part 2

439 8 0
                                    

Aku berhenti setelah melajukan motor di atas kecepatan empat puluh. Menuju rumah seorang sahabat.

"Assalamualaikum," aku mengetuk pintu.

"Assalamualaikum," sekali lagi aku berucap. Tetap tak ada jawab..

Aku duduk dikursi, menyalakan belnya berkali-kali. Diam sebentar untuk kembali mengucapkan salam yang ketiga, salam yang jika masih belum dijawab, aku harus pergi.

Selang 10 menit, "Assalamualaikuum," sekali lagi sambil menekan bel.

Aku bersiap meninggalkan rumah itu, mungkin sedang keluar, pikirku.. atau mungkin, dia tak mau menerimaku?!

Ah payahh..

Bagaimana tidak? Rumah yang kini kukunjungi adalah rumah seorang sahabat yang semalam berdebat hebat denganku. Jikalau bukan karena hal mendesak, aku tak mau menginjakan kaki disini.

Aku menarik napas, diam sebentar setelah kembali mengenakan helm,

Astaghfirullah, maafkan aku Rabb, lagi-lagi emosi selalu bisa menciptakan segala prasangka. Prasangka buruk yang diduga sendiri tanpa bukti dapat menjerumuskanku pada jurang amarah, penghalang ketenangan jiwa.

Aku tahu, dia sahabat yang sudah sering membuatku patah, namun dibaliknya menumbuhkan semangat untukku melakukan kebaikan. Memaafkannya misalnya?

Sebab, untuk apa berlarut dalam amarah? Memendam dendam? Capek sendiri! Nyiksa-nyiksa hati!

Lebih baik aku ikhlas, membiarkan semuanya lepas. Dan kalau ternyata hal itu malah semakin membuatku merasa sakit, semakin menggambarkan kalau aku gak ikhlas

Yang pasti, sesakit hati apapun sekarang kau saat ini, tetaplah berprasangka baik, agar kesakitan itu lekas pergi, agar ikhlas menghampiri

Aku percaya, apa yang udah terjadi antara aku dan dia, semuanya atas izin Allah. Kecewa, bahagia bahkan perasaan cinta semua terjadi karena kehendakNya, sebab dibalik itu semua selalu ada hikmah yang terselip didalamnya.

Aku berharap, setiap kejadian yang sudah terjadi, pun ribuan perasaan yang sudah terlewati, aku bisa memetik hikmah kasih sayangNya. Alarm untuk diri agar senantiasa bersyukur terhadap karunia yang sudah banyak sekali Dia beri. Beristighfar karena sudah sering kufur terhadap nikmatNya yang bertebaran di muka bumi.

Revisi HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang