Lanjutan Cerpen

571 2 0
                                    

Vino menulis surat buat sahabatnya tersebut. “Dia sangat sayang kepada Lisa, aku nggak akan ninggalin kamu. Tetapi kalau kamu memang nggak mau ketemu aku lagi, nggak pa-pa, kamu nggak usah khawatir, kamu nggak akan pernah lihat aku lagi”, dia meletakkan kata-kata itu di surat yang akan diberikan kepada Lisa. Dia menulis surat tersebut dengan berlinangan air mata yang jatuh ke kertas itu.

Vino mengumpulkan tugas Bahasa Indonesia tersebut serta menitipkan surat yang d tulisnya untuk Lisa, dia menyerahkan semua kepada Ibu Guru yang mengajar Bahasa Indonesia. Setelah itu, Vino pun berpamitan kepada ibu Gurunya tersebut. Bahwa dia akan pindah sekolah. Dia memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan tinggal bersama orang tuanya yang bekerja di sana, karena ayah Vino berpindah pekerjaan. Mungkin nggak akan kembali lagi.

Bel sekolah pun berbunyi waktunya untuk masuk ke kelas. Lisa kaget, karena bangku yang ditempati Vino kosong. Dia bertanya-tanya dalam hati. Kemudian Ibu Guru yang mengajar Bahasa Indonesia yang bernama Ibu Yunita, masuk ke kelas Lisa.

“Assalamualaikum...” sapa Bu Yunita kepada murid-muridnya

“Waalaikumsalam....” jawab semua murid

“Bu.. di mana Vino..? Vino nggak masuk Bu..?” kata Lisa kepada Bu Yunita.

“Ya..Oo..ya mana tugas yang Ibu berikan minggu kemarin..?”

“Ini kan buku Vino Bu..? Tetapi mana Vinonya..?” kata Lisa dengan heran.

“Vino sudah pergi..” jawab Bu Yunita hampir nggak terdengar.

“Pergi..?” Kenapa Bu..”

“Ibu juga nggak tahu Lis, Vino nggak bilang, dia hanya bilang kalau dia bakal pergi dan nggak akan kembali lagi ke sini, karena dia bilang kamu nggak mau ketemu dia lagi. Ini ada surat buat kamu dari Vino” jelas Bu Yunita.

“VINO...” Lisa nggak sanggup ngomong apa-apa lagi, dia ingat waktu dia mengusir Vino hanya demi pacarnya, dia nggak nyangka kata-katanya waktu sedang marah itu sudah buat dia kehilangan sahabat yang sangat menyayanginya dan rela dikatai apa pun dengan aku, agar aku bahagia dengan Gio.

Vino, maafin aku. Kata Lisa dalam hati. Hanya itu yang bisa diucapkan Lisa. Kemudian Lisa membaca surat dari Vino.

Setelah membaca surat itu, Lisa kaget karena sahabatnya selama ini ternyata mencintai dirinya. Aku berkata dalam hati :

“Kenapa kamu nggak ngungkapin semuanya padaku? Aku nggak akan marah, kalau dia jujur kepadaku. Kenapa dia pergi nggak pamit dulu padaku? Aku kan sahabatnya....!”.

kata bijak cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang