Diksi Kelam

29 2 0
                                    

Penaku tak pernah kering untuk menorehkan kata-kata indah. Tepat di ujung halaman, ketika tanganku melepasnya dan beranjak pada gumpalan kertas bersampul kulit hitam lalu mendarat.

Membukanya lembar demi lembar kembali, ini candu baru untukku.

Memilah mana yang sesuai dengan isi hati dan perasaanku saat ini. Jadwalnya untuk menambahkan puisi milik gadis misterius itu di lini masa.

Kupilih puisinya di halaman tengah.

Kertapura, 18 Agustus 2012

Pada setiap kata yang tertuang
Dalam setiap asa yang tercurah
Gelap hampa tak berkurang
Sang Jingga tak dapat menahan amarah

Mungkin..
Mungkin kini kau melupa
Mungkin lama kau menerka
Apa yang akan ku jaga?

Percaya?
Sang surya bahkan tak menyapa
Delusi akar jarak di antara kita
Kelam tiba membawa duka
Rasamu tiba membawa cahaya
Kini, di mana?

Suasana hatiku sedang mendung, puisinya membawaku mengikuti arus lalu tenggelam.

Jangan tanyakan apa, aku sudah lupa. Satu yang ku tahu, diksi kelamnya membawaku terbang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unspoken WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang