chapter 7

25 1 0
                                    

NAEL

                                                            Selamat pagi, 

jangan terlalu memikirkan apa yang telah terjadi mari nikmatilah hari ini

Tentang kejadian semalam ketika aku bersama Richard membuatku terlalu gampang melupakan, tenanglah aku sudah pandai mengenai hal seperti ini.

"selamat pagi wahai para pejuang"

Aldi tiba-tiba membuka pintu kamarku dan Vina, teriakannya membuatku cukup kaget.

"woi kaget, kampret" Vina melempar bungkus charger ke arah Aldi yang berdiri di ambang pintu.

"woi sakit" jawab Aldi sambil menjulurkan lidahnya.

"eh Aldi sini dah" tanganku melambai sekaligus mengisyaratkan Aldi untuk menghampiriku."kalau ngagetin orang tuh kira kira dong, ketuk pintu sebelum masuk, gua gibeng juga lu" akupun menjitak kepala Aldi. Maaf jika itu terlalu kasar.

"haha mampus loe" ketus Vina.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu. Iya itu gerald. Gerald menginstruksikan kami semua untuk kumpul di auditorium karena acara akan segera dimulai.

"ok siap" semua serentak menjawab.

Sambil berjalan menuju Auditorium, aku terus menunduk menatap layar ponselku, menunggu pesan masuk dari Ben. Semenjak aku datang ke kota ini, Ben belum menghubungiku sama sekali. Memastikan aku sampai disini dengan selamat, Benpun tidak melakukannya.

Biar saja. Mungkin Ben menyuruhku untuk fokus mengikuti acara ini. Iya semoga saja asumsiku benar.

Sesampainya di Auditorium aku tidak melihat batang hidung Richard, kemana dia ? ah sudahlah lagi pula aku sedang tidak ingin melihat wajahnya. Apalagi bertemu. Yang ku ingnkan hanya Ben sat ini.

"ok semuanya, selamat pagi. Hari ini kita akan melakukan acara pertama yaitu outbound. Areanya tidak jauh dari sini. Silahkan bawa bekal seperlunya dan kalian harus menjaga kekompakan antar kelompok. Apakah bisa dimengerti " kalimat pembuka dari ketua Acara

Semua bersorak gembira. Terdengar suara si kembar paling kencang dan disekelilingpun melihatnya. Ini tidak terlau memalukan, ada yang lebih memalukan lagi, nanti aku ceritakan.

Semua sedang bersiap siap dan aku masih dilanda dengan kerisauan karena Ben tak kunjung memberi aku kabar. Adnan menyadari akan hal ini, aku fikir memang diantara anak osis adnan lah yang lebih tau tentang kami.maksudku akudan Ben.

"Ben belum ngabarin loe ?"

Tanya ben sembari memasukan beberapa cemilan ke ransel. Berhubung didalam aturan hanya memperbolehkan membaca ransel satu perkelompok jadi adnan yang bawa deh.

"heem"akupun menganggukan kepala.

Semua persiapan telah diselesaikan. Semua mulai berjalan menyusuri jalan setapak. Udaranya yang sejuk dan masih bersuhu rendah membuatlu kembali mengeratkan hoodie hitamku, entah ini hoodie milik siapa tapi ini terasa nyaman walau sedikit kebesaran tak apa bagiku. Terimakasih kamu.

"ayo lewat sini" ujar gerald.

Dia memang pantas untuk jadi pemimpin grup ini, selain otaknya yang lumayan jenius dia juga pandai membuat situasi tegang menjadi melebur hangat.

...

Kegiatan outbound sudah hampir selesai, semua romobongan tiba di lapangan besar, tepatnya di belakang gedung hotel yag kami tinggali. Diujung sana terdapat panggung yang lumayan besar, seukuran band ketika mengadakan konser. Semua panitia mulai terlihat sibuk untuk mempersiapkan acara selanjutnya yaitu seminar. Kami semua diintrupsikan untuk mengganti pakaian kami dan menuju ke lapangan ini kembali. " ya udah yuk, kita ganti baju el " ajak Vina yang merangkul pundakku,

Langkahku terhenti ketika ponselku terasa bergetar " lihat kebelakang" isi pesan masuk di ponselku. Kamu tak akan percaya ini dari siapa. Sontak vina yang sedari tadi langkahnya seirama dengaku ikut mendadak berenti. Kepalaku memutar ke arah belakang memastikan apa maksud dari pesan itu.

thanks for ur time to reading my wattpad, so can you give me a vote and I am gonna love that. 

kira kira pesan dari siapa ya itu ?next chapter yaww..

JA(T)UHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang