Tertunduk lemas sojung duduk sambil memeluk lututnya disudut ruangan yang penuh dengan barang barang yang tak terpakai. Sepertinya ruangan itu adalah gudang.
"Hikss omma....hikss hikss" sojung menangis ketakutan.
"Omma...hikss hiks appa" sojung terus memanggil omma dan appanya. Seakan mereka akan datang.
"Citttttt"suara pintu terbuka. Sojung meringsut semakin ke sudut ruangan. Ia semakin menenggelamkan kepalanya diantara kedua lututnya.
" hei bocah sialan. Ayo bangun!" bentak seseorang yang muncul dari balik pintu.
"Si-si-siapa kau? " tanya sojung takut takut.
"Jangan banyak tanya! Ayo ikut aku" balas orang itu lalu menyeret sojung keluar dari gudang.
"Boss ini anak yang anda cari" sojung didorong pada seorang yang terlihat bagai monster bagi sojung. Denga jubah hitam dan mata merah, bapak tua itu menatap sojung menyeringai.
"Kerja bagus, mulai sekarang kau akan menjadi budak ku" ucap bapak tua itu sambil menatap sojung lekat.//10 tahun kemudian//
Seorang gadis cantik tengah duduk bersimpuh di tepi tebing yang sangat curam. Dari atas tebing itu sojung dapat melihat sunset. Setiap sore sojung selalu menyempatkan diri untuk mendatangi tebing ini.
"Omma... Appa.. Kapan kalian akan datang menjemputku." gumam sojung sambil menatap langit dengan tatapan kosong.
"Apa kalian baik-baik saja? Apa kalian selamat dari kejadian itu? Hikss...hiks..." semua kilasan - kilasan kejadian dimana para monster menyerang keluarga. Yoona yang terkapar karna membantu suaminya untuk melawan para vanpire.
"Hikss hikss. . . jika kalian telah tiada maka ajak aku.... Jemput aku...hikss hikss aku takut sendirian disini. " tangis sojung pecah, dadanya terasa sesak.
Tampa ia sadari seseorang ikut menangis mendengar lirihannya.
"Hikss.. Hiks.. Omma.. Appa..." lirih sojung.
"Kau pasti sangat merindukan mereka ya" ucap seseorang berjalan mendekati sojung. Sojung secara spontan mengusap air matanya.
"Kau tidak sopan" serga sojung pada
Luhan. Yup.. Namja kecil yang bertemu dengan sojung ditaman bermain dulu.
Sejak sojung di jadikan budak di situ juga sojung bertemu dengan luhan lagi.
"Aku mencari mu kemana-mana. Dan ternyata kau disini" ucap luhan. Sojung hanya tersenyum.
"Ayo pulang hari sudah mulai gelap" sojung berdiri lalu berjalan mendahului luhan.
"Baiklah" luhan mengikuti sojung dari belakang.
Luhan sangat senang karna sojung tinggal dirumahnya, namun ia juga sangat sedih karna sojung selalu disiksa dan ia tidak dapat menolongnya.
"Apa kau sudah makan?" tanya luhan sambil mengimbangi langkah sojung yang cepat. Sojung menggeleng.
"Sejak kemarin" gumam sojung pelan.
" kenapa? Apa kau ingin sakit!!" teriak luhan lalu menghentikan langkas sojung
"Kau lupa. Aku tidak boleh makan sampai esok hari oleh omma mu" jelas sojung lalu melanjutkan langkahnya meski ia sangat lemes.
"Sojung-ah ayo melarikan diri" ucap luhan penuh keseriusan.
"Lupakanlah, aku sudah biasa" balas sojung tampa menoleh
"Aku serius.. Aku tidak tahan lagi melihat semua ini" teriak luhan. Sojung menghentikan langkahnya. Lalu berbalik.
"Benarkah? Apa kau yakin bisa melawan kehendak orang tua mu?" tanya sojung tegas.
"Aku yakin" jawab luhan menatap manik mata sojung.
"Aku tidak yakin" ucap sojung lalu pergi meninggalkan luhan yang terdiam.ia ingat kejadian beberapa tahun lalu, luhan membelanya namun sekali ancaman luhan langsung kecut dan malah meninggalkannya yang disiksa oleh appa dan ommanya
"Mianhe" gumam luhan pelan namun masih terdengar oleh sojung
"Itu sudah berlalu, ayo kita pulang" ucap sojung berjalan mendahului luhan.Tbc
YOU ARE READING
I LOVE WERE WOLF
Manusia SerigalaCERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, DITULIS DENGAN HAYALAN DAN INFIRASI KECERDASAN UNTUK MENULIS DAN BERKARYA.