11

1.4K 275 29
                                    

Beres kelas terakhir ini Sohye bilang mau kerja kelompok tugas investigasi.

Tapi, Woojin gagalin gara-gara bilang, "Kita belom beli makan si Sukro juga. Kemarin gue kasih pindang tongkol sama nasi doang, soalnya Bunda cuma masak itu."

Alhasil Sohye ngalah, dan untung teman sekelompoknya setuju, soalnya, yang lain juga ada yang gak bisa.

Jadilah sekarang Woojin dan Sohye berada dihalaman rumah Woojin, mereka baru saja sampai.

Woojin berjalan duluan menuju pintu rumahnya, Sohye mengikuti dari belakang.

"Abang pulang." suara Woojin menggema keseluruh ruangan.

Muncul pria usia hampir setengah abad dari arah ruang makan.

"Tumben Bang, jam segini udah dirumah?"

"Abis beli makan buat si Sukro, Yah."

"Loh? Ada Sohye juga ternyata."

Sohye tersenyum lebar, "Ayah Minhyun!"

Ayah balas senyum, "Udah lama loh, gak main kesini?"

"Iya, sibuk tugas kelompok, nih, Yah."

"Sok sibuk nugas lo." ejek Woojin sambil melempar sepatu yang baru saja ia copot.

"Heh, sepatunya!" peringat Ayah.

Woojin manyun, setelah itu mengambil sepatu dan menyimpan nya di rak sepatu.

"Bunda mana, Yah?" tanya Woojin.

"Lagi jemput Adek les."

Woojin mengangguk, "Kalo kakak?"

"Belum datang, paling bentar lagi." jawab Ayah seadanya, "Hye ayo masuk. Si Sukro ada di halaman belakang, tadi sebelum les, Adek udah isi ulang tempat minumnya." cerita Ayah sambil menuntun Sohye menuju halaman belakang.

Woojin menaikan sebelah alisnya, "Dih, si Ayah sksd."

Sebelum mengikuti Ayah dan Sohye, Woojin mengambil makanan Sukro yang tergeletak di lantai. Setelah itu, ia berjalan menuju halaman belakang.

"Ayah kok udah pulang?" tanya Woojin yang baru saja muncul di halaman belakang.

"Males, ah, capek."

"Idih. Mana ada kerja gak capek."

Ayah mengangkat bahunya, "Iyasih."

"Ayah!" teriakan nyaring dari dalam rumah membuat ketiga orang dihalaman belakang ini memalingkan wajahnya kearah sumber suara.

"Jinyoung? Udah pulang nak?" tanya Ayah halus.

Jinyoung berlari lalu memeluk Ayah.

"Loh? Ada Sohye ternyata." sapa Bunda ramah yang baru saja muncul dari pintu halaman belakang.

Sohye berjalan menghampiri Bunda lalu memberikan salam,"Bunda sehat?"

"Alhamdulillah sehat. Disini dari tadi?"

"Engga kok, Bunda, baru aja sampe."

"Pasti lapar ya? Bunda buatkan makan ya, biar sekalian kan bentar lagi makan malam."

"Eeehh, ngga usah ngerepotin Bunda." Sohye jadi ngga enak.

"Ngga apa-apa." tepuk Bunda pada bahu kiri Sohye lalu berjalan memasuki dapur.

Ketika Sohye kembali, Jinyoung sudah berada dipangkuan Ayah. Sedangkan Woojin sedang memberikan makanan pada Sukro.

"Jangan banyak-banyak Abang! Nanti dia gendut."

"Gak papa. Biar gendut kaya kamu." jawab Woojin seadanya.

"Ayah, emang Adek gendut?"

"Engga, Abang yang gendut. Liat aja pipinya sampe gak kewadahin sama rahang dia." timpal Ayah sambil merapihkan rambut Jinyoung.

"Yes people, he is my dad." Woojin bicara pada dirinya sendiri sambil mengeluarkan Sukro dari kandangnya.

Sohye menghampiri Woojin lalu berjongkok, "Bener, Dek, liat aja tulang rahang Abang gak keliatan." timpal Sohye ikut-ikutan.

"Kurang ajar kamu wahai bebek sawah."

Rumah! \\ Woojin X Sohye  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang