43 : Kangen! (4)

244 48 33
                                    

"Maksud anda apa ya?"

Papa Nathan udah dalam mode garang, wajahnya kayak harimau yang mau menerkam kijang bulat-bulat di depannya.

Setelah pulang dari minimarket, Kinan bercerita bahwa ia bertemu dengan mantan pacarnya sewaktu kuliah dulu. Katanya ingin mengajak Kinan ke pantai, sekalian reuni dengan teman-teman yang lain. Karena tak ada satupun yang punya kontak Kinan, jadi ia tak mengetahui acara reuni itu.

REUNI PALALO PITAK! LO MAH BELUM JADI ALUMNI UDAH KE DO DULU!-Nathan, terbakar api cembokur.

Kinan lupa membawa ponsel, ia pulang ke rumah untuk bertanya pada suaminya apakah diijinkan untuk mengikuti acara tersebut. Ia sudah menebak bahwa Nathan tak akan pernah menyetujuinya, apalagi yang mengajak sang mantan. Tapi, tidak salah juga mencoba. Siapa tahu Nathan sedang dalam mood yang baik. Kinan sudah lama ingin ke pantai, tapi tak pernah kesampaian karena pekerjaan yang menumpuk.

Kebetulan saat pulang, Nathan sedang berbicara dengan sang Papa. Kinan malah terkejut sendiri melihat dua pria berbeda generasi itu menggulung lengan bajunya dan melangkah keluar rumah dengan wajah garang. Kinan menepuk dahinya, ia salah moment.

Mereka berjalan tergesa menuju minimarket, tidak salah lagi. Laki-laki berjaket jeans-Ardian yang sedang duduk santai di kursi depan minimarket tersentak dengan kehadiran keduanya. Kinan menyusul.

"Apa lo!" Sarkas Nathan dengan tatapan tajam. Sedari tadi ia memegangi Kinan agar selalu ada di belakang tubuhnya. Seakan takut dicuri.

Ardian mengernyit, menatap Kinan seolah bertanya.

"Yang ngajak ngomong di sini, mas. Bukan istri saya." Ujar Nathan dengan penekanan di kata istri.

"Eh? Istri?"

Kinan mengangguk kecil, Ardian akhirnya paham.

Papa Nathan sudah siap baku hantam daritadi, tapi kenapa wajah mantan Kinan seperti anak baik-baik, beliau tidak sanggup jika begitu.

"Maaf sebelumnya pak," Ardian berdiri, mencium tangan Papa Nathan dan tersenyum. "Saya Ardian. Temen kuliahnya Kinan. Kita ada acara reuni ke pantai, kebetulan ketemu Kinan di sini karena pada gak punya kontaknya. Boleh minta ijinnya?"

Papa Nathan senyum. Wajah sangarnya ilang. "Duduk lagi aja. Saya juga capek berdiri terus."

PA! KENAPA SENYUM??? WHAT R U DOING PAPAAAAAA!!! MASA GAJADI MARAH!!!!-batin Nathan bergejolak.

Ardian dan Papa Nathan duduk berhadapan, mulai berbincang. Nathan mendengus kesal, atas bujukan Kinan ia juga ikut duduk.

"Kamu tinggal di mana?"

"Oh saya mau nyari rumah di sekitar sini." Jawab Ardian santai. Nathan mencibir dalam hati. Entah kenapa ia kesal sekali dengan laki-laki di depannya ini, padahal ia tak melakukan apapun. Kinan yang sedari tadi memilih diam menepuk-nepuk pundak Nathan pelan.

"Oh, sebelah rumah saya ada yang kosong. Belum pernah ditempati sama sekali." Papa Nathan menjelaskan dengan ramah. Mencoba menawarkan sebuah rumah kosong di dekat rumahnya. Nathan mendecih.

Melihat Nathan yang terlihat tak suka padanya, Ardian berdehem pelan, mencari atensi Nathan.

Melihat Nathan yang terlihat tak suka padanya, Ardian berdehem pelan, mencari atensi Nathan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dumb Dumb ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang