Mark berjalan di koridor sambil sesekali menyapa para suster dan pasien dengan senyum ramah. Lelaki itu baru saja tersadar dari koma tiga hari yang lalu. Jadi para suster menyarankan untuk berjalan-jalan di sekitar rumah sakit, guna melatih sendinya yang mungkin tertidur saat dia koma.
Tapi nyatanya, sendi-sendinya masih berfungsi dengan baik, hanya saja Mark tak bisa berjalan cepat atau berlari.
"Oh, korban kecelakaan? Eh, bukannya ya?"
Mark diam di tempatnya dan menatap para Perawat yang tengah mendorong ranjang rumah sakit. Begitu mereka melewati Mark, saat itu juga Mark dapat melihat wajah pucat seorang gadis yang tak sadarkan diri.
Jantungnya berpacu lebih kencang daripada biasanya. Wajah gadis itu, entah kenapa membuat Mark ingin melihatnya dua kali..., tiga kali, dan seterusnya.
"Mark!" Mark menoleh ke arah Jeno yang tengah berjalan ke arahnya. Begitu Jeno sampai, Mark segera menatap mata sahabatnya itu.
"Jeno..., apa dosa jika aku jatuh cinta pandangan pertama pada seorang gadis yang tengah terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit?"
"Apa?"
"Gadis tadi- aku tak tahu namanya, tapi dia membuat jantungku berdetak kencang. Tiba-tiba aku ingin melihat wajahnya lagi," jelas Mark membuat Jeno menatapnya heran.
"Mark, sepertinya koma membuat otakmu tergeser dari tempatnya, ya?"
***
Meskipun Jeno mengatakan itu hanya perasaan sesaat, Mark tidak peduli. Lelaki itu ingin melihat wajah gadis itu lagi dan memastikan jika jantungnya berdetak kencang saat melihatnya, Mark yakin dia jantuh cinta.
Mark mengintip dari balik kaca. Gadis itu tengah tertawa bersama seorang wanita. Mark memegang dadanya, jantungnya kembali berdetak kencang.
Mark segera pergi begitu gadis itu hampir saja melihatnya.
Dalam jalannya, Mark tersenyum. Apa jatuh cinta sesederhana ini?
Tidak hanya hari itu. Besoknya, Mark juga diam-diam mengikuti gadis-yang sampai sekarang tak Mark ketahui namanya.
"Aduh, pasien Go Eunho, jangan lari-lari."
Mark menoleh menatap perawat yang tengah berlari mengejar seorang gadis.
"Ah, namanya Go Eunho?" Mark tersenyum senang dan kembali memperhatikan perawat yang tengah di buat pusing oleh Eunho.
"Dia aktif sekali,"gumam Mark.
"Berhenti menguntit orang seperti itu. Kau bercita-cita sebagai stalker, ya?"
"Astaga, aku terkejut!"
Jeno memutar bola matanya melihat ekspresi menyebalkan dari sahabatnya.
"Kalau kau suka, dekati dia. Jangan jadi pengecut seperti ini. Kau lelaki bukan sih?"
Mark cemberut mendengar omelan Jeno. "Abisnya..., abisnya dia itu seperti balita lima tahun yang sangat aktif. Kau lihat dia? Dia bahkan membuat perawat berteriak tiga kali dalam sehari, seperti minum obat saja."
"Wah, kau sampai sehafal itu padahal dia baru tiga hari dia rumah sakit?" tanya Jeno tak percaya.
Mark tak memperdulikan Jeno dan masih menatap Eunho yang sibuk berlari ke sana-kemari.
"Menurutmu, aku dan dia cocok tidak?" tanya Mark sembari bergumam pelan yang tetap bisa di debgar Jeno.
"Cocok saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathe Again | 𝘔𝘢𝘳𝘬 𝘓𝘦𝘦 ✔
Fanfic"Mark, sedang apa?" Mark mengangkat kepalanya dan tersenyum. "Membuat seribu bangau kertas." "Untuk?" "Pasien kamar VIP di ujung sana bilang kalau membuat seribu bangau kertas, harapan kita akan terkabul." "Memangnya harapanmu apa?" Mark tersenyum s...