Part 1

610 10 1
                                    

"Aku takut..

"aku takut dimasukkan kedalam golongan hamba yang hina dihadapan Allah, aku takut termasuk golongan munafik.. takut posisi aku didepan Allah buruk.."

"Astaghfirullah, Istighfar Ra,"

Matanya sembab, tangannya sibuk menyeka air di sudut mata yang mulai tumpah. Tangisan itu, tangisan yang membarakan iman, tangis yang kembali menjadi penenang, penerang langkah dalam episode hidup yang kian meredup, penyejuk jiwa yang sudah lama panas;haus akan nikmat dunia

"Ada yang bilang,

"kalau kamu pengen tahu posisi kamu di hadapan Allah gimana, coba deh periksa hati, posisi Allah di hati kamu gimana?"

Deg,

"Allah sesuai dengan prasangka hambaNya, maka berhusnudzanlah padaNya."

Tangisannya surut, aku turut memecahkan tangis yang sejak tadi kusembunyikan dibalik masker,

'Yaa Allah, maafkan aku terlalu sering menempatkanmu di posisi akhir, maafkan aku yang rutin bersifat baik namun lillah nya sedikit. Sungguh, maafkan aku Rabbku.'

Perbincangan yang berhasil mengetuk kembali isi hati, aku yang tiba-tiba buta;lupa kalau sifat hati bulak-balik, kembali mengeluarkan isak tangis yang tertahan. Aku tahu sifat hati yang cenderung condong tentu tak akan selamanya teguh jika dibiarkan tanpa disirami kebaikan. Begitu pula iman, yang jika kau biarkan, akan kian terkikis dan perlahan padam.

Ini sekelumit kisah yang rumit, membahas soal hati yang kedalamannya tiada orang yang pernah tahu dasarnya.

Sungguh rumit jika kau terlalu banyak berbelit, berusaha menutupi kesalahan sana-sini, membungkus keburukan agar terlihat baik.

Dan terkadang, kebaikan akan berubah jika tujuannya bukan Lillah, pahalanya akan musnah

Itulah hati, hanya hati yang bisa memutuskan apakah prilaku yang kau perbuat itu baik atau tidak.

Hati itu umpama sebuah biji, biji apa yang kau tanam, maka itu pula yang kau tuai. Niat apa yang kau lakukan untuk sebuah kebaikan, maka itupula yang kau dapat darinya.

Sekali lagi, itulah hati.. hanya Dia yang tahu, Sang Maha Tahu segala isi hati, maka berhati-hatilah dengan hati. Jangan sampai terkotori.

Revisi HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang