18 : Aku, dia dan hujan (2)

600 96 45
                                    

Hari ini hujan, lagi. Dan Yoojung terjebak di antara puluhan manusia yang sama-sama berteduh karena saking derasnya hujan.

Ia menyesal tidak menuruti perkataan Dinan tadi pagi untuk membawa payung, sekedar berjaga-jaga agar ia tidak pulang basah kuyup seperti kemarin malam.

Ia lebih menyesal karena memilih pergi ke toko buku hanya untuk melihat apakah buku yang dicarinya sudah ada, tapi tidak membelinya. Jika tau begini, lebih baik menunggu di halte bus saja, siapa tahu ada Jihoon juga di sana.

"Geser dikit dong."

Yoojung melirik orang yang baru saja mengajaknya bicara, "aku?"

"Yaiyalah masa tetangga gue."

Mau tak mau, Yoojung menggeserkan badannya, sedikit menjauh dari laki-laki yang bajunya basah kuyup ditimpa hujan itu, "anak Taruma lo?"

"Iya."

"Oh," laki-laki itu tersenyum samar, "pantes cantik."

Yoojung risih karena beberapa menit kemudian laki-laki di sampingnya ini memperhatikannya terus-menerus, Yoojung menyolek pundak seseorang yang tak jauh dari jangkauan tangannya yang mungil.

"Mas, boleh tukeran tempat gak?" katanya sedikit berbisik, "saya takut di sini."

"Paan ki?"

Kebetulan sekali itu adalah Lucas, teman sekelasnya.

"Cas, tolong kamu pindah sini dong," Lucas menurut, ia meminta orang di antara dia dan Yoojung untuk berganti tempat dengannya, "maaf ya bu, temen saya keinjek itu."

Yoojung langsung berlindung di balik tubuh tiang Lucas, menghindari tatapan laki-laki aneh itu.

"Paan lu liat-liat? Naksir sama gue?"

Setelah mengatakannya, Lucas membalikkan badan menghadap Yoojung, "dih nih boncel satu kenapa belum pulang? Masih kecil juga berani kelayapan sendiri. Gak dicariin bonyok?"

Lucas digeplak Yoojung.

"Minjem jaket dong, cas. Dingin nih, mana masih pake rok."

"Gak. Siapa suruh gak bawa jaket."

"Kaaaannn jaket gue belum dibalikin."

"Misqueen."

Lucas digeplak Yoojung (2)

"Melas bener muka lo, nih pake."

Terlambat.

Jaket lain sudah terpasang indah di tubuh mungil Yoojung, "ayo, saya bawa payung," sedetik kemudian tangan kekar Jihoon merangkul pundak Yoojung dan perlahan membawanya berjalan menerjang hujan. Tentu saja dengan payung yang baru saja dibelinya itu.

"EH CEBOL KOK GUE DITINGGAL?!" Lucas, dengan segala kebingungannya.

"Kamu, belum pulang juga?"

"Jawabnya di halte aja ya, saya takut gak konsen liat jalan."

Mereka terdiam sampai tiba di halte bus, tempat dimana mereka saling berbagi kehangantan kemarin malam. aseq

Dumb Dumb ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang