"Hei, Mark. Ini sudah hampir sebulan."
Saat ini Eunho tengah duduk dan menatap Mark yang masih betah tertidur di ranjang pesakitan.
"Aku masih bingung, bagaimana aku bisa melihatmu?" tanya Eunho. Gadis itu lalu teringat akan kaleng tempat bangau kertas Mark. "Mark, apa boleh aku membuka dan menbantu kau menyelesaikannya?"
Eunho berdiri dari duduknya dan tersenyum kecil. "Tunggu sebentar, aku akan kembali."
Gadis itu lalu berjalan menuju atap. Begitu sampai, pandangannya langsung mengarah pada kalengan berwarna kecokelatan yang mulai tertutup salju. Segera Eunho mengambil kaleng tersebut dan membersihkan tumpukan salju tipis di atasnya.
"Huh?" Eunho menyipitkan matanya begitu melihat coretan pada kertas di atas tutup kaleng.
920 bangau kertas, Februari 2018.
Bukankah kemarin baru delapan ratus? Siapa yang melanjutkan hingga sembilan ratus dua puluh?
"Ah." Eunho menjentikkan jarinya begitu wajah Jeno muncul dalam pikirannya. Mungkin saja lelaki bernama lengkap Lee Jeno itu yang menambahkan bangau kertas.
Dengan hati-hati, Eunho membuka tutup kaleng dan mengambil bangau kertas paling bawah.
Semoga aku dapat sembuh.
Eunho tersenyum. "Pasti Mark, mau bangun dan sembuh."
Gadis itu lalu membuka beberapa bangau kertas.
Aku ingin Mark hyung tetap hidup.
Jeno dan Sungkyung, ku harap mereka akan bersama selamanya.
Go Eunho, aku senang melihatnya. Apalagi saat dia tersenyum. Aku harap senyum selalu terlukis di wajahnya.
Eunho tersipu. Kenapa baginya kata-kata Mark begitu manis? Padahal dulu gadis itu paling anti dengan kata-kata seperti itu.
Jihoon, aku harap kau jujur.
"Huh? Jihoon? Siapa Jihoon?" Eunho menatap kertas tersebut bingung. Dengan gerakan cepat gadis itu menelepon Jeno. Namun tak di angkat.
"Ya sudahlah, aku tanyakan nanti saja. Sekarang aku ingin membuat bangau kertas untuk Mark."
***
"Kenapa kau mengajakku kesini? Aku harus pergi les," ucap Sanha begitu Jeno membawanya ke atap sekolah.
"Apa kau berbuat kesalahan?" tanya Jeno dengan mata yang menatap tajam Sanha yang sedari tadi menunduk menatap lantai.
"Huh? Apa maksudmu?"
Jeno menghela napasnya pelan. "Jangan berbohong Yoon Sanha, kau terlihat berbeda."
"Apanya yang berbeda? Aku tetap Yoon Sanha!" teriak Sanha spontan.
"Lalu kenapa kau tak berani menatap mataku?" tanya Jeno dengan suara meninggi membuat Sanha diam seketika, bahkan menahan bapas.
"Ak-aku.... "
Sanha memundurkan langkahnya begitu di rasa Jeno berjalan mendekat. "Tetap di tempatmu!"
Jeno tetap berjalan mendekat meski Sanha berteriak agar dirinya tetap di tempatnya. Baginya, Sanha terlihat mencurigakan, lelaki itu seolah mengetahui sesuatu yang tak seharusnya dia tahu.
"Sanha dengar." Jeno memegang kedua bahu Sanha membuat lelaki itu menatapnya. "Aku mengenalmu lama dan kau bukan tipe seperti ini. Kenapa kau begitu ketakutan? Jika kau tahu sesuatu, katakan saja padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathe Again | 𝘔𝘢𝘳𝘬 𝘓𝘦𝘦 ✔
Fanfiction"Mark, sedang apa?" Mark mengangkat kepalanya dan tersenyum. "Membuat seribu bangau kertas." "Untuk?" "Pasien kamar VIP di ujung sana bilang kalau membuat seribu bangau kertas, harapan kita akan terkabul." "Memangnya harapanmu apa?" Mark tersenyum s...