4. Sakit

649 21 8
                                    

"Ha...hachiiin, mamaaaaaa!" Cewek itu terus menggaruki hidungnya yang gatal karena pilek, sampai-sampai hidungnya merah seperti badut.

"Ada apa sayang? Ya Allah, hidung kamu kenapa nia, kok kayak badut gitu? Iiihhhh mama jadi gemes!" Sang mama malah mecubit kedua pipi nia dan tak lupa dengan hidung nia, "ck, hidung nia gatel banget ma, badan nia panas terus tenggorokan nia sakit!"

Sang mama menempelkan tangannya di dahi putrinya, dan benar ternyata putrinya ini terkena flu.

"Bentar mama ambilin kompresan dulu ya, kamu sabar ya sayang!" Setelah itu sang mama keluar dari kamar nia untuk mengambil kompresan. Selang berapa menit sang mama datang membawa baskom air dan handuk kecil, setelah itu sang mama duduk dipinggir ranjang. Dengan telaten sang mama mengompres dahi nia.

"Makanya, udah tau hujan masih ngeyel aja ke minimarket. Mana nggak bawa payung lagi, kalau udah sakit gini siapa yang susah, kamu juga kan yang susah nggak bisa sekolah, makan juga nggak enak, semua serba nggak enak!" Nia tidak suka saat sakit seperti ini pasti sang mama akan mengomelinya.

"Mana nia tahu kalau bakal kehujanan ma, lagipula kan waktu nia pergi ke minimarket kan masih gerimis belum hujan gede!" Sambil terus menggaruk hidungnya.

"Kamu ini kalau mama bilangin ada aja alasannya!" Ucap sang mama sambil menyentil dahi nia.

"Awsh, iiihhh mama mah!!"

"Udah istirahat sana, mama mau nyiapin sarapan buat papa sama abang dulu ya!!" Sang mama berlalu pergi dari kamar nia, setelah itu nia bangkit dari tidurnya. Ia merasakan badannya lemas sekali. Ia mendekati balkon kamarnya, Ia membuka tirai balkon kamarnya lalu Ia membuka pintu balkonnya. Ia tersenyum ketita melihat motor titan keluar dari garasinya.

Selamat pagi kak titan. Batin nia sambil memandang punggung titan yang sudah tak terlihat lagi.

*****

Titan celingukan diparkiran, Ia seperti mencari seseorang, namun orang yang dicarinya tidak ada muncul dihadapannya. Ia menghembuskan nafas kesalnya.

Kemana dia ya? Batin titan.

"Woy bosque, tumben masih diparkiran?" Tanya iyon yang baru saja datang, dan dibelangakangnya ada rian dan bian yang lari ngos-ngosan.

"Anjir lo, pakek acara ninggal kita lagi, liat gue jadi keringetan kayak gini. Gagal deh mau ngecengin degem!" Ucap bian yang dibuat sok dramatis mungkin. Jibang.

"Ck, maapqeun eykeh atuh. Kan tadi eykeh lihat bos lagi celingukan kayak lagi cari sesuatu makanya eykeh duluan!" Ucap iyon yang tak kala dramatisnya. Dasar duo absurd.

"Lo nunggu siapa tan? Nunggu caca? Bukannya caca itu kalau datangkan selalu pagi, terus lo nunggu siapa?" Kini giliran rian, temannya yang paling waras diantara bian dan iyon. Rian dengan keponya bertanya pada titan kalau titan sedang menunggu siapa. Nanti kalau titan jawab pasti teman-temannya akan menggodanya.

"Gue nunggu kalian, gue males ke kelas sendirian!"

"Boong lu ya bos? Kan biasanya juga lo ke kelas sendirian kalau kita belum datang?" Ucapa bian tak kala kepo dari rian.

"Ahh ya gue tau gue tau, lo nunggu degem yang kemaren itu ya? Si bos udah mup on ya dari caca marica hehe?" Apa-apaan iyon ini, dia menyebut caca dengan caca marica hehehe emang dikira caca itu kambing ya.

"Apaan sih lo yon? Lo bilang tadi apa caca marica hehe? Emang caca itu kambing apa?" Ucap titan ketus.

"Ye si bos marah, maapqeun akuh bos!!" Ucap iyon dramatis.

"Udahlah nggak usah berantem. Kuy kelas habis ini masuk lo!!!" Ucap rian.

"Kuy!!!" Ucap ketiga sahabatnya.

TITANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang