10

7.8K 781 50
                                    

Sepanjang jalan itu Irene menangis, Ia mengacuhkan Seulgi dan membuang pandanganya ke arah jendela, mengabaikan Seulgi di sampingnya, bus sudah dua kali jalan di rute yang sama dan mereka belum mau turun,

"Unnie..."

Panggil Seulgi mungkin sudah puluhan kali, Irene tetap mengacuhkanya tidak mau di sentuh sama sekali padahal Seulgi sudah akan menenangkannya, meskipun begitu tangan mereka terus betautan bahkan Irene makin mengecangkan genggamanya

"Irene Unnie...."

Panggilnya lagi, tapi Irene tetap diam, ia masih terisak, sibuk menyeka air matanya dan tak peduli keberadaan Seulgi di situ, merasa bahwa kaca  jendela bus masih lebih menarik daripada seseorang dengan wajah khawatir di sampingnya

"Baechuu~~"

Panggilan itu akhirnya lolos dari bibir Seulgi dengan lembut dan rendah, membuat Irene kembali menangis dari sebelumnya hanya terisak, Seulgi makin khawatir, Tangisnya terdengar pedih, Seulgi benar benar tersiksa melihat Irene seperti itu,

"Aku kira kau sudah tidak peduli lagi padaku ~~" T^T

Rajuknya manja di sela sela tangisnya, air matanya makin deras, Seulgi hanya diam dan sibuk menyeka air mata Irene dengan sayang, Irene tampak mulai melunak, matanya yang bengkak terlihat mengenaskan dan itu mengkhawatirkan.

"Pernyataan bodoh dari mana itu?!"

Jawab Seulgi tak terima, itu sedikit melukai hatinya, ia tak pernah menunjukkan ketidakpedulian, semua hal yang menyangkut Irene di muka bumi ini adalah tanggung jawabnya,

"Kau berubah! kau mengacuhkanku! kau dingin dan kau sangat jauh dariku!"

Irene makin menjadi jadi dengan tangisannya, menumpahkan semua kegelisahan yang sangat menganggunya akhir akhir ini,

"Aihh... jinjjaa.."

mendengar ungkapan itu perasaan Seulgi seperti di koyak, belum lagi tangisan pedih Irene semakin membuatnya benar benar ingin mengubur diri, pelan pelan di bawanya Irene menyandar di bahunya, menyamankan sandaran mereka di bangku bus dan kembali menggenggam tangan Irene,

Ia bingung harus memulai darimana, ia sudah melunakkan sedikit rasa posesifnya seperti yang di inginkan Irene, Seulgi melirik ke arah Irene, wangi rambutnya begitu menenangkan, ia suka bau khas yang di bawa Irene, lembut seperti bayi dan menenangkan, Ia juga tak bisa jauh dari Irene, sedikit sedikit ia rapihkan rambut yang menutup wajah Irene dengan penuh perhatian, Irene sudah tenang di sandarannya, meski sedikit cegukan.

"Aku berusaha jadi yang kau mau Baechu sshi....,

"......"

"aku benar benar senang saat kita kembali, jadi akan kuperbaiki semua hal yang membuatmu tidak nyaman,"

Seulgi dengan tenang pelan pelan menjelaskan keadaan yang membuat Irene merasa Seulgi tak peduli lagi padanya, Irene hanya diam, isaknya masih samar, laju bus yang pelan menyamankan mereka untuk lebih leluasa membahas ini sekarang, mungkin satu putaran lagi di rute ini lalu mereka akan turun,

"aku membuatmu jauh dari teman temanmu, aku sering menelponmu di waktu kau asik dengan mereka, kau sudah akan ujian beberapa bulan lagi dan aku tak ingin menganggu waktu intensifmu, aku berusaha sopan padamu agar teman temanmu tak berpikiran bahwa aku tega padamu, aku sangat berusaha seminggu ini, memperbaiki sikap egoisku, menekan sikap  posesifku, meskipun pada akhirnya hari ini aku gelisah, dan aku mengikutimu diam diam"

Lanjutnya lagi, nada bicaranya kian berat, banyak sekali yang ingin ia ungkapkan tentang kekhawatirannya dan bagaimana dia memikirkan Irene terus sepanjang waktu, perasaan emosionalnya ini benar benar membuatnya lemah, semua tentang Irene membuatnya lemah,

[SEULGI x IRENE] STUCK ON YOU || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang