14 : You can do it!

718 113 32
                                    

"Just ... hold my hand tight, believe me, your fear will disappear."

Yoojung mempererat genggamannya, perlahan-lahan mulai mengikuti langkah kaki Jihoon yang membawanya ke neraka dunia. Rumahnya sendiri.

"Nat, I don't want to go home."

"Hey, this is a chance for you, don't run anymore, you have to face it all."

Kristal bening itu pun perlahan mulai membasahi pipi gembul Yoojung, "don't cry, honey."

Jihoon menghentikan langkahnya, memandang kekasihnya itu kemudian mengelus lembut surai hitam kecoklatan milik Yoojung, sedetik kemudian bibir ranumnya sudah berada di puncak kepala gadis yang sedang menangis itu.

"I know this is hard, but at least you have to tell them what you feel all the time."

"Nathan, you don't know the pain of many years of torture and not considered a child by her own parents."

"Okay, I never know the taste, but when I see you like this, my heart is more pain, Nan."

Kini tubuh mungil itu sudah berada didekapan Jihoon, menangis tersedu-sedu, menumpahkan segala kesedihannya malam ini.

Jihoon terus menepuk lembut kepala Yoojung, berharap agar ia berhenti menangis dan melanjutkan tujuan awalnya datang ke rumah besar nan mewah di depan matanya yang dianggap neraka dunia bagi Yoojung. Walaupun tak pernah melihatnya sendiri, Jihoon sangat yakin bahwa Yoojung tersiksa lahir dan batinnya.

"Siapa itu?"

Suara bariton itu mengalihkan perhatian Jihoon, ia menoleh ke asal suara, "kamu siapa? Malam-malam kok--loh neng Kinan?"

Pria paruh baya yang diketahui namanya Justin itu mendekat sembari menepuk pipinya berkali-kali, "ini bapak gak salah lihat kan? Neng Kinan pulang ke rumah?"

"Pak, di dalem ada orang?"

"Tuan sama nyonya lagi ada tamu, neng. Kayaknya keluarganya nak Deka. Ini kenapa neng Kinan nangis?"

Yoojung menggeleng, menarik sedikit ujung bibirnya, "gak papa kok, pak. Kinan cuma kangen sama mereka."

"Naha malah nangtung di dieu?"

"Maunya sih masuk, tapi kayaknya besok-besok aja deh, pak. Kinan ada urusan lain." Yoojung menarik tangannya yang tergenggam tangan Jihoon, ia hendak pergi tapi tangan Jihoon lebih kuat. Jadilah ia tetap di tempat.

"Ini mau masuk kok, Pak Justin." Dengan sangat terpaksa, Yoojung ikut melangkah, "itu satpam kamu kok namanya Justin?"

"Bunda."

"Hah?"

"Bule sunda." Jihoon ingin tertawa tapi keadannya tidak memungkinkan.

Setelah berhasil memaksa kakinya untuk melangkah, sampailah mereka di depan pintu yang kebetulan tidak tertutup itu.

"Lái ba, nǐ kěyǐ!"

"Dai, puoi!"

"Allez, vous pouvez!"

"Sā, sā!"

"tueal , yamkinuk!"

"Mā khuṇ s̄āmārt̄h!"

"Éla, boreíte!"

"Vamos, puedes!"

"Anjeun bisa ngalakukeunana!"

"Ayo, sampeyan iso nglakokna!"

"Come on, you can do it!"

"Ayo, kamu pasti bisa!"

Dumb Dumb ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang