"Lagi cemberut aja manis. Apalagi kalo lagi senyum? Mungkin gua harus sering-sering minum obat diabetes."
***
Risty sedang bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Ia melihat ke cermin untuk mengecek penampilannya lagi .
Rambut pirangnya ia kuncir menjadi satu ,membentuk ekor kuda. Seragam putih abu-abu nya sudah rapih dengan dasi dan gesper yang sudah melekat dibadannya.
Risty memoles wajahnya dengan bedak dan liptint tipis. Kelihatannya sangat natural tapi tetap membuat wajah Risty terlihat sangat manis.
"Oke ,ready." Risty mengambil tasnya yang sudah tersedia diatas meja belajar. Ia segera keluar kamar dan segera turun ke lantai bawah untuk sarapan terlebih dahulu.
"Pagi ,ma." sapa Risty kepada mamahnya yang sedang menata makanan diatas meja makan.
"Pagi, sweetheart." jawab Tania sambil tersenyum hangat kearah Risty. "Kamu mau sarapan apa? Nasgor atau roti?"
"Roti aja deh mah. Aku takut telat" jawabnya.
Tiba-tiba bel rumahnya berbunyi, Risty yang mendengarnya ingin membukakan pintu untuk sang tamu. Namun ketika baru saja ia berdiri dari duduknya, Tania mencegah Risty.
"Biar mamah aja, kamu lanjutin aja makannya. Kamu lagi buru-buru kan?"
Risty hanya mengangguk dan melanjutkan kegiatan sarapannya.
"Pagi ty" sapa seseorang yang suaranya sangat dikenali Risty. "Kalo makan tuh yang bener dong. Jangan belepotan gitu, kan gua jadi gemes"
Rivan tiba-tiba mengusap ujung bibirnya dengan ibu jarinya. Setelah itu dia tersenyum memperhatikan Risty yang kembali melanjutkan kegiatan memakan rotinya.
Kenapa lu manis banget sih ty? Jadi pengen gua bawa pulang, sumpah. Batinnya.
Risty yang menyadari jika Rivan sedari tadi memperhatikannya pun merasa salah tingkah.
Plakkk
"Aduhhh" eluh Rivan sambil memegangi pipinya yang tadi ditabok Risty tanpa sebab.
"Lu ngapain ngeliatin gua kaya gitu? Lagi mikirin yang aneh-aneh ya?" tuduh Risty tanpa rasa bersalah karena sudah menabok pipi cowo yang duduk disampingnya.
"Dih.. ngapain juga gua mikirin yang aneh-aneh. Gua cuma bingung kenapa lu itu badannya kecil, padahal makan lu banyak juga." ujar Rivan berusaha mengelak.
Risty yang mendengar pernyataan yang dilontarkan Rivan pun merasa sedikit badmood ,akhirnya ia memutuskan untuk menyudahi kegiatan sarapannya.
"Mah, aku berangkat sekolah dulu ya" Risty menghampiri mamahnya untuk menyalimi mamahnya yang sedang berada diruang tengah.
"Hati-hati ya ty" jawabnya. "Tante nitip Risty ya van, kalo dia nakal jitak aja." ujar Tania ketika Rivan menyaliminya.
Rivan hanya mengangguk sembari tersenyum.
Mereka berdua segera memasuki mobil Rivan untuk menuju ke sekolah.
***
Sepanjang perjalanan mereka tidak berbicara sama sekali. Risty yang nampaknya agak kesal dengan ucapan Rivan dimeja makan tadi pun asik menatap kearah jalanan yang mereka lewati.
Rivan yang menyadari jika gadis disampingnya ini sedang marah padanya hanya bisa memandangi gadis tersebut sambil sesekali tersenyum karena melihat ekspresi marah Risty yang entah mengapa malah terlihat sangat menggemaskan.
"Cantik." gumamnya sangat pelan. Tapi Risty tetap dapat mendengarnya karena keadaan didalam mobil yang hening.
"Apa?" tanya Risty memastikan apa yang tadi diucapkan Rivan.
Rivan yang tidak menyangka jika Risty ternyata mendengar ucapannya barusan pun agak salah tingkah. Ia berdeham untuk menetralkan detak jantungnya.
"Enggak. Gua cuma mau mastiin kalo cewe yang disamping gua itu beneran manusia atau kuntilanak" jawab Rivan santai dengan pandangan masih terfokus ke jalanan didepannya.
Risty yang mendengar jawaban Rivan malah melotot menatap kearah laki-laki disampingnya. "Maksud lu gua kaya kuntilanak gitu?" jawabnya dengan nada suara yang agak meninggi.
Rivan menghembuskan nafas kasar sambil menepuk jidatnya. "Salah lagi kan. Susah emang ngomong sama terompet tahun baru. Salah ngomong dikit langsung teriak, sewot, marah."
Risty tidak membalasnya, dia hanya memberengut pertanda bahwa mood nya pagi ini sudah kacau karena ucapan Rivan.
Rivan yang melihat Risty tidak lagi mengeluarkan suara sedikitpun untuk membalas perkataannya akhirnya ia ikut diam.
Mereka sama-sama membisu, membiarkan keadaan didalam mobil menjadi hening.
Gua heran, kenapa gua bisa suka sama orang ternyebelin kaya lu. Batin Risty
Aneh ya, kenapa gua bisa suka sama cewe manja dan gampang ngambekan kaya lu. Batin Rivan.
***
Jangan lupa voment ya.
Semoga kalian suka sama part ini.Next or no?

KAMU SEDANG MEMBACA
Certeza
Fiksi RemajaJanganlah berharap pada yang seharusnya dilupakan. Dan janganlah menunggu pada yang tidak pernah ingin ditunggu. Karena mencintai tidak harus semenyakitkan itu.