmu menarik perhatian yang tidak diinginkan dari semua orang yang ada di sana. Aku merasa telah dipermalukan secara publik. Aku tidak akan bisa menunjukkan wajahku di restoran itu lagi. Kau telah menyerang petugas polisi. Kau telah mencuri—"
__________________(91)__________________
"Oh, diamlah, pria tua, kumohon diamlah," kata kusir kereta. "Lebih baik melihat dan mendengar yang sedang terjadi sekarang. Jangan bicara."
Dan memang banyak yang bisa dilihat dan didengar saat itu. Pohon yang telah diperhatikan Digory kini sudah tumbuh menjadi pohon beech dewasa yang cabangcabangnya berayun lembut di atas kepala anak itu. Mereka kini berdiri di atas rumput hijau sejuk yang dihiasi bunga daisy dan buttercup. Lebih jauh sedikit, di sepanjang tepi sungai, pohon willow tumbuh. Di sisi lain bermunculan bunga-bunga currant, lilac, mawar liar yang tumbuh saling melilit, dan dipagari sesemakan rhododendron. Si kuda mencabik sejumput rumput segar yang lezat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chronicles of Narnia : Keponakan Penyihir (Selesai)
Fantasy"The Magician's Nephew" (Keponakan Penyihir)adalah novel fantasi anak-anak karya C. S. Lewis. Buku ini adalah buku keenam yang dipublikasikan dari ketujuh buku "The Chronicles of Narnia". Walaupun demikian, bila diurutkan secara kronologi, maka buku...