3. Pulang bareng

722 33 9
                                    

Seorang cewek tengah menyalin catatan yang ada di papan tulis, padahal kelas sudah selesai. Namun, dia masih tetap menyalin catatan tersebut.

"Nia belum selesai ya?" Tanya teman sebangku nia yang sedang asik memainkan ponselnya.

"Belum ta, kalau lo mau pulang duluan nggak papa kok." Ucap nia yang tetap fokus dengan catatannya.

"Gue nunggu lo aja deh, kasihan lo sendirian." Ucap cinta dengan senyum manisnya.

"Makasih ya ta, ini udah selesai kok." Ucap nia sambil memasukkan bukunya ke dalam tas ransel warna maroonnya.

"Yuk pulang? Supir gue udah nunggu di depan gerbang nih." Ucap cinta sambil bangkit dari duduknya.

"Yuk ta." Ucap nia sambil memakai ranselnya.

Setelah itu mereka keluar dari kelas bersama, mereka berjalan sambil bercanda.

"Lo pulang dijemput siapa ni?" Tanya cinta pada nia.

Dan setelah itu nia ingat bahwa dia diajak pulang bareng titan. Nia lupa kalau hari ini ia pulang bareng titan. Untung cinta tadi bertanya pada nia.

Mati gue, kenapa bisa lupa sih. Batin nia sambil menepuk jidatnya.

"Ni, kok malah bengong sih. Lo pulang bareng siapa?" Tanya cinta lagi.

"Ta gue duluan ya, gue buru-buru banget nih. Makasih lo udah nungguin gue tadi, gue duluan ta Bye." Ucap nia sambil berlari meninggalkan cinta sendirian.

*****
Titan masih menunggu nia di depan kelasnya. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya dari belakang.

"Lagi nunggu siapa tan? Bukannya temen-temen lo udah pulang ya?" Tanya seseorang yang menepuk bahunya.

"Gue nggak nunggu siapa-siapa kok. Lo kok belum balik?" Tanya titan pada orang itu.

"Ini habis piket kelas, terus lagi nunggu mauren sama beby. Mereka lagi ke toilet." Ucap caca dengan senyum manisnya. Senyum yang titan rindukan selama liburan sekolah, akhirnya dia bisa melihat seyum gadis yang sedang ia kagumi selama satu tahun belakangan ini.

"Gue duluan yan tan. Ternyata mereka nunggu gue di parkiran." Ucap caca sambil berlalu pergi.

Setidaknya rindu gue terobati. Thanks ca. Batin titan

Setelah itu titan mengeluarkan ponselnya, tak lupa ia mengeluarkan headshetnya. Ia berkali-kali menengok ke arah koridor kelas, lalu ia melihat jam yang melingkar ditangannya. Ia sudah menunggu tiga puluh menit. Setelah itu tampak seorang cewek berlari dengan ngos-ngosan.

"Maaf ya kak, maaf kalau kakak nungu lama. Tadi nia masih nyalin catatan di papan tulis." Ucap nia dengan ngos-ngosan.

"Nggak papa kok ni. Yuk pulang, udah sore nih." Titan memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya.

Setelah itu mereka berjalan berdampingan menuju parkiran. Nia masih sangat merasa bersalah karena telah membuat titan menunggu, hatinya resah tidak tenang.

"Kak!!!"

"Kenapa ni?" Tanya titan dengan wajah herannya.

"Kak, nia merasa bersalah banget deh. Gara-gara nia kakak nunggu lama banget. Maaf ya kak, kak titan nggak marah kan sama nia?" Mata nia sudah berkaca-berkaca. Ia sangat amat merasa bersalah. Titan langsung menarik gadis mungil tersebut ke dalam pelukannya.

"Gue nggak marah sama lo nia. Lagipula lo udah jelasin kenapa tadi lo lama banget. Udah jangan nangis, lo jelek kalo nangis." Ucap titan sangat lembut sambil mengusap air mata yang ada di pipi nia.

TITANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang