Suasana canggung menyelimuti mereka. Tentu Mark merasa canggung, apalagi tertangkap basah sedang menguping. Namun berbeda dengan gadis di depannya yang tengah menunduk.
"Kau tak apa?" tanya Mark membuat Eunho mendongak dan tersenyum. "Aku baik-baik saja. Aku pergi dulu, ya."
Mark menahan pergelangan Eunho. "Kemana?"
"Atap. Mau ikut?"
Dengan ragu, Mark mengikuti Eunho dari belakang. Kepalanya mendadak pusing begitu memasuki atap.
"Kita pertama bertemu di sini."
Mark mengerutkan keningnya bingung. Lelaki itu menghentikan langkahnya, menatap punggung Eunho yang berjalan menjauh.
"Saat itu kau berdiri disini, menatapku dengan senyum kecil dan menyapaku dengan hangat," jelas Eunho sembari tersenyum lebar.
"Jika aku memaksamu untuk mengingatku, apa kau akan mencoba untuk mengingatku?"
Tanpa menjawab pertanyaan Eunho, Mark berjalan mendekat dan menatap jalanan kota Seoul. "Kita bertemu disini?"
Eunho mengangguk membuat Mark menatapnya. "Memangnya, kenapa aku harus mengingatmu?"
"Karena kau sendiri yang bilang, bahwa aku harus mengingatkanmu tentangku, tentang jantungmu yang selalu berdetak tak normal karenaku," jawab Eunho.
Eunho pikir Mark akan menyangkal. Nyatanya, lelaki itu terlihat berpikir keras membuat Eunjo tak tega.
"Kalau tak bisa, tak usah di paksaka-"
Mark mengangkat tangamnya, memberi kode agar Eunho diam. Lelaki itu merasa kepalanya pusing. Mark berpegangan pada pagar pembatas. Lelaki melihat ke arah jalanan Seoul sekali lagi.
"Oh, kau datang?"
"Apa yang ingin kau bicarakan?"
"Ada yang ingin kubicarakan."
Mark menutup matanya sejenak begitu sebuah ingatan tentang dirinya dan seorang lelaki tengah berbicara di atas jembatan tol.
"Tapi kenapa harus disini? Ayo ke cafe, ku traktir."
"Mark."
Panggilan lelaki itu membuat Mark menghentikan langkahnya dan menoleh.
"Apa kau pikir aku menyukaimu?"
"Memangnya kau gay?"
"Kau pikir, aku senang melihatmu? Aku muak, Mark. Aku muak mendengar para guru memujimu. Kenapa aku selalu di sebut ranking dua atau ranking setelah Mark?"
Mark mengerutkan keningnya bingung. "Hei, ada apa denganmu? Apa kau punya masalah?"
"Berhenti berpura-pura baik, kau membuatku muak."
Lelaki itu melonggarkan dasinya dan mengacak rambutnya frustasi. "Rasanya udara menjadi kering di sekitarku begitu melihatmu selalu di kelilingin oleh orang-orang. Kenapa aku tidak? Padahal kau hanya satu tingkat di atasku."
"Lalu, kau mau apa?" tanya Mark tak mengerti.
"Mati." Lelaki itu menyeringai menatap Mark. "Aku ingin kau mati, Mark Lee!"
"ARGH!" Mark terduduk memegang kepalanya yang terasa berputar dengan berbagai kejadian-kejadian lampau.
"Mark, kau baik-baik saja?" tanya Eunho panik.
"Hei, apa yang ingin kau lakukan?" tanya Mark panik begitu melihat temannya berjalan mendekat.
"Sudah ku bilang, aku ingin kau mati."
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathe Again | 𝘔𝘢𝘳𝘬 𝘓𝘦𝘦 ✔
Fiksi Penggemar"Mark, sedang apa?" Mark mengangkat kepalanya dan tersenyum. "Membuat seribu bangau kertas." "Untuk?" "Pasien kamar VIP di ujung sana bilang kalau membuat seribu bangau kertas, harapan kita akan terkabul." "Memangnya harapanmu apa?" Mark tersenyum s...