Tiga

49 12 0
                                    

"Jika senyum mu membuat rasa ini kembali, aku ingin senyum itu takan pernah pudar selama jantung ini berdetak".

Dessa mengingat mata itu, yaaa mata itu adalah mata yang pernah ia tatap sebelumnya "si mata tajam" batin Dessa berkata.

Bangku mereka cukup dekat dari bangku ketiga lelaki tersebut yaitu Mahessa, Roy dan si mata tajam.

Dessa lalu memalingkan wajahnya untuk tidak menatap mata tajam itu.

"Ra liat tuh si Roy ke sini!" kata Michelle lalu Rara menoleh melihat Roy yang sudah berjalan menghampirinya.

"Ada apa?" tanya Rara pada laki laki yang katanya sangat tampan di SMA Langit.

"Kamu yang namanya Rara?" tanya sang pemilik suara itu.

"Iya, kenapa?" tanya Rara lagi.

"Aku ramal kita akan jadian nanti" kata lelaki itu.

"Sok Dilan sama Milena aja lu", kata Mahessa yang sudah berada di blakang Roy.

"Milea kalik", kata Michelle sambil menatap Mahessa. Mahessa balas menatap Michelle.

"Yaya gue juga pernah nonton tu buku", kata Mahessa kali ini mantap.

"Film kalik", kata Dessa kali ini.

"Dasar ogep masak lu nonton buku, buku di baca oncom", kata Roy kali ini sambil memukul Mahessa karena kebodohannya itu, bukan bodoh tetapi kurang pintar, hehehe.

"Boleh kita gabung di sini?" tanya Roy pada tiga perempuan ini sambil sesekali melihat pada Rara.

"Boleh kok", Michelle menjawabnya.

"Silahkan ini pesananya", kata kakak pelayan sambil membawa 3 coffee dan cake pesanan mereka.

Mahessa dan Roy sudah duduk di bangku dengan meninggalkan sang pemilik mata tajam yang sendirian di bangku yang tadi mereka tempati.

Sang pemilik mata tajam hanya melihat tingkah dua sahabatnya itu yang mencari pesona pada dua perempuan yang berada pada bangku tersebut, dilihatnya teman yang bersama dua perempuan itu.

Dessa hanya melihat empat sejoli itu dengan senyum mengambang di pipinya yang memperlihatkan dua lubang yang berada pada pipi kanan dan kiri Dessa.

"Bisa senyum juga", kata pemilik mata tajam itu yang tak sengaja memerhatikan Dessa.

"Temen kamu gak di ajak kesini Roy?" tanya Rara yang heran kenapa teman Roy tidak ingin bergabung pada mereka.

"Oo, si Rava Rajendra Wijaya, ah dia biasa begitu", kata Roy. Yaa pemilik mata tajam itu bernama Rava Rajendra Wijaya yang memiliki sikap cuek dan dingin.

"Biasa begitu gimana?" tanya Rava yang sudah berada tepat di belakang Roy.

"Biasa lu kan orangnya aneh", kata Mahessa kali ini.

"Oo", kata Rava singkat, yang lalu duduk dan menaruh secangkir kopi miliknya di atas meja.

Dessa yang sudah asik dengan bukunya hanya mentap sekilas kepada 5 orang di meja sekarang ini.

Mereka berempat asyik berbincang bincang dan bersenang gurau, tanpa memperdulikan dua manusia yang ada di samping mereka dengan di selimuti keheningan.

Dessa mengeluarkan pulpen miliknya yang sangat mirip dengan pinpin, lalu di tulisknnya beberapa kata di bukunya sampai menjadia sebuah kalimat indah yang sangat sempurna baginya.

Rava melihat Dessa dan sebuah pulpen yang ia pegang, "sama" katanya dalam hati.

"Gue punya pulpen kayak lo", kata Rava yang ingin memecahkan kesunyian di antara mereka berdua.

"Lo? punya pulpen kayak gini?" tanya Dessa yang sudah berhenti merangkai sebuah kalimat kali ini.

"Iya" kata Rava, lalu mengambil pulpen itu dalam saku celanannya. "Nih", sambung Rava yang sudah memberikan pulpen itu pada Dessa.

Dilihatnya lekat lekat oleh Dessa, ia merasakan aura yang selama ini hilang dalam dirinya, yang membuat nya tak bersemangat di setiap hari akhirnya muncul, pulpen yang ia cari akhirnya berada pada genggamannya kali ini, pulpen yang ia rindukan akhir akhir ini kembali padanya.

"Kamu di mana dapat ini pulpen?" katanya dengan nada normal.

"Nemu", kata Rava singkat.

"Ini pulpen saya", lanjut Dessa, yang menatapa pulpennya binar.

"berarti benar dia yg punya"  kata Rava dalam hati.

"Yaudah, gue kembaliin", kata Rava sambil mengambil hp nya dalam saku celana miliknya.

"Chelle, Ra", panggil Michelle, lalu di tanggapi oleh dua sahabatnya itu.

"Kenapa Dess?" tanya Michelle dan Rara bersama.

"Pinpin", kata Dessa sambil menunjukan pulpen kesayangannya itu.

"Gile pulpen ada nama nya", timpal Mahessa.

"Lucu ya namanya pinpin, nama anjing gue aja namanya lupus", kata Roy kali ini yang membuat Rara,Michelle,Mahessa tertawa, namu tidak dengan Dessa dan Rava.

"Lu kira penyakit apa?", lanjut Mahessa.

"Yee gitu gitu namanya keren kan", kata Roy tak kalah mantap.

"Dimana dapet Dess?" tanya Rara selesai mereka tertawa.

"Nih cowok yang nemuin", tunjuk Dessa pada sang pemilik mata tajam.

"Owala, yaudah Dess jagain tu pinpin mu ya, jan sampek ilang, nanti lu gak makan lagi", kata Michelle.

"Gak gitu juga Chelle", jawab Dessa.

"Makasih", kata Dessa pada sang pemilik mata tajam dan lalu mengeluarkan senyum Dessa yang selama ini jarang ia perlihatkan, pada orang asing.

"Sama sama", sang pemilik mata tajam menjawab dengan membalas senyuman itu yang sangattt amat sangattt jarang terlihat lagi.

#Huyeye guys up lagi, maaf ya kalok jelek dan ada typo nya, makasi udah baca, saya harap kalian meninggalkan sebuah jejak yang sangat manis :) huhehehe.
tolong saran dan kritikannya ya.
TERIMAKASIH :)


Dream And Hope Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang