DADDY~

11.7K 568 22
                                    

"Appa! Apakah kau harus terus pergi bekerja?"

Seorang namja mungil di hadapan Chanyeol mengerucutkan bibirnya. Ia memainkan makanannya.

"Eh?"

"Aku benci jika appa selalu pergi setiap hari~"

"Appa bekerja untukmu juga, sayang.." Chanyeol mendekat. Mengelus rambut anak kesayangannya.

"Tapi appa tidak memiliki waktu untukku~" namja mungil itu mengalungkan tangannya ke leher Chanyeol. " Aku merindukan appa.." ia mengecup pipi Chanyeol sekilas.

"Appa juga merindukanmu, Baekhyun~" Chanyeol mengusak rambut Baekhyun gemas. "Kalau begitu, akhir pekan ini bagaimana kalau kita—

"Date!!!" Baekhyun meloncat-loncat kegirangan. "Aku ingin kencan bersama appa!"

Chanyeol tersenyum. "Kau itu sudah 17 tahun, tapi tingkahnya seperti anak umur 5 tahun saja.."

***

Ini sudah hari Sabtu. Baekhyun menunggu Chanyeol di depan rumahnya. Menatap ponselnya sebal.

'Baekhyun-ah~ acara kita harus diundur menjadi siang ini, tidak apa? Appa memiliki banyak kerjaan...'

"Aku tidak mau tau! Aku benci appa!" Baekhyun memperlihatkan wajah kesalnya.

'Anak appa sungguh lucu jika sedang sebal.. kkkk~' Chanyeol terkekeh. 'Tapi aku masih harus menemui seseorang....'

"Aku tidak peduli!"

'Chanyeollie~'

'Eoh? Wendy~ apa kabar? Aku merindukanmu..'

Ponsel Chanyeol terjatuh. Memperlihatkan Chanyeol berjalan kearah seorang yeoja dan merengkuhnya.

Mata Baekhyun memanas. Air matanya ingin keluar.

"SEKALIAN SAJA APPA BERKENCAN DENGAN WANITA ITU!" Baekhyun menutup facecall-nya dengan Chanyeol. Kemudian Ia melempar handphonenya sembarangan.

"Aku sungguh membenci appa!"

***

'SEKALIAN SAJA APPA BERKENCAN DENGAN WANITA ITU!' Terdengar teriakan dari ponsel Chanyeol. Membuat Wendy dan Chanyeol menoleh.

Chanyeol mendesah kecewa. Ia mengambil ponselnya begitu tau pasti Baekhyun telah mengakhiri teleponnya. Dan yang pasti, Baekhyun marah saat ini.

"Siapa? Baekhyun?" Wendy bertanya dengan semangat.

"Ya, sepertinya dia marah lagi." Chanyeol mencoba menghubungi Baekhyun. Tetapi percuma, sepertinya Baekhyun menonaktifkan ponselnya.

"Aku sangat merindukannya. Dia pasti sudah besar sekarang.." Wendy menarik kursi di depan Chanyeol dan mendudukinya. "Aku ingin bertemu dengannya.."

"Sepertinya dia cemburu denganmu.." Chanyeol menatap Wendy.

"Eh?"

"Kau tau, aku dan Baekhyun memiliki hubungan yang tidak wajar, bukan?"

"Tentu saja aku tau. Untuk apa dia cemburu dengan tantenya sendiri?", Wendy tertawa. "Telepon dia lagi!"

***

Baekhyun menyalakan ponselnya lagi. Ia sebenarnya masih sebal dengan Chanyeol. Tapi dia tidak bisa lepas dari ponselnya. Jadi Ia membuka kembali ponselnya dan melihat begitu banyak telepon yang masuk. Begitu pula dengan panggilan Chanyeol sekarang. Baekhyun mengangkatnya.

"Apa?!"

'Kau tidak perlu cemburu, Hyunnie~'

"Jangan hubungi aku lagi!"

'Kau cemburu denganku?' Pupil Baekhyun membesar.

"Wendy Noona!!"

'Tenang saja, Baekhyun. Aku tidak akan merebut 'appa'mu..' Wendy terkekeh. 'Dia hanya milikmu.'

Wajah Baekhyun memerah. "Tutup teleponnya, aku malu!"

***

Wendy tertawa dengan keras. Ia sedang mengolok-olok Chanyeol tentang Baekhyun yang sangat manja.

"Kau, pulanglah lebih cepat. Aku yakin, Baekhyun tidak akan kesal denganmu." Wendy mendorong punggung Chanyeol.

"Baiklah~"

***

Baekhyun memegang pipinya sendiri. "Eomeo! Ternyata itu Wendy Noona!"

Baekhyun memukul kepalanya sendiri. "Ah aku harus bagaimana di depan appa nanti?"

Baekhyun berjalan menuju kamarnya membuka lemari bajunya. Mencari sebuah pakaian yang menurutnya akan cocok untuk dipakainya.

"Mungkin aku harus memakai ini untuk appa~"

***

Chanyeol membuka pintu rumahnya. Menatap ruang tamu di depannya. Melangkahkan kakinya untuk masuk lebih dalam. Dahinya mengernyit, Ia tidak menemukan Baekhyun di ruang keluarga maupun kamarnya.

Ia memijit pelipisnya. Kemudian berjalan kearah kamarnya sendiri. Chanyeol memutar kenop pintunya dengan heran.

"Pintunya tidak terkunci—

Chanyeol memandang pemandangan di depannya dengan takjub.

"Baekhyun-ah—

"Daddy suka?" Baekhyun mendekat. Menempelkan tubuhnya ke tubuh Chanyeol. "Aku melakukan ini untuk minta maaf."

Cup

Baekhyun mencium bibir Chanyeol. "Kau tidak suka?"

"Kau—

"Aku sungguh malu. Kukira kau berselingkuh. Jadi kulakukan ini untukmu." Baekhyun meraih tangan Chanyeol untuk meremas bokongnya. "Nikmati aku, daddy~"

Pria berumur 42 tahun itu menggeram. Ia menempelkan bibirnya dengan bibir Baekhyun dan melumatnya kasar.

"Kau selalu bisa membuat bagian bawahku terbangun, Baby~" Chanyeol meremas bokong Baekhyun kuat.

Chanyeol membanting Baekhyun menuju tempat tidurnya. Melucuti semua pakaian Baekhyun. Ia menampar bokong bulat milik Baekhyun.

"Lihat apa yang kudapatkan, hm~" Chanyeol meremas dan menampar bokong Baekhyun dengan bersemangat.

"Itu perih~ daddyhhh~" Chanyeol membalikkan tubuh Baekhyun sehingga tubuh Baekhyun menjadi tengkurap.

"Bokongmu semakin kenyal dari hari-hari kemarin."

Plak plak plak!

Chanyeol masih saja menampar bokong Baekhyun. "Ini menjadi candu untukku."

"Masukkan jarimu, daddy~~"

Chanyeol memasukkan 2 jarinya kedalam lubang Baekhyun. Mengorek-ngoreknya dengan gerakan yang sensual. Membuat Baekhyun menggelinjang.

"Aku menginginkan penismu, daddy~"

FIN

ONESHOOT [CHANBAEK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang