[13]aku selalu ada untukmu

1.8K 89 3
                                    

Keyna membuka matanya perlahan. Cahaya dari ruangan membuatnya silau. Ruangan yang di dominasi serba hijau ditambah bau obat-obatan yang familiar membuat Keyna mengetahui tempat ini. Ia sedang berada di rumah sakit.

Kepalanya mendadak pusing, pandangannya mendadak buram.

"Dokter!" ujar seseorang itu hanya bisa Keyna dengar dengan samar sebelum semuanya mengelap.

Dokter menyuruh Kenan menunggu di luar. Karena kedua orang tua Keyna sedang berada di luar kota. Jadi Kenanlah yang menjaga Keyna.

"Gimana keadaannya dok?!" tanya Kenan setelah dokter itu keluar.

"Dia hanya butuh istirahat yang cukup dan tidak boleh memikirkan hal-hal yang berat-berat dulu. Itu akan mempengaruhi kesehatannya nanti."

Dokter itu menepuk pundak Kenan lalu pergi meninggalkannya. Kenan membuka pintu, ia mendapatkan Keyna yang sedang terlelap.

Kenan mengambil tempat duduk di samping ranjang Keyna. Ia mengamati wajah gadis itu. Begitu damai, seperti ia tidak memiliki beban apapun.

Ketika tangan Kenan mengenggam jemari Keyna, ia merasakan sesuatu. Ada rasa seperti ingin melindunginya atau mungkin rasa tak ingin kehilangannya.

"Gue sayang sama lo Key," ujar Kenan membisiki Keyna.

Jemari tangan Keyna bergerak sedikit. Keyna kembali membuka matanya perlahan, ia mengamati keadaan di sekelilingnya.

Keyna menemukan Kenan yang duduk menatapnya. Wajah cowok itu terlihat kacau.

"Kenapa gue di sini?" tanya Keyna begitu pelan. Hingga Kenan hampir tidak bisa mendengarnya.

"Lo pingsan. Jadi gue bawa ke sini."

"Papa mama gue tau?" tanya Keyna.

Gue harus jawab apa? Batin Kenan.

"Em, itu....karena gue yang nyebapin lo kayak gini. Jadi, gue bilang sama mereka gue yang akan temenin lo sampek sembuh," ujar Kenan menghembuskan nafasnya.

"Gue tau mereka lebih peduli sama pekerjaan, bukan sama gue," ujar Keyna.

Kenan mengusap puncak kepala Keyna dengan lembut, "Udah, lo tenang aja. Kan masih ada gue."

"Bukannya lo harus ngurusin proposal lo? Kan tinggal tiga hari lagi proposal itu harus lo serahin," ujar Keyna.

"Tenang, anak buah gue banyak. Jadi, yang penting sekarang adalah lo sembuh."

"Makasih Ken," ujar Keyna tersenyum tipis.

Kenan hanya mengangguk pelan. Ia menyuruh Keyna kembali istirahat, karena dirinya harus pulang berganti pakaian.

"Nanti gue balik lagi," ujar Kenan sebelum menutup pintu.
***

"Gimana keadaan Keyna?" tanya Tara.

Ketiga teman Kenan itu sudah dari tadi menunggu Kenan di rumahnya. Memang beruntung Kenan mempunyai teman seperti mereka.

"Udah membaik. Tapi gue liat dia masih lemes," ujar Kenan.

"Yah, lo kebanyakan minta jatah 'ena-ena' sih, Keyna jadi lemes kan," ujar Budi.

"Gak nyambung begok!" ujar Arman.

Kenan masuk ke dalam kamar mandi. Badanya sudah lengket oleh keringat.

"Gue rasa Kenan suka sama si Keyna deh," ujar Budi.

"Yang penting dia gak suka sama Eliana gue," ujar Tara.

"Wah, udah taken lo sama Eliana?" tanya Arman.

"Otw, emangnya lo di tolak mulu sama Sura."

"Arman!" panggil Tara.

"Apa?"

"Gue sama Eliana, si Budi sama Sura, Kenan sama Keyna lo mending sama Gigi," ujar Tara.

"Ngacok lo!" ujar Arman.

"Rundingan apa lo? Ngrundingin ketampanan gue?" ujar Kenan yang ke luar dari kamar mandi.

"Sial lo!" ujar Tara.

"Sejak kapan lo suka sama Keyna?" tanya Budi.

"Maksud lo?" tanya Kenan mengangkat satu alusnya.

"Sok polos lo. Biasanya kalo ada lo sama Keyna itu pasti ujung ujungnya ribut. Lah ini, kenapa mendadak lo baik sama Keyna. Lo udah suka sama dia kan?" ujar Tara.

"Gue gak tau. Gue juga bingung sama perasaan gue sendiri. Gue itu bingung, gue suka sama dia karena gue suka kasihan atau karena gue suka yang artinya cinta," ujar Kenan mengacak rambutnya.

"Gue tau, setelah lo putus sama Indah lo berubah. Lo jadi kayak menghindar dari cewek. Tapi, saat liat lo sama Keyna gue yakin lo suka sama dia," ujar Tara.

"Gue gak tau," ujar Kenan mengangkat bahu.

"Lo mau ke rumah sakit lagi?" tanya Budi yang melihat Kenan sudah mengenakan jaket.

"Gue harus kesana, kasihan dia sendiri," ujar Kenan.
***

"Kok Kenan belum ke sini sih," ujar Keyna bermonolog.

Keyna melihat Kenan yang masuk membawakannya buah-buahan.

"Lo gak tidur?" tanya Kenan dengan lembut.

"Gue bosen di kamar. Gue mau keluar," ujar Keyna mengerucutkan bibirnya.

Kenan mendekat ke arah Keyna, "Udah malam, besok aja."

"Kalo gitu gue gak mau tidur."

"Yaudah gak usah tidur, nanti kalo lo ngantuk lo juga akan tidur," ujar Kenan duduk di sisi ranjang.

Keyna melipat kedua tangannya di depan dada. Ia mengerucutkan bibirnya.

"Ken, Kenan!" ujar Keyna merengek.

"Kenapa? Rindu?"

"Gue bosen, gue mau pulang," ujar Keyna.

"Besok gue bilang sama dokter. Kalo lo udah sembuh, lo boleh pulang kok. Btw, orang tua lo tadi telefon gue, tanya keadaan lo," ujar Kenan.

"Bilang aja gue udah mati."

Kenan menarik nafas panjang. Ia mengamati perubahan wajah Keyna. Ia tampak lesu, matanya mulai berair. Kenan menarik Keyna ke dalam pelukannya.

"Kalo ada masalah, cerita sama gue. Kali aja gue bisa bantu," ujar Kenan.

"Gue nggak pernah deket sama mama. Gue pengen mama bangga sama gue, makanya gue mencalonkan diri jadi ketua OSIS. Eh, taunnya gue malah jadi sekertaris dan lo yang jadi ketua OSIS. Gue cuma deket sama papa, tapi papa gila pekerjaan. Gue ngerasa gue nggak punya siapa-siapa Ken. Gue kangen sama mereka," ujar Keyna yang menangis menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Kenan.

Kenan mengusap rambut Keyna dengan lembut, "Sekarang lo punya gue. Gue akan selalu ada buat lo."

"Maksud lo?"

"Gue suka sama lo. Gue akan jagain lo," ujar Kenan memeluk tubuh munggil Keyna.

"Tapi..."

"Gue gak butuh jawaban lo sekarang. Yang terpenting gue bisa jagain lo kayak gue jagain perasaan gue ini buat lo," ujar Kenan memotong ucapan Keyna.

"Makasih Ken. Lo baik sama gue."

Kenan melepaskan pelukannya, "Sekarang lo tidur, biar gue yang jagain."

"Lo juga tidur, besok lo harus sekolah."

"Gak usah pikirin gue. Yang terpenting sekarang adalah lo. Coba lo peduli dulu sama diri lo sendiri, baru lo boleh peduli sama gue," ujar Kenan mengacak rambut Keyna.

"Good night Kenan."

"Good night too."

Kenan merebahkan dirinya di sofa. Ia menatap Keyna sejenak. Setelah selesai memastikan Keyna tertidur, Kenan kemudian memejamkan matanya.
***

Vote+coment
Sorry for typo

-brilliantradhea

K e [y] n a [n]. [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang