32

2.5K 293 45
                                    

Woojin melebarkan kedua matanya. Mengedip berkali-kali, berusaha meyakinkan indera penglihatan nya.

Oh, c'mon!

Yang bener aja!

Sohye ada didepan mata Woojin bersama dengan Mina dan Rocky.

Senyuman Sohye masih sama seperti dua tahun yang lalu, Woojin mengucek kedua matanya, masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Ya awas dong lo nya, kita mau masuk." celetukan Mina menyadarkan Woojin. Dengan cepat dia melangkah mundur, memberi space untuk ketiga temannya masuk.

Tanpa perintah Rocky masuk duluan, diikuti oleh Mina yang menarik lengan Sohye. Masih linglung, Woojin menutup pintu apartemennya lalu berjalan mendekati ketiga temannya yang sudah duduk di sofa.

Sohye menatap Woojin dengan senyuman lebar, "Heh! Enak aja ya lo main ngilang-ngilang gak jelas." candanya.

Woojin menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, ia memamerkan senyum canggungnya, "Sorry."

"Sukro udah gue ambil, sekarang ada dirumah gue."

Kedua mata Woojin membesar, "Loh? Kapan lo kerumah?"

"Makanya, kalo punya rumah tuh pulang."

"Rumah, ya?" Woojin berdiri canggung, bingung harus bagaimana.

Mina melirik Woojin dan Sohye dengan ujung matanya, dia mencolek pinggang Rocky lalu berdehem, "Gue sama Rocky masak dulu ah." ujarnya sambil menarik lengan Rocky menuju dapur.

Rocky pasrah aja ditarik paksa sama Mina. Sebelum pergi, Mina sempat mengambil keresek berisi bahan-bahan makanan yang tadi sempat Rocky simpan didekat meja kecil samping tv.

Diruangan ini bersisa Woojin yang berdiri kaku didekat tv dengan Sohye yang duduk santai di sofa. Sohye memang terlihat santai, tapi sebenarnya, semua organ dalam perempuan itu bekerja terlalu cepat, tidak seperti biasanya.

"Duduk ngapa lo." Sohye berusaha mencairkan suasanya. Bak robot pintar, Woojin menuruti perintah, duduk disamping Sohye.

Dalam diamnya Woojin mencoba menenangkan debaran kencang pada jantungnya. Shit, kenapa bisa sealay ini. Dia memegang dada kirinya dengan tangan kanan lalu menarik napas dan menghembuskan nya secara perlahan.

"Gue sering maen kerumah lo. Tapi lo gak ada mulu."

Woojin melotot, menengok kearah Sohye yang berada tepat disampingnya, dia menurunkan tangan kanannya dari dada, "Ko orang rumah gak pernah bilang sama gue?"

Kali ini Sohye mengangkat bahunya, lalu balas menatap Woojin, "Gue suruh jangan bilang."

"Jinyoung yang biasanya comel juga gak ngomong, lagi."

Kikikan geli lolos dari mulut Sohye, "Gue sogok pake ice cream."

Woojin menggelengkan kepalanya, "Udah kelas dua belas juga masih aja doyan disogok pake ice cream."

"Daripada lo, langsung pergi, gak sempet gue sogok dulu."

Delikan tajam Woojin berikan pada Sohye, merasa tersindir lalu Woojin menjawab, "Ya lagian, punya temen kok dilupain. Sombong banget mentang-mentang punya pacar."

"Eh maaf nih ya, itu waktu gue masih ababil. Love is blind kalo kata GD mah."

"Iye, elu buta."

"Kurang ajar." balas Sohye cepat. "Ya lagian, gue sama dia cuma tahan tiga bulan."

"Bentar amat? Kok gue gak tau?" alis Woojin terangkat satu.

Rumah! \\ Woojin X Sohye  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang