2. Tumpangan

880 33 4
                                    

Pagi ini titan bangun lebih awal, mungkin karena kemarin dia tidur tidak terlalu larut. Titan bangun pukul 04.30 lalu ia mandi setelah itu ia melaksanakan kewajibannya yaitu sholat subuh. Setelah ia selesai, ia segera berganti pakaian menggunakan seragam. Saat ingin memasang dasi tiba-tiba ada yang membuka pintu kamar titan.

"Bunda kira abang belum bangun."

"Udah kok bun tadi malam titan ngaktifin alarm sebelum tidur."

"Ya udah bunda ke bawah dulu ya bang mau nyiapin sarapan." Sambil berlalu meninggalkan titan.

Setelah selesai menggunakan dasi, titan berjalan menuju meja belajarnya untuk menyiapkan buku yang harus dibawa hari ini. Namun, saat ingin memasukan buku fisikanya ke dalam tasnya sebuah foto terjatuh. Difoto tersebut seorang gadis tengah tersenyum manis.

Hai, kenapa kemarin nggak masuk ? Ucap titan lirih.

Setelah itu titan segera mengambil kunci dan jaket armynya. Lalu titan turun untuk sarapan bersama kedua orang tuanya.

"Pagi ayah, pagi bunda." Sapa titan kepada kedua orang tuanya.

"Pagi kesayangan bunda sama ayah." Sambil mengambilkan nasi untuk titan. "Mau pakek lauk apa bang?" Tanya sang bunda.

"Ayam aja deh bun." Setelah itu titan langsung menyantap sarapannya.

"Yah, bun titan berangkat dulu ya." Sambil menyalami kedua orangtuanya.

"Hati-hati bang bawa motornya. Jangan ngebut-ngebut." Ucap sang ayah

"Oke ayah, assalamualaikum." Ucap titan sambil berlari menuju garasi.

Setelah itu titan segera bergegas mengeluarkan motornya dan langsung menaiki motornya dengan kecepatan sedang. Saat di jalan titan melihat seorang cewek tengah berjalan menuju halte bus yang ada di depan komplek. Ia mengurangi kecepatan motornya, dan menjajarkan motornya dengan langkah gadis itu.

"Nia!" Panggil titan kepada gadis itu. Lalu si empunya nama langsung menoleh.

"Kak titan, kenapa kak?" Tanya gadis itu pada titan.

"Harusnya gue yang nanya, ngapain jalan kaki?" Tanya balik titan kepada nia.

"Mobilnya dipake papa ke kantor, terus yang satunya dipake mama ke butik." Jawab nia dengan senyuman manisnya.

"Ya udah berangkat bareng gue aja." Ajak titan sambil menghentikan motornya.

"Enggak usah kak, aku naik bus aja." Tolak nia tak lupa dengan senyum manisnya.

"Nggak ada penolakan. Ayo naik." Ajak titan.

"Tapiii kak......" Belum sempat nia melanjutkan ucapannya titan langsung menarik tangannya.

"Pegangan!!" Ucap Titan.

"I-ya kak." Nia gugup. Ini kali pertamanya dibonceng motor oleh cowok selain kakaknya.

Setelah itu titan segera melajukan motornya. Titan melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Sedangkan nia, ia sibuk mengamati pahatan tuhan yang paling indah ini.

"Nggak usah liatin gue mulu. Gue tau gue ganteng. Hahahaha." Ucap titan sambil tertawa.

"Siapa juga yang ngeliatin kakak. PD amat sih." Elak nia yang sudah ketahuan titan bahwa ia tengah memandang titan dari belakang. Pasti sekarang pipinya sudah seperti kepiting rebus.

Bodoh-bodoh, kenapa bisa ketahuan sih. Kan malu aku. Runtuk nia pada dirinya sendiri.

"Nggak usah ngelak, gue tau kok kalau lo itu mandangin gue terus dari belakang." Ucap titan sambil terkekeh. Senangnya hati titan bisa menggoda gadis polos ini.

TITANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang