Prolog

98 19 1
                                    

"Jadilah seperti kopi pagi ini. Walau sendiri, namun memberi ketenangan dan inspirasi tanpa henti.”


Sebuah aroma khas coffee menjalar keseluruh ruangan tempat ia menatap sebuah dunia luas yang mungkin saja ia belum terlalu mengenal-nya.

Dihirupnya dalam dalam aroma wangi itu, ia menyukainnya dan lantas ia mengukir sebuah senyuman manis di bibir kecilnya.

Diselipkannya rambut panjang rapi terurai di daun telinganya.

Diteguknya secangkir coffee itu dengan tenang, dan sedikit memejamkan mata indahnya.

Sebuah pulpen cantik menari di sebuah buku miliknya, dituliskannya sebuah rangkaian kata indah dalam benaknya, tak henti sebuah kata demi kata ia susun hingga sang titik mengakhirinnya.

Mata cantiknya melihat ke seluruh penjuru ruangan ini, di tangkapnya sebuah mata tajam nan teduh jika di lihat, sang pemilik mata juga menatapnya tanpa henti.

Ia memalingkan wajahnya ke posisi semula, lalu meminum coffee miliknya lagi setelah selesai, ia memutuskan untuk memasukan barang barangnya pada sebuah tas miliknya.

Lalu ia lantas beranjak pergi untuk memulai hari baru yang cerah di pagi hari ini.

"Indah nya minggu pagi" katanya lalu meninggalkan kedai coffee tersebut dan sang pemilik mata tajam itu.


#maaf kalok ada typo ya :) semoga suka! :)


Dream And Hope Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang