Empat : Sop Buntut Unamjeong

444 64 28
                                    

Gedubraak....





"Hahaha"





"Yak. Makananku."






"I wanna get jam time
swil teum eopsi batneun spotlight
Ahh you wanna be my life?
gulmjurin nomdeureun nae chongalbadina hae
gopge jeophae nae meosdaero dobaedoen
mudaero yeonhaeng da gyeolbaek (okay)
But manjok moshae jeoldae yeogie"





Ada yang nge-rap Cyper 4.





Tuk tuk





Ada yang memukul meja.






Itu adalah gambaran kelas mereka setiap harinya. Dan hari ini terjadi sedangkan ada guru yang mengajar disana.






Xiumin Ssaem (Guru Agama)


Guru tersabar. Ia akan terus berkomat-kamit mengajar disana walaupun suasana disana cukup gaduh. Ia adalah tipe yang tak ingin mengerasi siswanya.





"Oke selesai. Kita ujian." katanya. "Hari ini"




Masalahnya, ia suka mengadakan ujian dadakan.










*








"Yak. Bagaimana dia menjadi seorang guru?" celutuk Taehyung yang kesal karena kertas ujiannya kosong sama sekali.






"Dia sama saja dengan yang lainnya. Menyebalkan." tambah Jungkook.





Belum lagi mereka beristirahat dengan ujian agama yang berantakan, mereka dikagetkan dengan digesernya pintu kelasnya. Tapi, mereka tak memperdulikan itu.






"Ehem." dia mulai menyapa tapi tak diperhatikan oleh muridnya.






Lay Ssaem (Guru Bahasa Cina)



Ganteng dan tinggi.
Pembawaan lebih seperti seorang tentara. Tapi kadang kekuatannya tak seperti itu.




Kelemahannya, ia sedikit linglung.







Tak tak...

Ia mulai memukul meja menggunakan tangannya, menimbulkan bunyi yang lebih kurang terdengar seperti seorang yang sedang membersihkan tempat duduknya. Tak terdengar.





"Baiklah, aku akan mulai mengabsen." si guru kemudian menyerah. Tapi lagi-lagi tak ada yang memperhatikan. "Kim Namjoon" panggilnya. Tapi tak ada jawaban.





Namjoon yang merasa bosan kemudian memilih keluar bersama kawan-kawannya melalui pintu belakang. Tetapi.





Serrtt...




Pintu yang digeser Namjun ditahan oleh seseorang disana.




"Siapa kamu?" tanya Namjun.



"Suho Ssaem"




Suho Ssaem (Guru Ekonomi)




Ganteng dan terlihat mewah. Satu-satunya guru yang berani terhadap ARMY.



"Kami mau keluar" kata Namjun sambil berusaha keluar, tetapi terus ditahan oleh Suho.




"Bagaimana kalau kita buat persetujuan?" tanya Suho.




"Persetujuan?" tanya mereka semua.




"Apa itu?" tanya Namjun.




"Masuklah dulu. Kita buat kesepakatannya di dalam." ajak Suho. Mau tak mau, rombongan Namjun terpaksa kembali ke tempat duduknya.





Suho terpaksa memutar agar bisa masuk lewat depan. Kemudian, ia berdiri disamping temannya yang masih terlihat bingung belum menyatu dengan keadaan.




"Ada apa?" tanya Lay.



"Tak ada apa-apa. Tetaplah disitu." perintah Suho.





"Baiklah, pertama-tama perkenalkan, nama saya Suho. Panggil saja seperti itu." Suho mulai memperkenalkan diri.




"Saya melihat beberapa kejanggalan terjadi selama kami disini. Jadi saya memutuskan membuat sedikit kesepakatan kepada kalian." lanjutnya.




Para siswa awalnya tak tertarik dengan pembicaraan itu. Bagi mereka, yang aneh cukup perkataan pembuka ceramah si Octopus.




"Selama seminggu, siswa harus mematuhi peraturan yang saya buat." Suho kemudian sedikit melangkah agar berada di tengah-tengah siswanya. "Kalau kalian dapat memenuhi itu, saya akan men-traktir kalian makan di Restoran Unamjeong, makan apa saja yang kalian ingin disana." tutupnya.






Para siswa akhirnya terpanah dengan inti pembicaraan. Para ARMY sudah berdiri dari tempat duduknya dengan mata dan mulut yang kompak terbuka. "Benarkah?" teriak mereka.




Suho kemudian mengamgguk pelan. "Uh'um".



"Aku mau daging" teriak Jungkook.



"Boleh." jawab Suho santai.




"Ah, tidak. Kita makan Sop Buntut." potong Tae.




"Ah, benar. Kudengar harganya 47 ribu won (kalau rupian sekitar 500 ribuan per porsi)." sambung Suga. Bahkan Suga terbangun dengan itu.




"Ah, restoran terkenal itu." kini Seokjin mulai terbuai dalam bayangan Sop Buntut.





"Apa peraturannya?" Namjun kemudian bertanya dan diangguki oleh semua teman sekelasnya.





Suho kemudiam membalikkan badannya menuju papan tulis, mengambil sidol dan mulai menulis angka disana.




1. Dilarang berkelahi

2. Dilarang membolos pelajaran.

3. Memberi salam ketika guru masuk.

4. Mendengar ketika absen dan pelajaran.

5. Membungkuk kepada guru ketika melewati mereka dan memberi salam.

6. Tidak boleh datang terlambat.





Setelah menulis itu, Suho kemudian berpamitan kepada Lay dan keluar kelas meninghalkan catatan kecil dibawahnya
'Hubungi saya ketika kalian menyetujuinya'




Para murid masih tak percaya dengan aturan yang dibuat sendiri oleh Suho. Terlebih lagi, Lay Ssaem yang belum sama sekali menangkap situasi sebenarnya apa yang terjadi.




"Namjun-ah, apa kau tak mau makan itu?" Seokjin mulai meracuni fikiran Namjun.



"Tapi kita ada janji sore ini." jawab Jungkook sedikit lemah.




"Kita bisa menolaknya. Kita undur satu minggu saja." Tae memberi pendapatnya.



"Namjun-ah." Jeyop mulai membantu Jin. Diikuti oleh Suga. "Kapan lagi? Itu mahal dan enak." bisiknya.




"Apa kalian yakin?" tanya Namjun dan diangguki semangat oleh semua kawan-kawannya. "Lihat poin-point diatas." Namjun meyakinkan.




"Ne, kami lihat" teriak Jin semangat.




Dengan mantap, Namjun maju kedepan papan tulis dan menuliskan "SETUJU" disana. Kemudian kembali duduk menunggu gurunya melanjutkan pelajarannya. Tetapi, sang guru masih terlihat sangat bingung.







TBC...

Maaf banget kalau jelek.

Vote n comment yah.

Terimakasih sudah mampir ❤❤

학교 소년들 (Haggyo Sonyeondeul) Sekolah Laki-laki. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang