'Pernah gak sih ngerasa ada si suatu titik jenuh dalam hidup, ngerasa bosen sama rutinitas hidup yang itu-itu aja, gak berwarna.. nggak ceria, datar..'
"Ah itu berarti hati kamu nya lagi kosong.."
"ah engga! aku ,, enggak! hati aku nggak lagi kosong tau.. ada aja kok yang bikin aku seneng, yaa .. okee-okee, aku jomblo,, puas? "
"Yeehh, bukan itu maksudnya keles.. hati kamu perlu diisi, biar kembali lagi berwarna, kembali lagi memahami apa itu arti hidup, biar gak sia-sia nantinya.."
"Emm, piknik maksudnya? Eh iya juga sih, udah lama gue nggak piknik.."
"Iyaa, bisa tuh, piknik.. lebih bagus lagi pikniknya sekalian sambil merenungkan ayat-ayat qauniyah juga, mantap kan?"
"Apaan sih, Sya? Nggak ngerti.."
"Gini lho, tadi kan kamu bilang, katanya hati kamu ngerasa gak berwarna gitu kan? Gelisah mulu bawaannya?"
"Iyaaa.. terus?"
"Itu pertanda hatimu kosong, kesepian,, dia butuh teman untuk kembali menyinari dirinya..
Piknik? Iyaa.. bisaa,, tapi lebih tepatnya hatimu itu lagi sangat membutuhkan Nya, kedekatan antara kamu sama Sang pencipta hatimu itu bagaimana? Baik-baik aja, kan?
Sekarang,, gini deh, sebelum kamu cerita ke aku tentang semua ini, kamu udah cerita duluan belum sama Allah? Bertanya ada apa dengan hati? sambil sekalian introspeksi diri.
Inget, Kaa, kalo hati ngerasa gaenak, berarti ada yang salah di diri kita
Aku masih diam, Disya kembali melanjutkan..
Pokoknya kamu bebas ngadu tentang apapun, tentang perasaanmu, kesedihan, kegundahan,, semuanyaa.. ngadu sama Allah! Percaya deh, setelahnya kamu akan merasakan kehangatan, , atau mungkin saja itu pertanda Allah merindukanmu, Ka"
Rintikan mulai turun membasahi pipi,
"Aku nggak tau kapan terakhir kali bersikap manis gitu sama Allah , Sya,, sholatpun, rasanya cuma selewat doang, jarang ngehadirin hati untuk ikut terlibat, mungkin kesibukanku selama ini perlahan sudah menguasai semuanya. ia merenggut ketenangan, juga warna-warna itu.."
Aku menarik nafas dalam..
"Aku sedih Sya, hati aku kaya gini, hati aku matii.. L"
"Kamu juga gatau kan, kapan kamu terakhir nangis karena inget dosa?"
Aku mengangguk,
"Ini kamu lagi menangis Ka.." katanya, tersenyum
Aku memeluknya, tangisanku pecah,, rupanya sahabatku ini tengah membantuku untuk kembali menghidupkan hati, memberinya asupan nasihat yang cukup membuatku tertampar. Cukup membuatku kembali sadar.
Terima kasih, Rabbku.. atas semua pelajaran yang kau berikan, atas jalan keluar dari semua masalah yang Kau tunjukkan, atas orang-orang tersayang yang selalu mengingatkan kepada kebaikan.
Terima kasih
Hidup memang sepi kalau gak punya sahabat, tapi kalau hatinya yang sepi? Apa yang harus diperbuat?
Maka yang kita butuhkan adalah model sahabat yang gak hanya bisa gila dan asik bareng, tapi juga bisa tafakur bareng. Setuju gengs?!

KAMU SEDANG MEMBACA
Revisi Hati
Tâm linhme-revisi hati, memperbaiki diri. Kisah tentang seseorang, dengan hatinya.